Sejarah Kejayaan Italia 2006, Diwarnai Serudukan Ikonik Zinedine Zidane
INDOSPORT.COM - Kisah sukses Italia di Piala Dunia 2006 mengundang decak kagum penikmat sepak bola sejagat raya. Maklum, Gli Azzurri justru bersinar terang di tengah krisis kredibilitas akibat skandal pengaturan skor yang membelit liga domestik, Serie A.
Ya. Serie A Italia memang sedang diguncang prahara kala itu. Nama baik salah satu kompetisi sepak bola terbaik di dunia jatuh setelah skandal pengaturan skor yang melibatkan klub-klub teras mencuat ke permukaan.
Namun, fokus Italia seolah tidak terganggu mengingat permainan Andrea Pirlo dkk. relatif stabil sedari penyisihan grup hingga menembus final dan juara Piala Dunia. Para pemain mengerahkan seluruh kemampuan agar dapat mengharumkan kembali negaranya di mata internasional.
Italia berjumpa Prancis di final. Semangat mereka tetap berkobar meski sempat ketinggalan duluan pada menit-menit awal ketika Zinedine Zidane sukses membuka keunggulan via titik putih menyusul pelanggaran Marco Materazzi terhadap Florent Malouda di kotak terlarang, 9 Juli 2006.
Itulah pengalaman pertama Italia kebobolan duluan sepanjang turnamen, tapi toh mentalitas pasukan Marcelo Lippi tidak anjlok. Mereka balik menekan Prancis dan berhasil menyamakan skor lewat tandukan Materazzi menyambut sepak pojok Andrea Pirlo pada menit ke-19.
Setelah itu, kekuatan terbaik Italia muncul kembali. Upaya Prancis seringkali terbentur kokohnya pertahanan yang digalang Materazzi dan Fabio Cannavaro, sampai-sampai menimbulkan rasa frustrasi di benak Zidane dkk.
Puncak dari rasa frustrasi Prancis terjadi 10 menit menjelang akhir babak ekstra. Zidane menerima kartu merah setelah kedapatan menyeruduk Marco Materazzi. Sebuah tindakan yang memicu kontroversi di kemudian hari.
Materazzi sebetulnya menjadi korban, tapi belakangan dituduh sengaja memancing amarah sang lawan dengan melontarkan kata-kata hinaan yang disinyalir mendiskreditkan ibu dan saudara wanita Zidane.Â
âBisa dibilang pengusiran Zinedine Zidane telah mematikan semangat juang Prancis, terutama di babak ekstra. Saya berpikiran Italia memang menantikan adu penalti,â cetus pelatih Prancis, Raymond Domenech.
Skor imbang berarti jawara dunia mesti ditentukan via adu penalti. Di sinilah terlihat tim mana yang lebih haus akan titel juara Piala Dunia berdasarkan tingkat keberhasilan masing-masing dalam mengeksekusi lima tendangan.
1. Buah Latihan
Italia sadar betul tentang betapa krusialnya adu penalti lantaran Gli Azzurri pernah mengalami tiga kegagalan secara beruntun di Piala Dunia akibat terkena kutukan babak tos-tosan, masing-masing pada edisi 1990 (semifinal), 1994 (final), dan 1998 (perempat final).
Saking geregetannya, Italia sampai habis-habisan berlatih penalti menjelang final. Usaha mereka berbuah manis karena tak ada satu pun algojo yang membuang kesempatan menggetarkan jala gawang Prancis.
“Kami tidak tahu siapa pemenangnya jika laga final berlanjut ke babak adu penalti. Satu hal yang pasti, seluruh pemain Italia siap menjadi eksekutor,” ujar penendang kelima sekaligus penentu kemenangan Italia, Fabio Grosso, selepas laga.
Italia pun berpesta. Mereka tak lagi memedulikan perkataan orang lain mengenai skandal pengaturan skor Serie A. Kenyataannya, kompetisi yang dianggap kotor itu toh melahirkan pemain-pemain kelas wahid plus titel Piala Dunia keempat setelah 1934, 1938, dan 1982.
Susunan Pemain:
Italia (4-4-1-1): 1-Buffon; 19-Zambrotta, 23-Materazzi, 5-Cannavaro, 3-Grosso; 20-Perrotta (15-Iaquinta 61'), 21-Pirlo, 8-Gattuso, 16-Camoranesi (7-Del Piero 86'); 10-Totti (4-De Rossi 61'); 9-Toni
Cadangan: 12-Peruzzi, 14-Amelia, 2-Zaccardo, 6-Barzagli, 11-Gilardino, 13-Nesta, 17-Barone, 18-Inzaghi, 22-Oddo
Pelatih: Lippi
Prancis (4-2-3-1): 16-Barthez; 19-Sagnol, 15-Thuram, 5-Gallas, 3-Abidal; 4-Vieira (18-Diarra 56'), 6-Makelele; 22-Ribery (20-Trezeguet 100'), 10-Zidane, 7-Malouda; 12-Henry (11-Wiltord 107')
Cadangan: 1-Landreau, 23-Coupet, 2-Boumsong, 8-Dhorasoo, 9-Govou, 13-Silvestre, 14-Saha, 17-Givet, 21-Chimbonda
Pelatih: Domenech
Stadion: Olympia Berlin (69.000)
Gol: Materazzi 19'/Zidane 7' pen.
Adu Penalti: Pirlo (masuk), Materazzi (masuk), De Rossi (masuk), Del Piero (masuk), Grosso (masuk)/Wiltord (masuk), Trezeguet (gagal), Abidal (masuk), Sagnol (masuk)
Wasit: Elizondo (Arg)
Kartu Kuning: Zambrotta (I)/Sagnol, Makelele, Malouda (P)
Kartu Merah: Zidane 110' (P)