x

Bakal Dipecat, Ini 3 Masalah Kronis yang Gagal Diselesaikan Ronald Koeman di Barcelona

Jumat, 24 September 2021 18:40 WIB
Editor: Subhan Wirawan
Bakal Dipecat, Ini 3 Masalah Kronis yang Gagal Diselesaikan Ronald Koeman di Barcelona

INDOSPORT.COM – Prestasi urung diraih sejauh ini, Ronald Koeman yang telah menjabat sebagai pelatih Barcelona sejak Agustus 2020 silam ternyata juga belum bisa menyelesaikan tiga masalah kronis El Barca. Apa sajakah itu?

Di bawah arahan Ronald Koeman, Barcelona sepanjang musim 21/22 ini memang belum menunjukkan progress yang signifikan.

Meski sempat meraih gelar juara Copa del Rey, namun penampilan yang inkonsisten sepanjang tahun 2021 membuat Barcelona tertahan di papan tengah klasemen sementara Liga Spanyol.

Baca Juga
Baca Juga

Teranyar, Barcelona kembali gagal meraih kemenangan saat menghadapi tim yang baru promosi tahun 20/21 lalu, Cadiz.

Bertanding di Estadio Nuevo Mirandilla, skuat Ronald Koeman bermain nihil gol sekaligus jadi hasil tak menang mereka yang ketiga sejauh ini.

Tercatat, terakhir kali Barcelona meraih kemenangan adalah pada bulan Agustus silam saat menjamu Getafe di lanjutan pekan ketiga Liga Spanyol 21/22.

Dalam laga yang berlangsung di Camp Nou tersebut, Barcelona bahkan hanya bisa menang tipis 2-1 lewat gol Sergio Roberto dan Memphis Depay.

Setelahnya, Barcelona tumbang tiga gol tanpa balas dari Bayern Munchen di Liga Champions, serta dua kali imbang kontra Granada dan Cadiz di Liga Spanyol.

Berbekal hasil minor tersebut, desakan untuk memecat Ronald Koeman pun mulai terdengar dari para fans Barcelona.

Jika melihat apa yang telah dikerjakan Ronald Koeman sejauh ini, ada beberapa masalah akut Barcelona sejak ditinggal pelatih sebelumnya yang belum bisa ia selesaikan.

Tidak cuma soal prestasi, namun hal-hal non-teknis lain yang cukup vital dan berperan besar untuk membangun kejayaan Barcelona, ternyata belum bisa Koeman rampungkan.

Lantas apa sajakah masalah tersebut? Berikut INDOSPORT coba merangkum serta mengulas:

Kembalikan Mental Juara

Para pemain Barcelona tertunduk lesu usai kebobolan saat melawan Real Socieadad.

Salah satu masalah di tubuh Barcelona saat ini ada di mental para pemain, yang tampaknya tidak lagi mencerminkan kalau mereka bermain untuk tim terkuat Eropa.

Imbasnya, pemain-pemain bintang yang didatangkan malah terlihat biasa-biasa saja dan gagal berikan kontribusi maksimal buat Barcelona.

Jika dilihat lebih jauh, kemunduran mental pemenang Barcelona terjadi saat mereka dibantai Bayern Munchen hingga 8-2 di ajang Liga Champions tahun 2020 silam.

Hasil buruk yang langsung membuat pelatih Quique Setién didepak dari kursi jabatannya. Ronald Koeman pun masuk dan diharapkan bisa mengembalikan moral tim.

Baca Juga
Baca Juga

Namun sayang, Ronald Koeman malah memperparah kondisi ruang ganti tim bahkan saat konferensi pers pun dirinya menyudutkan skuat Barcelona yang kurang kompeten untuk menerapkan taktiknya.

“Ini memang bukan Barcelona yang delapan tahun lalu. Itulah yang terjadi. Lihat daftar pemain kami. Kami lakukan yang terbaik. Kami tak punya lagi pemain-pemain dari era tiki taka,” keluhnya usai Barcelona ditahan imbang Granada pekan lalu.


1. Perbaiki Pertahanan

Gerard Pique tertunduk lesu usai Barcelona dibobol Bayern Munchen dalam laga perempatfinal Liga Champions 2019/20, Sabtu (15/08/20) dini hari.

Selain mental pemain, Ronald Koeman juga gagal menambal lini pertahanan Barcelona yang sejak dua musim lalu cukup rapuh.

Saat masih di era Pep Guardiola dan Luis Enrique (dua pelatih yang dianggap paling sukses menangani Barcelona pada abad 20), pertahanan El Barca dikawal oleh bek tangguh sekelas Carles Puyol hingga Gerard Pique.

Keduanya secara silih berganti mampu jadi tumpuan lini belakang Barcelona selama kurang lebih 10 musim, hingga membantu tim memenangkan berbagai gelar juara prestisius.

Namun setelah pensiunnya Carles Puyol dan semakin menuanya Gerard Pique, belum ada pemain yang bisa menjadi andalan Barcelona di jantung pertahanan meski klub sudah habiskan banyak uang untuk mendatangkan bek baru.

Teranyar di musim 21/22, Barcelona memboyong Eric García dari Manchester City, namun tetap saja El Barca sulit raih clean sheets.

Gaya Bermain
Terakhir adalah masalah gaya main Barcelona yang seolah hilang saat dilatih Ronald Koeman.

Seperti diketahui, bahwa Barcelona sangat identik dengan permainan umpan-umpan pendek atau yang lebih dikenal tiki-taka.

Taktik yang sangat mirip dengan gaya main totaalvoetbal Belanda, hanya saja tiki-taka menggunakan semua pemain di lapangan untuk ciptakan ruang serta mencegah lawan melakukan pressing.

Gaya main tiki-taka ini yang awalnya dipopulerkan Johan Cruyff ini terus dikembangkan oleh pelatih El Barca selanjutnya mulai dari Louis van Gaal, Frank Rijkaard hingga Josep Guardiola.

Sederet prestasi pun berhasil diraih para pelatih tersebut dengan gaya bermain ini. Namun sayang, taktik tiki-taka perlahan pudar sejak beberapa musim lalu lantaran pelatih yang menangani Barcelona merasa kurang cocok dengan gaya main itu.

Puncaknya saat di era Ronald Koeman, rencana menghilangkan tiki-taka khas Blaugrana juga kembali terjadi dan bahkan diakui sendiri oleh sang pelatih.

Meski basic formasi Ronald Koeman adalah 4-3-3, serupa dengan tim juara besutan Pep Guardiola dan Luis Enrique, namun pelatih asal Belanda itu enggan memainkan ball possession dan lebih banyak direct attack ke pertahanan lawan.

Sayang, niatan Ronald Koeman merubah gaya main Barcelona yang sudah paten sejak era Johan Cruyff tampaknya belum bisa berbuah manis.

Terbukti sepanjang musim 21/22, Barcelona baru raih dua kemenangan dari enam pertandingan di semua ajang.

BarcelonaLaLiga SpanyolRonald KoemanLiga Spanyol

Berita Terkini