Eks PSG Komentari Mantan Klubnya Sukses Boyong Messi: Ini Gila!
INDOSPORT.COM - Javier Pastore angkat suara dengan kepindahan Lionel Messi ke mantan klubnya, Paris Saint-Germain (PSG). Pastore mengaku dibuat takjub dengan kepindahan tersebut.
Setelah berhari-hari dikaitkan dengan kedatangan Messi, PSG akhirnya meresmikannya pada Selasa (10/08/21). Klub berjuluk Les Parisiens sudah mengumumkan kedatangan La Pulga melalui media sosial resmi baik di twitter maupun instagram.
Pemenang Ballon d'Or sebanyak enam kali itu akan dikontrak selama dua musim dengan opsi perpanjangan sampai Juni 2024. Di Parc des Princes, Messi akan menerima gaji 35 juta euro per musim.
Kedatangan Lionel Messi ternyata disambut positif oleh eks pemain PSG yang juga rekan senegara Messi di Argentina yaitu Pastore.
Javier Pastore bahkan amat takjub dengan gerakan manajemen PSG di bawah kendali Leonardo sukses memboyong 4 bintang pada sosok Achraf Hakimi, Gini Wijnaldum, Sergio Ramos dan Gianluigi Donnarumma.
Bahkan dari keempat bintang yang datang, hanya Hakimi yang ditebus dengan sejumlah mahar. Selebihnya mereka datang dengan status bebas transfer termasuk Messi.
"Saya sangat yakin dia akan berakhir di PSG,” kata Pastore kepada RMC Sport .
“Ambisi klub selalu untuk terus tumbuh dan berkembang dan memiliki pemain terbaik di dunia,"
“Dia telah tiba. Sekarang, di PSG, Anda memiliki tiga dari lima pemain terbaik di dunia bersama-sama. Rasanya luar biasa untuk menonton mereka, untuk Prancis, untuk Ligue 1 dan untuk semua orang,"
1. Sudah Jadi Bidikan Lama
Pastore menambahkan jika beberapa tahun silam, Presiden PSG Nasser Al-Khelaifi sudah kepincut dengan Messi.
Pastore pun diutus Nasser Al-Khelaifi untuk menggoda Messi bermain di PSG. Mimpi orang nomor satu di Les Parisiens akhirnya terwujud di tahun ini.
"Ketika kami bertugas di Argentina, dengan Di María, presiden Nasser akan selalu memberi tahu kami untuk berbicara dengannya tentang betapa hebatnya Paris, betapa itu kota yang indah dan tim yang bagus,"
“Dia (Messi) sangat tenang dan sangat baik. Saya bertemu dengannya ketika dia masih muda, pada usia 23. Dia banyak berubah,"
"Sebelumnya, dia bahkan tidak mau berbicara di ruang ganti. Namun seiring berjalannya waktu, dia menyadari bahwa dia memiliki peran penting untuk dimainkan di tim nasional dan harus berbicara dengan pemain lain. Dia mendapatkan kepercayaan diri, dia lebih dari seorang pemimpin dari sebelumnya,"