Gagal Juara Euro 2020, 2 Pemain Timnas Inggris Kena Damprat Roy Keane
INDOSPORT.COM - Roy Keane turut mengomentari kekalahan pahit Timnas Inggris di final Euro 2020 pada Senin (12/08/21).
Legenda Manchester United itu mendapamprat dua skuad Gareth Southgate yang disebutnya jadi biang kegagalan Inggris dalam mengeksekusi tendangan 12 pas. Mereka yakni Raheem Sterling dan Jack Grealish.
"Jika Anda Sterling atau Grealish, Anda tidak bisa duduk di sana dan membiarkan anak kecil (Bukayo Saka) berjalan di depan Anda.
Roy Keane meyakini, seandainya Raheem Sterling dan Jack Grealish siap menjadi eksekutor penalti, mungkin ending ceritanya bakal berbeda.
Terlebih bagi Raheem Sterling, yang menurutnya mempunyai segudang pengalaman di level klub, dibanding Bukayo Saka yang mentalnya belum terlatih, apalagi menendang penalti di partai puncak.
"Sterling pernah memenangkan trofi, saya tidak mengatakan dia tidak siap. Gareth mungkin berpikir Anda akan berada di urutan penendang keenam atau ketujuh. Anda tidak bisa duduk di sana. Itu pasti sulit diterima," ujarnya.
"Seharusnya Sterling menghadap anak muda ini (Saka)dan berkata dengarkan aku akan maju lebih dulu darimu." tegasnya.
Di partai tersebut sendiri, pemain Arsenal Bukayo Saka dianggap menjadi biang kerok gagalnya The Three Lions mengangkat trofi Euro 2020.
Datang sebagai ekskutor penentu, tendangannya malah bisa ditepis dengan mudah oleh kiper Gli Azzuri, Gianluigi Donnarumma.
Sejatinya, Bukayo Saka tak bermain reguler sejak peluit kick off dibunyikan. Pemain berusia 19 itu baru masuk pada extra time, bersama Jadon Sancho dan Marcus Rashford. Ketiganya seolah sengaja diturunkan sebagai bala bantuan untuk babak tos tosan.
Sayang, keputusan Gareth Sauthgate malah menjadi blunder. Ketiga pemainnya itu kompak gagal menggetarkan jala Gianluigi Donnarumma.
1. Southgate Ambil Tanggung Jawab
Juru taktik Inggris, Gareth Southgate mengambil tanggung jawab atas kegagalan Jadon Sancho, Marcus Rashford dan Bukayo Saka.
Ia mengungkapkan jika tidak adil untuk menyalahkan ketiganya.
Sebab menjadikan ketiganya menjadi eksekutor penalti bukan keputusan yang ujug-ujug.
"Itu terserah saya, saya memutuskan pengambil penalti berdasarkan apa yang telah mereka lakukan dalam pelatihan dan tidak ada yang sendirian," ujarnya.
"Kami telah menang bersama sebagai sebuah tim dan kami semua bersama-sama tidak dapat memenangkan pertandingan malam ini dan dalam hal penalti itu merupakan penunjukan dari saya dan itu sepenuhnya ada di tangan saya."