Morgan Schneiderlin dan Luka Hatinya Saat Berseragam Manchester United
INDOSPORT.COM - Mengingat kembali sosok Morgan Schneiderlin yang pernah membela klub Liga Inggris, Manchester United, selama periode 2015-2017.
Namun sayang, ia justru tidak merasa bahagia dan hatinya pun tersakiti selama masa-masa membela Setan Merah.
Tentu saja, kesedihannya bukan karena Manchester United memperlakukannya dengan tidak baik atau apa, melainkan kariernya yang merosot dan berdampak pada eksistensinya di Timnas Prancis.
Morgan Schneiderlin sejatinya adalah pemain reguler di skuat Les Blues, yang pada waktu itu tengah bersiap untuk Euro 2016.
Hanya saja, ia mengalami hal lumrah yang biasa terjadi pada pesepak bola, yakni terpinggirkan di Timnas apabila tidak tampil baik atau punya menit bermain yang layak di level klub.
Schneiderlin yang terus melorot di pecking order Manchester United pun pada akhirnya tidak dimainkan oleh Timnas Prancis di Euro 2016. Saat itu, hatinya benar-benar sakit bukan main.
“Penyesalan terbesar saya adalah tidak bisa bermain di Euro 2016. Saya benar-benar menyesalinya seumur hidup,” ucap Schneiderlin, seperti pernah diwartakan laman Mirror.
“Selama kurun waktu 2014 sampai dengan 2016, saya cukup eksis di skuat tim nasional. Manajer punya kepercayaan yang tinggi pada saya,” tambahnya lagi.
Pemain yang bernama lengkap Morgan Fernand Gerard Schneiderlin itu juga menceritakan bagaimana masa-masa berseragam Manchester United jadi permulaan dirinya tersingkir dari Timnas Prancis.
“Ada periode selama dua atau tiga bulan ketika saya jarang bermain untuk Manchester United, yang mana berdampak pada posisi penting saya di Timnas Prancis. Hati saya sakit,” kenang Schneiderlin lagi.
1. Schneiderlin Memutuskan Pergi dari Manchester United.
Alhasil, ketidakberdayaan Morgan Schneiderlin di Manchester United pun membuatnya berpikir ulang tentang masa depannya bersama Setan Merah. Keinginan untuk pindah dan mencari rumput yang lebih hijau pun menggelayuti pikirannya.
Schneiderlin kemudian mengambil keputusan untuk pindah ke Everton dengan harapan bisa mendapat menit bermain yang lebih banyak. Kans tampil di tim utama pun mungkin saja lebih baik ketimbang di Manchester United.
Bicara soal langkah yang diambilnya untuk menyeberang ke The Toffees, Schneiderlin sadar bahwa ia sebenarnya punya pilihan untuk tetap tinggal.
Ia mungkin akan ikhlas dan legawa menerima nasib sialnya di Manchester United - asalkan ia bermain di Euro 2016.
Dengan kata lain, kompetisi sepak bola Eropa tersebut adalah ‘hadiah’ hiburan baginya yang tampil suram bersama Setan Merah.
Namun ternyata takdir berkata lain. Walau namanya sempat ditambahkan usai cedera Lassana Diarra, Schneiderlin tidak bermain di satu pun laga Timnas Prancis di Euro 2016.
“Saya memutuskan pergi ke Everton. Saya bisa saja menerima nasib jarang bermain di Manchester United ketika saya kembali dari Euro 2016, tapi nyatanya saya tidak bermain dan saya merasa terpukul,” jelasnya.
Schneiderlin yang terbangun dari mimpi kosongnya berlaga di Euro 2016 pun akhirnya lebih mengutamakan menit bermain yang lebih banyak ketimbang berjuang di Manchester United. Opsi hengkang pun yang akhirnya ia ambil.
“Saya berkata pada diri sendiri, bahwa hal yang terpenting adalah tetap bermain meski di tim yang lebih kecil sekali pun. Saya mungkin saja tinggal dan membiarkan kepala saya dingin, tapi begitulah hidup,” ujarnya.
Setelah pergi dari Manchester United menuju Everton, ia kemudian kembali ke kampung halamannya di Prancis dan membela Nice pada musim panas 2020.
Mungkin saja kembali ke Prancis bisa sedikit mengobati luka hatinya yang terdepak dari tim nasional. Pasalnya, Morgan Schneiderlin sebenarnya adalah harta di skuat Les Blues yang sudah eksis di berbagai macam level usia.
Ia tercatat pernah membela Timnas Prancis U-16, U-17, U-18, U-19, U-20, dan U-21. Namun sayang, sepak terjangnya di tim senior tidaklah lama, yakni pada 2014-2015, berakhir tepat saat ia berseragam Manchester United.