Dibebani Ekspektasi, Wonderkid Dortmund Putus Asa dan Nyaris Pensiun Dini
INDOSPORT.COM - Penyerang 16 tahun milik Borussia Dortmund, Youssoufa Moukoko, mengaku pernah mengalami stres akibat tekanan besar pada kariernya yang baru seumur jagung. Ia bahkan sempat berniat untuk berhenti saja dari sepak bola karenanya.
Nama Moukoko memang melejit dengan cepat setelah kabar bahwa ia sanggup mencetak 88 gol dari 141 laga bersama akademi Dortmund menyebar. Striker tengah Jerman berdarah Kamerun tersebut langsung disorot habis-habisan oleh media.
Ia bahkan sampai digosipkan bakal berkhianat ke rival utama Dortmund dalam perburuan gelar, Bayern Munchen. Kabar ini kemudian ia tepis sendiri di medio 2019 lalu.
Perhatian padanya semakin menjadi setelah didaftarkan dalam skuat senior Die Borussen saat baru menginjak usia 15 tahun pada Januari 2020 silam. Dengan umur yang masih begitu hijau tidak heran jika Moukoko kemudian merasa demam panggung.
"Pada awalnya, berita di media membuatku merasa tertekan. Terutama saat umurku diungkit. Sampai akhirnya aku sempat ingin berhenti saja," ungkap Moukoko pada WAZ.
"Tapi pelatihku memberi semangat dan wejangan. Di atas lapangan aku belajar melupakan semua itu. Musim depan aku ingin bermain, mencetak gol, dan assist lebih banyak. Bukan hal mudah tapi aku percaya dengan diriku sendiri,"
"Marco Reus, kapten kami, bilang jika Dortmund bisa jadi juara Bundesliga. Jika kami tampil bagus bukan tidak mungkin di Liga Champions kami berprestasi pula," sambungnya lagi.
1. Cetak Rekor
Musim lalu oleh pelatih Lucien Favre dan Edin Terzic, Moukoko dimainkan hingga 15 kali di semua ajang. Namanya jadi pencetak gol termuda di Bundesliga setelah mebobol gawang Union Berlin pada penghujung 2020. Setelah itu ia masih mengemas tambahan dua gol lagi.
Kepergian Jadon Sancho ke Manchester United akan membuat persaingan di lini depan Dortmund akan semakin terbuka untuk Moukoko. Sayangnya di Signal Iduna Park masih ada Erling Haaland yang berstatus sebagai salah satu 'nomor 9' terbaik dunia.
Toh Moukoko tidak perlu cemas karena ia hanya perlu menikmati pengalamannya sebaik mungkin. Dengan usianya yang masih remaja maka karier di lapangan hijau amat jauh dari kata selesai.