Euro 2020: Main di Kandang Sendiri, Timnas Inggris Dianggap Bisa Grogi
INDOSPORT.COM - Partai final Euro 2020 yang akan dihelat di stadion Wembley dianggap belum tentu jadi jimat bagi Inggris. Andai tidak bisa bermain dibawah tekanan publik sendiri maka Italia yang justru bisa berpesta.
Opini ini diungkapkan oleh salah mantan penggawa Gli Azzurri, Massimo Ambrosini, yang percaya jika negaranya punya kans besar untuk menang. The Three Lions pasalnya juga bisa dihantui momok kegagalan-kegagalan tuan rumah di masa lampau.
Ambrosini mengambil contoh dari Euro edisi 2016 lalu yang bertempat di Prancis. Les Bleus yang saat itu tampil jemawa dengan skuat bertabur talenta justru keok pasca tampil dominan atas Portugal.
"Jika boleh meminta satu hal sekarang maka aku ingin bermain di final Inggris-Italia. Ini partai besar yang bisa masuk sejarah," tutur Ambrosini pada Goal.
"Dengan banyaknya fans Inggris di Wembley ada kemungkinan mereka justru akan grogi. Tidak semua orang punya pengalaman bermain di final dan di hadapan suporter sendiri,"
"Kalah saat jadi tuan rumah bukan hal baru. Banyak cerita yang diunggulkan justru tunduk secara memalukan. Lihat saja Prancis di 2016. Bisa juga Bayern Munchen saat menjamu Chelsea di final Liga Champions (2012)," tambah pemilik 35 caps bersama Italia tersebut.
1. Kandang Bukan Jaminan
Layaknya apa yang diucapkan Ambrosini, Inggris memang pantang terlena dengan adanya dukungan loyalis mereka di final. Pasalnya di ajang Copa America 2021 yang digelar dalam waktu bersamaan, tragedi gagalnya tuan rumah nyata adanya.
Brasil yang kembali jadi penyelenggara setelah di edisi 2019 diberi mandat serupa harus mengakui keunggulan Argentina di final dengan skor tipis 0-1. Padahal Selecao juga berstatus juara bertahan sementara La Albiceleste terakhir jadi jawara Amerika Latin di 1993 silam.
Hasil ini bak menggarami luka lama Brasil yang pada 2014 lalu jadi panitia Piala Dunia. Tim dengan warna kuning sebagai warna kebesaran tersebut justru dibantai habis oleh Jerman dengan tujuh gol berbalas satu. Walau hanya di babak semi final namun ini bak noda tak terhapuskan di sejarah sepakbola negeri samba.