Kedatangan Romelu Lukaku Takkan Selesaikan Paceklik Gol Chelsea
INDOSPORT.COM – Chelsea dilaporkan kian dekat untuk mendatangkan Romelu Lukaku dari Inter Milan. Nyatanya, kedatangannya nanti takkan begitu saja menyelesaikan paceklik gol The Blues dari lini serang.
Inter Milan dilaporkan siap mendengar tawaran ketiga yang hendak dilayangkan Chelsea untuk Romelu Lukaku. Disebutkan, tawaran sebesar 130 juta euro akan dilayangkan The Blues untuk si anak hilang.
Sebelumnya Chelsea telah melayangkan dua tawaran yakni 100 juta euro secara Cash dan tawaran 100 juta euro ditambah Marcos Alonso.
Namun, dua tawaran ini ditolak karena Inter menilai harga tersebut jauh dari patokan awalnya yang mematok sebesar 150 juta euro.
Di tawaran ketiga ini, Chelsea menaikkan tawaran sebesar 130 juta euro. Menurut pakar transfer Gianluca Di Marzio, tawaran ketiga ini membuat Inter Milan tergoda.
Diyakini, tawaran yang akan memecahkan rekor transfer penjualan termahal Serie A dan pembelian termahal Liga Inggris akan menandai kepindahan Lukaku dalam waktu dekat.
Kebutuhan Chelsea akan sosok penyerang memang terlihat sejak musim lalu. Datangnya Timo Werner dan melempemnya Tammy Abraham memaksa The Blues mengambil ancang-ancang untuk mendatangkan bomber anyar, sekalipun itu memecahkan rekor transfer.
Sebelumnya ada nama Erling Braut Haaland yang dikaitkan. Menurut rumor beredar, Chelsea siap menggelontorkan dana 175 juta euro.
Namun faktanya belum ada tawaran masuk ke Borussia Dortmund dari Chelsea yang tengah menimbang harganya yang terbilang di luar nalar.
Lukaku diyakini bisa mengatasi krisis gol di lini serang Chelsea sepanjang musim 2020-2021, mengingat penyerang berusia 28 tahun itu tengah moncer dengan mencetak 64 gol dari 95 pertandingan bersama Inter selama dua musim terakhir.
Sayangnya, catatan apik Romelu Lukaku takkan begitu saja mengakhiri paceklik gol di lini serang Chelsea. Mengapa bisa demikian?
1. Problema Chelsea Adalah Kreativitas
Sah-sah saja Chelsea menginginkan Lukaku dengan torehannya yang luar biasa dan tak hanya teruji di Inter Milan semata.
Sepanjang kariernya, Lukaku menunjukkan bahwa dirinya bomber haus gol dengan 258 gol dari 493 di level klub. Di level tim nasional, ia bahkan melesakkan 64 gol dari 98 laga.
Namun, hadirnya Lukaku dengan catatan itu tak serta merta menyelesaikan problema Chelsea di lini depan yang telah menahun. Problema itu sendiri ada pada kreativitas dalam membuat peluang.
Lho, kok bisa? Bukannya nilai xG (Expected Goals) Chelsea Underperfomed yang kian menunjukkan bahwa The Blues cukup kreatif dan kurang penyelesaian akhir saja?
Berdasarkan statistik yang ada, ambil contoh di Liga Inggris 2020-2021, Chelsea menjadi tim yang paling miskin dalam membuat Big Chances atau mudahnya peluang emas berpotensi gol.
Pada musim lalu, Chelsea hanya membuat 63 Big Chances saja. Nilai ini hampir sama dengan West Ham United dan Leeds United yang membuat 60 Big Chances.
Jika dibandingkan, Liverpool dan Manchester City jauh lebih unggul dengan statistik lebih baik yakni 82 dan 79 Big Chances.
Dari statistik ini, Chelsea kekurangan akan sosok playmaker andal yang bisa membuat peluang berbuah gol. Masalah ini akan menjadi masalah Lukaku pula yang bergantung pada kreativitas dari lini kedua.
Dilansir dari Fotmob, pemain yang paling sering membuat Big Chances untuk The Blues musim lalu hanya Mason Mount dengan 13 Big Chances saja dari Open Play maupun Set-Pieces. Angka yang mengkhawatirkan untuk tim sekelas Chelsea.
Selain itu, fakta lainnya dapat diambil dari kesulitan yang dialami Timo Werner. Bagaimana penyerang dengan torehan 28 gol bersama RB Leipzig di musim 2019-2020 tiba-tiba melempem di Liga Inggris 2020-2021
Jawabannya pun sama. Tak ada banyak peluang yang didapatkan Werner selama bermain untuk Chelsea sepanjang musim 2020-2021.
Sebelum melihat data, ada baiknya memahami bahwa sosok striker dibagi dalam dua hal yakni penyerang yang butuh banyak peluang untuk mencetak gol dan penyerang yang Clinical atau tajam.
Werner berada dalam kategori butuh banyak peluang untuk mencetak gol. Di Liga Inggris 2020-21, ia hanya mencetak rata-rata 2,65 tembakan per 90 menit dengan nilai 0,47 xG per 90 menit. Jika ditotal, Werner hanya mengakumulasikan 11,16 xG.
Sebagai catatan Harry Kane dan Mohamed Salah yang berebut gelar top skor melepaskan rata-rata 4,01 dan 3,52 tembakan per 90 menit sehingga nilai xG mereka sangat tinggi berkisar 18,97 dan 16,19.
Bisa dilihat perbandingannya bukan? Andai kata Werner mampu menyelesaikan setiap peluangnnya, dengan xG hanya 11,16 ia hanya akan mencetak 11 hingga 12 gol saja. Masih jauh bila dibandingkan Kane dan Salah.
Di RB Leipzig, Werner bisa mencetak hingga 28 gol karena mendapat banyak peluang untuk menembak ke gawang. Sayangnya, di Chelsea ia tak mendapat kesempatan ini.
Malahan, Werner yang mengkreasi peluang untuk rekan-rekannya sehingga ia menjadi pemain dengan jumlah assist terbanyak bagi Chelsea musim lalu.
Dengan kenyataan ini, setajam-tajamnya Lukaku pun akan tumpul pula andai Chelsea tak menemukan pemain yang bisa membuatkan peluang baginya untuk setidaknya menembak ke gawang atau mendapat kesempatan mencetak gol.