Mengenal Piet de Visser, Pemandu Bakat Legendaris dan Penasihat Roman Abramovich
INDOSPORT.COM – Mengenal Piet de Visser, pencari bakat legendaris yang juga merupakan penasihat pribadi dari pemilik Chelsea, Roman Abramovich.
Siapa yang tak kenal bakat-bakat hebat yang pernah dimiliki Chelsea seperti Kevin De Bruyne dan Romelu Lukaku? Keduanya didatangkan The Blues dari Belgia berkat sosok Piet de Visser.
Nama Piet de Visser tentu asing bagi para pecinta sepak bola saat ini, kecuali para penikmat lapangan hijau yang memainkan gim Football Manager.
Pria asal Belanda ini merupakan pencari bakat legendaris yang termahsyur dan banyak bekerja di belakang layar. Biasanya, pemain yang direkomendasikan De Visser mampu berbicara banyak di dunia sepak bola saat ini.
Temuan Piet de Visser selain De Bruyne dan Lukaku adalah Ronaldo Nazario, Ruud van Nistelrooy hingga David Luiz. Kelima pemain menjadi contoh pemain temuannya yang bisa berbicara banyak di pentas sepak bola.
De Visser sendiri dulunya merupakan seorang pemain sepak bola. Namun, ia pensiun lebih cepat karena masalah jantung yang ia derita.
Karena hidup untuk sepak bola, pria yang kini berusia 86 tahun ini menjadi pelatih di mana ia berkecimpung selama 40 tahun pada tahun 1993.
Setelah pensiun dari dunia kepelatihan, De Visser pun tak mau lepas dari sepak bola. Berbekal pengalamannya ia pun menjadi pencari bakat untuk PSV Eindhoven.
Perjalanan Piet de Visser sebagai pencari bakat pun berlanjut hingga ia menjadi pembisik Roman Abramovich dan Chelsea. Bagaimana kisah lengkapnya? Berikut rangkumannya.
1. De Visser Sang Pembisik Abramovich
Saat menjadi pencari bakat PSV, De Visser mengandalkan metode analisis sendiri dan intuisinya sebagai mantan pemain dan pelatih.
De Visser menilai pemain terseut dari skill, visi, taktik, mentalitas hingga karakternya. Semua itu ia catat dalam kertas dan ia laporkan ke klub.
PSV pun mendapat tuahnya di mana nama-nama seperti Ronaldo Nazario, Alex, Heurelho Gomes, dan Jefferson Farfan bergabung berkat kecermatan De Visser.
Bahkan, De Visser merupakan sosok yang lebih dulu mengenal potensi Adriano. Sayang, pelatih PSV kala itu, Erik Gerets, tak tertarik merekrutnya.
Pada 2005, De Visser didatangi oleh Abramovich yang tertarik dengan kinerjanya. Tanpa basa-basi, taipan asal Rusia ini menunjuknya menjadi penasehat pribadinya dalam urusan transfer Chelsea.
Hasilnya, pemain seperti Arjen Robben, John Obi Mikel, Salomon Kalou dan Alex datang berkat saran De Visser ke Abramovich.
Selain jadi pembisik transfer, De Visser ternyata juga menjadi dalang pemecatan Jose Mourinho dan Luis Felipe Scolari selama di Chelsea.
Untuk Mourinho, pemecatan ini karena ada perpecahan di mana The Special One ingin memboyong Khalid Bouhlarouz sedangkan Abramovich membeli Alex atas saran De Visser.
Lalu untuk pemecatan Scolari, De Visser memberitahu Abramovich bahwa metode kepelatihan mantan juara Piala Dunia 2002 ini sangat lemah dan membuat para pemain Chelsea kehilangan ketajaman.
Bahkan, De Visser menjadi otak di balik tumbuhnya akademi Chelsea, Cobham yang akhirnya bisa dituai oleh The Blues saat ini.
De Visser membantu Abramovich membangun akademi yang pantas agar memunculkan pemain berkualitas sebagai investasi jangka panjang Chelsea.
“Abramovich lelah harus membayar jutaan uang untuk pemain bintang. Dia harus membayar untuk mendapat pemain hebat, beruntung jika mendapatkan pemain seperti Didier Drogba dan Michael Essien.
“Itu mengapa dia (Abramovich) memintaku sebagai pencari bakat pribadinya untuk mencari pemain muda berkelas yang akan jadi bintang Chelsea dalam tiga tahun ke depan,” tutur De Visser.
Maka tak heran saat itu Chelsea memiliki pilar generasi emas Belgia seperti Eden Hazard, Kevin De Bruyne dan Romelu Lukaku.
Sayangnya, tiga investasi ini dirusak oleh Mourinho. Padahal De Visser yakin, selain Hazard, De Bruyne dan Lukaku siap tampil. Namun pelatih asal Portugal itu mengabaikannya.