Gold Cup, Kompetisi Zona CONCACAF yang Bisa Jadi Ajang Scouting Pemain Asing Liga 1
INDOSPORT.COM – Mengenal secara singkat ajang Gold Cup 2021, kompetisi antar negara benua Amerika yang bisa jadi ajang scouting pemain asing untuk Liga 1 Indonesia.
Gold Cup atau Piala Emas sendiri merupakan kompetisi yang diselenggarakan oleh federasi CONCACAF, dengan peserta dari negara-negara wilayah Amerika Utara, Amerika Tengah dan Kepulauan Karibia.
Pertama kali ajang ini diselenggarakan yakni pada 1963. Jika dibandingkan Copa America, Euro, dan Piala Asia AFC, Gold Cup tergolong turnamen yang masih muda.
Sebelum CONCACAF terbentuk pada 1961, setiap wilayah terbagi dalam dua divisi yakni CCCF yang meliputi Amerika Tengah dan Kepulauan Karibia serta NAFC yang meliputi Amerika Utara.
Setiap divisi kerap mengadakan kompetisi masing-masing. Setelahnya, pada tahun 1961 CCCF dan NAFC dileburkan menjadi CONCACAF yang menjadi cikal bakal lahirnya Gold Cup.
Dua tahun kemudian, Gold Cup lahir dengan nama CONCACAF Campeonato de Naciones yang diselenggarakan pertama kali di El Salvador pada 1963.
Pada tahun 1990, CONCACAF kembali mengubah format kompetisi dan mengganti tajuk turnamen dari CONCACAF Campeonato menjadi Gold Cup atau Piala Emas yang bertahan hingga sekarang.
Gelaran pertama Gold Cup terjadi pada 1991 di mana Amerika Serikat sebagai tuan rumah berhasil memenangi edisi perdana Piala Emas.
Hingga saat ini, penyelenggaraan Gold Cup terbilang tak menentu. Kadang dua tahun sekali, kadang pula berselang tiga tahun.
Total sejak Gold Cup edisi 1990 silam, Meksiko dan Amerika Serikat menjadi dua negara yang paling mendominasi dengan raihan 8 dan 6 gelar di susul Kanada dengan 1 gelar pada tahun 2000.
Pada gelaran 2021, sebanyak 15 tim dari zona CONCACAF plus Qatar sebagai wakil undangan, bakal bertanding memperebutkan trofi juara sekaligus uang tunai sebesar satu juta dollar Amerika.
Walau hadiah juara Gold Cup terbilang kecil ketimbang Copa America yang mencapai 19,5 juta dollar Amerika, namun turnamen Paman Sam ini tetap menarik disaksikan terutama buat para klub-klub Liga 1 Indonesia.
Sebab, banyak bintang-bintang dari zona CONCACAF ini yang memiliki kualitas dan layak mentas di Liga Indonesia namun dengan market value terjangkau.
Haiti misalnya, negara yang jadi semifinalis Gold Cup 2019 ini punya beberapa pemain berkualitas yang cukup murah.
Bahkan, Duckens Nazon sang top skor timnas Haiti yang masih aktif sekarang, hanya memiliki market value 600 ribu euro.
Jika dibandingkan dengan rata-rata pemain asing Liga Indonesia yang berkisar 400 ribu euro, mungkin harga Duckens Nazon masih terlalu mahal.
Namun jika dilihat dari segi persentase gol di level internasional, serta pengalaman mentas di sejumlah klub besar macam Wolverhampton, nominal harga Duckens Nazon masih terbilang masuk akal dan terjangkau.
1. Ajang Scouting dan Sejarah Liga 1 dengan Pemain CONCACAF
Sementara di gelaran Gold Cup 2021, beberapa negara kecil kawasan Karibia seperti Curaçao, Bermuda hingga Trinidad dan Tobago juga diperkuat sejumlah pemain potensial yang layak dipantau.
Tak lupa pula negara dari UNCAF atau Amerika Tengah seperti Panama, Costa Rica dan Honduras bisa jadi alternatif lain dalam melakukan scouting.
Salah satu nama yang cukup layak dipantau adalah Rolando Blackburn, meski telah berusia 31 tahun namun eks pemain Port FC di Liga Thailand tersebut masih sanggup tunjukkan performa terbaik.
Bahkan pada laga pembuka penyisihan Grup D kontra Qatar, Rolando Blackburn berhasil catatkan brace dan membawa timnya meraih satu angka.
Di Liga Indonesia sendiri sejatinya memang sempat mendatangkan beberapa pemain dari zona CONCACAF seperti Darryl Sinerine dan Radanfah Abu Bakr dari Trinidad & Tobago, serta Keith Gumbs asal Saint Kitts and Nevis.
Dari sekian banyak pemain CONCACAF di Liga Indonesia, mungkin Darryl Sinerine serta Keith Gumbs yang paling terkenal.
Darryl Sinerine jadi tenar lantaran berhasil membawa Petrokimia Putra Gresik menjadi runner-up Ligina tahun 1994/1995.
Sementara Keith Gumbs, jadi bagian Sriwijaya FC saat juara Liga Indonesia/Indonesia Super League untuk musim 2007–2008 dan 2011–2012, serta tiga kali juara Piala Indonesia edisi 2007–2008, 2008–2009, dan 2010.