Gaizka Mendieta, Legendaris di Valencia namun Tersesat di Lazio
INDOSPORT.COM - Mengingat kembali sepak terjang Gaizka Mendieta, legenda Valencia yang kariernya sempat terpuruk saat bergabung dengan Lazio.
Jika menyebut nama Gaizka Mendieta, mungkin klub pertama yang muncul di benak para penggemar sepak bola adalah Valencia, yang pernah dibelanya selama kurang lebih sembilan tahun mulai dari 1992 sampai 2001.
Hal ini pun tidak mengherankan, mengingat pria asal Bilbao, Spanyol ini memang sempat berjaya bersama Los Che. Bisa dibilang, ia adalah salah satu pemain yang sukses di bawah asuhan Claudio Ranieri.
Setelah debut di tim utama, eksistensi Gaizka Mendieta seolah tidak dapat dibendung. Ia bermain di banyak laga, mencetak gol, memenangkan trofi, sampai akhirnya mendapat tempat di skuat Timnas Spanyol.
Salah satu momen yang bakal selalu dikenang publik tentang Mendieta dan Valencia, tentu penampilan sang pemain di ajang Liga Champions.
Pasalnya, ia berhasil mengantarkan timnya tersebut menjadi finalis beruntun pada 1999-2000 dan 2000-2001. Sayangnya, trofi Si Kuping Besar belum berhasil diraihnya meski berhasil memimpin Los Che dua kali ke partai puncak.
Terlepas dari hasil mengecewakan di Liga Champions tersebut, Gaizka Mendieta cukup bisa berbangga diri karena di Valencia ia telah meraih sejumlah trofi, mulai dari UEFA Intertoto Cup, Piala Super Spanyol, dan Copa del Rey.
Mendieta pun menjelma sebagai salah satu pemain yang paling diminati berkat sepak terjangnya di Valencia. Sampai akhirnya, Lazio datang mengetuk pintu transfer Los Che untuk membawanya ke Italia.
Akhirnya, pada bulan Juli 2001, Mendieta ditebus dengan dana 47,7 juta euro oleh Lazio. Langkah berani yang diambil klub asal Roma ini tidak lepas dari sosok presiden mereka saat itu, Sergio Cragnotti.
Pria yang juga berprofesi sebagai penulis tersebut memang telah berbuat banyak untuk memajukan Lazio sejak kedatangannya pada tahun 1992.
Ia mengisi tim ini dengan pemain-pemain hebat yang berhasil menyumbangkan seabrek gelar, termasuk Scudetto, Piala Super Eropa, Piala Super Italia, dan masih banyak lagi.
1. Lazio Buat Mendieta Tersesat
Akan tetapi, pada tahun 2001 periode emas Lazio terlihat mulai pudar. Sergio Cragnotti pun harus memutar otak bagaimana menyelamatkan klubnya, hingga akhirnya keputusan mendatangkan Gaizka Mendieta pun diambil.
Pelatih Lazio kala itu, Dino Zoff, pun percaya bahwa Mendieta adalah sosok yang tepat untuk memperkuat timnya.
Namun ternyata, apa yang keluar dari mulut Zoff tersebut tidak jadi kenyataan. Mendieta yang sudah menasbihkan diri sebagai salah satu gelandang terbaik dunia saat berseragam Valencia, justru terpuruk di klub barunya.
Nilai transfer yang tinggi pun kemudian jadi kambing hitam segelintir oknum yang tidak puas dengan penampilannya di Lazio. Apalagi, saat itu, Mendieta tercatat sebagai pemain dengan nominal gaji yang lumayan.
Baru satu tahun meruput di Lazio, ia pun dikirim ke Spanyol setelah gagal berkontribusi untuk I Biancocelesti dari 31 laga yang ia jalani. Pelabuhan pertamanya sebagai pinjaman pun berawal dari Barcelona.
Namun di sana, ia juga tidak mampu berbuat banyak. Apalagi, situasi Blaugrana pada waktu itu pun sedang tidak bagus-bagus amat, lantaran hanya finis di peringkat keenam klasemen akhir LaLiga 2002-2003.
Gaizka Mendieta kemudian pergi merantau ke Middlesbrough dan di tempat inilah ia pada akhirnya pindah secara permanen dari Lazio pada 2004.
Keputusan Mendieta pindah ke Middlesbrough pun sempat menuai tanda tanya besar dari publik sepak bola. Akan tetapi, ia punya pertimbangannya sendiri mengapa memilih klub Liga Inggris yang satu ini.
“Di Inggris, ada beberapa klub, namun yang paling menarik perhatian saya adalah Boro. Saat itulah saya memutuskan mengambil tantangan itu,” kata Mendieta, seperti pernah diwartakan Planet Football.
Selain itu, pengalaman pahit di Lazio juga memengaruhi keputusan Mendieta memilih Middlesbrough, meski sebelumnya ia tercatat pernah bermain di klub-klub besar.
Menurut pengakuannya, masa-masanya saat di Italia memang terbilang kelam. Ia pun tidak ingin waktunya kembali terbuang percuma seperti saat berkarier di Lazio, tempat di mana ia pernah tersesat dan terdampar dahulu.