Frans Sinatra Kenang Barito Putera, Sepak Bola Bukan Bisnis tapi Keluarga
INDOSPORT.COM - Salah satu pelatih sepak bola kawakan, Frans Sinatra Huwae, mengaku terkenang dengan suasana kekeluargaan di klub Barito Putera.
Frans Sinatra Huwae saat ini menjabat sebagai pelatih kepala klub Liga 2, PSCS Cilacap, setelah sekian lama melatih klub Martapura FC, namun kini klub itu dijual.
Frans Sinatra berharap PSCS Cilacap bisa menerapkan prinsip yang pernah ia terima saat memperkuat Barito Putera di era 90-an, yakni sikap kekeluargaan kepada pemain.
"Saya pikir era sepak bola profesional mulai mengikis kekeluargaan dalam tim. Sekarang sepak bola diukur dengan materi. Pemain minta kontrak berapa dan apa yang bisa diberikan oleh klub," ucap Frans via Bola.
"Kalau dari sisi materi, gaji kami dulu jauh dibandingkan pemain zaman sekarang. Tapi, kami merasa nyaman dan betah bermain di satu klub karena pemiliknya menganggap kami sebagai keluarga, seperti anak sendiri," ujarnya lagi.
Bicara mengenai pemilik Barito Putera pada era 90-an, tentu tertuju pada sosok almarhum H. Abdussamad Sulaiman HB, ayah dari Hasnuryadi Sulaiman yang kini menjabat sebagai presiden klub.
1. Kekeluargaan di Barito Putera
Menurut Frans Sinatra, meski gajinya di Barito terbilang kecil jika dibandingkan pemain lain, founder klub yang akrab disapa Haji Leman itu kerap memberi bonus untuk keluarga dan tak pernah melakukan potong gaji.
"Siapa pun yang butuh bantuan untuk keperluan pribadi dipenuhi, tanpa memotong gaji. Beliau juga menasihati agar pemain berhemat dan menabung untuk masa depan,
"Beliau juga selalu tanya kabar keluarga pemain. Ini yang membuat kami tidak segan curhat urusan pribadi kepada beliau. Misal jika kita butuh untuk biaya sekolah anak, beliau selalu membantu," lanjut Frans.
Frans Sinatra juga menuturkan bahwa rasa kekeluargaan itulah yang membuat Barito Putera menjadi satu di antara sedikit eks klub Galatama yang bisa terus eksis di kancah sepak bola Indonesia. Misi mulia itu pun diteruskan oleh Hasnuryadi hingga sekarang.
Frans Sinatra tentu berharap prinsip ini bisa diterapkan pula oleh klub PSCS Cilacap jelang kompetisi sepak bola Liga 2 2021 yang rencananya akan bergulir pada bulan September.