Profil Klub Liga 1 2021: Arema FC, Masuki Era Baru dan Siap Kejar Prestasi
INDOSPORT.COM - Arema FC mengusung semangat berbeda pasca memasuki era baru menjelang kick-off BRI Liga 1 2021-2022. Mereka kini dipimpin oleh Gilang Widya Pramana selaku presiden klub.
Masuknya owner produk perawatan wajah sekaligus pengusaha transportasi itu disinyalir berbarengan dengan aliran dana segar bernilai besar.
Sehingga, target tinggi tak ragu untuk dicanangkan. Musim ini, pelatih Eduardo Almeida diwajibkan untuk bersaing di jalur juara Liga 1 2021-2022.
"Kami yakin dengan target juara. Kami akan menyiapkan segala hal untuk mewujudkannya," kata Gilang Widya Pramana beberapa waktu lalu.
Sejak menjuarai ISL 2009-2010, praktis Arema FC memegang predikat sebagai tim spesialis turnamen. Sejumlah trofi memang sukses disikat, tetapi sebatas kejuaraan tidak resmi level pramusim.
Beberapa di antaranya adalah Menpora Cup 2013, Inter Island Cup 2014, Bali Island Cup (2015, 2016), hingga Piala Presiden (2017, 2019).
Sementara di level kompetisi resmi, Arema FC masih tertidur lelap. Bahkan, tim kebanggaan Aremania itu selalu sulit bersaing di jalur juara, baik di Liga 1 maupun Piala Indonesia.
1. Kedalaman Skuat Arema FC
Karakter sepak bola atraktif khas Eropa barat kini menjelma sebagai kekuatan Arema FC. Tentu saja semua ini berkat keberadaan pelatih berkebangsaan Portugal, Eduardo Almeida.
Di negara Cristiano Ronaldo itu, teknik, skill, maupun fisik bersinergi maksimal dalam sepak bola. Hal itulah yang akan dicapai bareng Arema FC dengan dua formasi favoritnya, 4-3-3 dan 4-5-1.
Untuk sektor kiper, Eduardo Almeida bahkan sampai mendatangkan pemain asing. Dialah Adilson Maringa, penjaga gawang asal Brasil yang datang dari klub Liga Portugal 2, UD Vilafranquense.
Di pos bek tengah, Bagas Adi Nugroho disiapkan sebagai pengisi satu lini bersama stopper asing. Dua fullback, Johan Ahmad Farizi serta Diego Michiels menambah solid peran mereka.
Lini tengah tampak masih mengandalkan warisan skuat musim lalu, yaitu Hanif Sjahbandi, Muhammad Rafli, Dave Mustaine, hingga Jayus Hariono. Komposisi itu akan lebih solid dengan keberadaan Renshi Yamaguchi (Jepang).
Sementara di lini serang, trio Kushedya Hari Yudo, Dendi Santoso dan Dedik Setiawan masih jadi opsi. Komposisi itu toh masih bisa berubah seiring keberadaan Carlos Fortes dan meningkatnya performa Feby Eka Putra.
Skuat sementara Arema FC untuk Liga 1 2021-2022:
Kiper: Adilson Aguero Dos Santos (Brasil), Teguh Amirudin, Kurniawan Kartika Ajie, Andriyas Francisco
Bek: Bagas Adi Nugroho, Ikhfanul Alam, Diego Michiels, Johan Ahmat Farizi, Rizky Dwi Febrianto, Vikrian Akbar Fathoni, Aji Saka, Catur Jepri Achmad Galih, Achmad Figo, Sergio Silva (Portugal)
Gelandang: Renshi Yamaguchi (Jepang), Hanif Sjahbandi, Jayus Hariono, Dave Mustaine, Muhammad Rafli, Dendi Santoso, Seiya Da Costa Lay, Didik Arianto, Iqbal Fais
Penyerang: Carlos Manuel Dos Santos Fortes (Portugal), Kushedya Hari Yudo, Dedik Setiawan, Feby Eka Putra, Ridwan Tawainela, Bramntio Ramadhan, Tito Hamzah
2. Pelatih: Eduardo Almeida
Arema FC tentu punya pertimbangan matang di balik keputusan memilih Eduardo Almeida musim ini. Padahal, pelatih berpaspor Portugal itu menjalani karier kurang beruntung pada 2019.
Petualangan pertama Almeida di kompetisi Indonesia adalah bersama Semen Padang. Sayang, Kabau Sirah harus terdegradasi ke Liga 2 kendati punya performa mengilap selama ia tangani.
Bermodalkan lisensi UEFA Pro, ada secuil optimisme jika melihat rekam jejak Eduardo Almeida secara metode kepelatihan. Pengalaman di sejumlah negara Asia juga menjadi nilai plus baginya.
Bintang: Dendi Santoso
Dendi Santoso memang bukan striker yang bisa memberi garansi gol bagi Arema FC. Namun, perannya di tim bisa melebihi sinar striker produktif sekali pun.
Ya, one club man Arema FC ini nyaris selalu konsisten menampilkan performa terbaik setiap musim. Tak mengherankan jika namanya patut menjadi prioritas yang akan diandalkan di Liga 1 2021-2022.
Spesialisasi winger berusia 31 tahun itu ada pada kecermatan dalam membaca arah permainan. Dendi Santoso begitu piawai dalam mengatur ritme permainan tim, layaknya Francesco Totti di AS Roma.
Tipe permainannya juga lebih fleksibel dan menjadi gambaran player free role saat ini. Dendi begitu cakap memainkan peran sebagai winger atau gelandang yang menopang kinerja striker dengan assist-nya.
Arek Malang asli ini juga yang menjadi saksi hidup sejarah perjalanan Arema yang berubah nama dalam 13 tahun karier, diiringi sejumlah trofi membanggakan sebagai pesepak bola profesional.