x

Kesalahan Terbesar Thomas Tuchel Adalah Membawa Chelsea Menangi Liga Champions

Senin, 5 Juli 2021 10:53 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
Pelatih Chelsea, Thomas Tuchel kenakan sepatu keberuntungan saat Chelsea menjuarai Trofi Liga Champions.

INDOSPORT.COM – Thomas Tuchel membuat kesalahan besar saat membawa Chelsea menjuarai Liga Champions 2020-2021. Karena prestasi itu, ia tak kunjung mendapat dukungan di bursa transfer musim panas 2021.

Chelsea menjadi salah satu tim yang paling tenang di bursa transfer musim panas 2021 saat sebagian rivalnya bergerak cepat mendatangkan beberapa pemain bintang.

Di saat para rivalnya dikaitkan dengan berbagai rumor dan telah mendatangkan beberapa pemain kelas dunia, Chelsea tak banyak melakukan pergerakan seperti di tahun lalu.

Baca Juga
Baca Juga

Padahal, sebelumnya Chelsea dilaporkan akan memberi dukungan kepada sang pelatih, Tuchel, yang telah memberikan prestasi luar biasa yakni menjuarai Liga Champions kedua.

Thomas Tuchel berhasil mengantarkan gelar Liga Champions 2020-2021 ke Stamford Bridge hanya dalam tempo lima bulan sejak dirinya ditunjuk menggantikan Frank Lampard.

Bahkan, progres ditunjukkannya, termasuk bermain dengan apik dan mendapat hasil maksimal. Untuk ukuran pelatih dengan daya magis besar dalam tempo singkat, Tuchel pantas mendapat dukungan terutama di bursa transfer.

Baca Juga
Baca Juga

Namun, alih-alih mendapat dukungan, Tuchel malah mendapat kekecewaan besar di mana Chelsea kalah dalam perburuan Achraf Hakimi.

Hakimi sendiri merupakan pemain idamannya yang ia butuhkan di posisi Wing Back kanan dalam formasi 3-4-2-1 yang Tuchel terapkan di Chelsea.

Apa yang dilakukan Chelsea seperti memberi jebakan kepada Thomas Tuchel. Pada akhirnya, pelatih asal Jerman ini hanya akan mengalami nasib seperti para pendahulunya, yakni dipecat.


1. Tuchel dan Sejarah Kelam Chelsea Pasca Juara

Thomas Tuchel di laga Southampton vs Chelsea

Chelsea dan para petinggi klub mustinya berkaca pada rival. Sebagai contoh, ada Manchester United yang berhasil mendatangkan bintang ternama sekelas Jadon Sancho saat Euro 2020 tengah berlangsung.

Bahkan, belum lama ini Setan Merah juga dilaporkan tengah melancarkan negosiasi dengan Rennes untuk mendatangkan Eduardo Camavinga.

Pergerakan Man United ini dilandasi untuk mendukung sang pelatih, Ole Gunnar Solskjaer, meraih prestasi berupa gelar di musim depan.

Sebagaimana diketahui, Man United gagal meraih gelar satu pun di bawah arahan Solskjaer. Desakan fans kepada Glazers membuat pemilik Setan Merah memberi dukungan kepada pelatih asal Norwegia tersebut.

Hal tersebut berbanding terbaik dengan Tuchel. Siapa sangka, usai berhasil meraih titel Liga Champions, ia malah belum mendapat dukungan apapun, bahkan hingga Chelsea akan menggelar pramusim.

Apa yang dilakukan Chelsea ini mengingatkan INDOSPORT pada prahara di tubuh The Blues pada tahun 2015 dan 2017.

Pada 2015, Chelsea yang ditukangi Jose Mourinho baru saja menjuarai Liga Inggris. Logikanya, agar tim asal London Barat itu terus meraih gelar, petinggi The Blues harusnya memberi suntikan dana untuk membeli pemain berkualitas.

Sayangnya hal itu tak dilakukan. Malahan, Mourinho mendapatkan pemain 'kelas dua'. Para pemain  tersebut adalah Papy Djilobodji, Radamel Falcao (yang saat itu dianggap sudah habis), Kenedy, Asmir Begovic, Abdul Rahman Baba dan Pedro Rodriguez.

Dari enam pemain itu, hanya Pedro Rodriguez yang bisa bertahan lama dan meraih beragam gelar bergengsi di kancah domestik dan Eropa bersama Chelsea.

Datangnya para pemain kelas dua ini membuat Chelsea hancur dan bahkan terancam degradasi hingga puncaknya Mourinho harus mendapat pemecatan dan digantikan Guus Hiddink lalu finis di tempat ke-10.

Untuk pemecatan ini, kesalahan terbesar berada di petinggi Chelsea yang tak memberi dukungan kepada sang pelatih yang telah membawa gelar.

Seakan tak belajar dari sejarah, Chelsea kembali mengulanginya kebiasaannya ‘tak mendukung’ pelatih pada 2017 saat era Antonio Conte.

Pasca Conte menjuarai Liga Inggris 2016/17, ia meminta sederet bintang seperti Romelu Lukaku dan Virgil van Dijk. Namun apa yang Chelsea berikan?

Chelsea malah mendatangkan Alvaro Morata dan Antonio Rudiger. Selain itu ada nama Davide Zappacosta, Danny Drinkwater, Tiemoue Bakayoko,dan Willy Caballero.

Dari tujuh pemain tersebut, hanya Rudiger dan Caballero yang bertahan di skuat utama. Morata dilepas lalu Zappacosta, Drinkwater, dan Bakayoko dipinjamkan.

Atas transfer tersebut, Chelsea mengalami penurunan dan terlempar dari zona Liga Champions yang kemudian berdampak pada pemecatan Antonio Conte di akhir musim kendati menjuarai Piala FA.

Beruntung bagi Frank Lampard saat itu. Pasca Maurizio Sarri menjadi juara Liga Europa, Chelsea dikenakan larangan transfer sehingga dana belanja dikumpulkan dan berujung pada transfer gila-gilaan pada musim panas 2020.

Dengan berkaca pada sejarah yang belum berlangsung lama, Tuchel wajib was-was karena hingga bulan Juli, ia belum mendapat pemain yang ia inginkan.

Jangankan mendapat pemain, rumor yang menyebut Chelsea tertarik mendatangkan pemain saja tak begitu kuat karena pasifnya pergerakan para petinggi The Blues.

Jangan heran andai Tuchel harus menerima pemecatan di pertengahan atau akhir musim depan hanya karena pasifnya petinggi Chelsea yang puas akan pencapaian skuat The Blues saat ini.

Pada akhirnya membawa Chelsea menjuarai Liga Champions 2020/21 adalah kesalahan terbesar Thomas Tuchel di London Barat.

Bursa TransferChelseaJose MourinhoAntonio ConteThomas TuchelMarina GranovskaiaIn Depth SportsSepak Bola

Berita Terkini