Kasper Schmeichel dan Mimpi Anak Menyamai Prestasi Ayah Bersama Denmark
INDOSPORT.COM - Keberhasilan Denmark melaju ke semifinal Euro 2020 melahirkan sebuah cita-cita bagi para penggawanya. Terutama untuk sang penjaga gawang, Kasper Schmeichel, yang ingin menyamain pencapaian sang ayah, Peter Schmeichel.
Keberhasilan Denmark melaju ke semifinal Euro 2020 tak lepas dari pengaruh para penggawa seniornya. Selain Simon Kjaer selaku kapten tim, ada pula Kasper Schmeichel yang berdiri kokoh di bawah mistar gawang Tim Dinamit.
Denmark berhasil melangkah ke 4 besar Euro 2020 usai menundukkan sesama kuda hitam, Ceko, di perempat final dengan skor 2-1 pada Sabtu (3/7/21) WIB.
Kepastian lolosnya Denmark ini ditentukan lewat gol dari Thomas Delaney dan Kasper Dolberg di paruh pertama, tepatnya di menit ke-5 dan ke-42.
Torehan melaju ke semifinal ini adalah yang pertama sejak Denmark menjuarai Euro 1992. Dengan sejarah tersebut, Kasper Schmeichel tentu berharap bisa mengulangi catatan sang ayah, Peter, yang menjadi penjaga gawang utama tim Dinamit di 1992.
Apalagi sesaat sebelum Euro 2020 dimulai, Kasper yang telah berusia 34 tahun menyatakan ingin menyamai torehan sang ayah.
âSaya ingin meraih kesuksesan bersama Denmark. Saya ingin memenangkan Euro bersama Denmark. Saya ingin mencoba sesuatu yang liar dan ingin pergi ke Piala Dunia dan bermain selama mungkin,â tutur Kasper pada 6 Juni lalu.
Keinginan Kasper Schmeichel menyamai torehan sang ayah, Peter, agar dirinya tak terus berada di bawah bayang-bayang sang ayah yang dikenal sebagai kiper terbaik sepanjang masa Denmark dan salah satu kiper legendaris dunia.
Membawa nama besar sang ayah, tentu ada beban besar yang dirasakan Kasper Schmeichel dalam perjalanannya sebagai penjaga gawang.
1. Kasper yang Selalu di Bawah Bayang-bayang Peter
Bandingkan saja dengan perjalanan sang ayah, Peter Schmeichel, yang langsung dipinang Manchester United pasca tampil apik bersama Brondby di Denmark.
Sedangkan Kasper, yang langsung bermain di akademi Manchester City, malah keluar masuk tim-tim gurem dengan status pinjamn sebelum dilepas ke tim gurem lainnya, Notts County.
Sang ayah, Peter, menjalani karier nyaris sempurna. Ia tak butuh waktu lama yakni hanya dua tahun sejak kepindahannya dari Brondby untuk memenangkan gelar Liga Inggris bersama Man United.
Sedangkan Kasper, baru merasakan mengangkat gelar Liga Inggris bersama Leicester City pada 2016 atau 12 tahun setelah dirinya menginjakkan kaki di sepak bola profesional Inggris.
Rentetan prestasi diteruskan sang ayah bersama Man United dengan 11 gelar. Sedangkan Kasper hingga di usianya yang ke-34 baru merasakan dua gelar bersama Leicester.
Pencapain puncak sang ayah didapat saat membawa negaranya, Denmark,, menjuarai Euro 1992. Hal ini pun membuat Kasper termotivasi.
Sebab, Denmark tinggal menjalani 2 x 90 menit untuk meraih gelar Euro keduanya sepanjang sejarah. Dengan catatannya sejauh ini, tim Dinamit punya kesempatan untuk mengulangi pencapaian 29 tahun silam.
Tekad ini lah yang dipegang oleh Kasper. Mungkin torehan di klub akan sulit dikejar mengingat usianya yang telah 34 tahun.
Tapi, tak ada yang lebih menyenangkan membawa negaranya yang berstatus kuda hitam menjuarai Euro 2020 di tengah kepungan tim-tim besar di semifinal.
Prestasi Euro 2020 pun setidaknya akan menutup pandangan orang terhadap Kasper yang selalu berada di bawah bayang-bayang sang ayah karena hanya menyandang nama ‘Schmeichel’.