Michail Antonio, Mantan Bek yang Jadi Mesin Gol West Ham Berkat David Moyes
INDOSPORT.COM – Sempat menjadi pemain belakang, Michail Antonio menjelma sebagai mesin gol West Ham di bawah David Moyes, dan kini menjadi top skor sementara Liga Inggris.
Kompetisi Liga Inggris 2021/2022 kini memasuki pekan ketiga. Sejauh ini, sejumlah kejutan terjadi, salah satunya Arsenal yang jadi juru kunci setelah selalu kalah di 3 laga dan belum mencetak 1 gol pun.
Kejutan lain terjadi di papan atas di mana West Ham memuncaki klasemen sementara dengan koleksi 7 poin, hasil dari 2 kemenangan dan 1 seri. The Hammers sejatinya punya poin yang sama dengan Everton, Liverpool, dan Chelsea, tapi unggul produktivitas gol.
Tim asuhan David Moyes itu memang menjadi tim tertajam Liga Inggris sejauh ini dengan 10 gol, setara dengan Manchester City. The Hammers mencetak 4 gol ke gawang Newcastle dan Leicester di 2 laga pertama, dan 2 gol ke gawang Crystal Palace di laga terbaru.
Salah satu kunci produktivitas West Ham sejauh ini adalah penyerang Michail Antonio. Bintang kelahiran Inggris tapi berpaspor Jamaika itu selalu mencetak gol di 3 laga itu, dan kini telah mengoleksi 4 gol, disertai 3 assist.
Pemain 31 tahun itu pun kini menjadi top skor sementara Liga Inggris musim ini, unggul dari nama-nama seperti Bruno Fernandes dan Dominic Calvert-Lewin (3 gol), serta Mohamed Salah (2 gol).
Torehan 4 gol ini pun sudah nyaris mencapai separuh jumlah gol Antonio di Liga Inggris musim lalu, ketika ia mencetak 10 gol dari 26 laga, setelah sempat absen 4 bulan karena cedera.
Dengan 4 gol dan 3 assist dari 3 laga musim ini, Antonio pun menjadi pemain ketiga sepanjang sejarah Liga Inggris yang terlibat dalam 7 gol dari 3 pertandingan pertama. Ia mengikuti jejak Thierry Henry di 2004/2005 dan Didier Drogba di 2010/2011.
Tak hanya itu, Michail Antonio kini menjadi top skor sepanjang masa West Ham di Liga Primer Inggris dengan 50 gol, mengungguli Paulo di Canio dan Mark Noble.
1. Peran David Moyes
Menariknya, meski kini menjelma menjadi striker tajam, Michail Antonio sejatinya belum lama ditempatkan sebagai penyerang. Hingga beberapa musim lalu ia masih ditempatkan di sayap kanan.
Bahkan, pada musim 2015/2016 yang merupakan musim pertamanya bersama West Ham, Antonio beberapa kali dimainkan sebagai bek kanan.
Secara total, dari 38 penampilan bersama The Hammers musim itu, ia 13 kali dimainkan sebagai gelandang kanan, 10 kali sebagai bek kanan, dan sisanya justru dimainkan di gelandang kiri.
Sempat beberapa kali dijajal sebagai penyerang, Antonio baru rutin dimainkan di posisi tersebut oleh David Moyes pada awal tahun 2020 alias paruh kedua musim 2019/2020 seiring buruknya kinerja Sebastien Haller.
Ia kemudian menutup musim tersebut dengan mencetak 9 gol dalam 11 pertandingan terakhir, termasuk quattrick (4 gol) saat melawan Norwich.
Antonio memang memiliki gaya bermain yang berbeda dari penyerang tradisional. Meski tak punya postur tinggi, ia memiliki tubuh kekar dan kecepatan yang baik. Namun hal inilah yang membuat Moyes yakin ia bisa memberikan perbedaan di lini depan.
“Dia memberi kami hal baru. Dia bisa berlari dari belakang, dan bisa menahan bola di depan,” kata David Moyes di situs resmi klub.
Antonio juga merupakan finisher andal, yang terbukti dengan 50 golnya untuk West Ham di Liga Inggris seluruhnya tercipta di dalam kotak penalti.
Di sisi lain, Antonio yang sebagai pemain sayap terbiasa menghadap gawang, mengaku sempat benci bermain sebagai striker yang kerap mengharuskannya membelakangi gawang untuk menahan bola.
“Saya awalnya membencinya. Ketika Anda memunggungi gawang, pemain belakang lawan mendatangi dan menyerang Anda. Anda harus bisa bertahan dan menguasai bola,” katanya kepada Sky Sports.
Meski demikian, Antonio kini akhirnya berhasil menghapus perasaan tersebut dan menjelma menjadi salah satu penyerang tertajam Liga Inggris sejak tahun lalu.
Menarik ditunggu apakah penyerang yang memutuskan membela Jamaika setelah diabaikan timnas Inggris ini bisa mempertahankan konsistensinya, dan membawa West Ham berprestasi lebih baik lagi dari musim lalu, di mana mereka finis di posisi 6 dan lolos ke Liga Europa musim ini.