Barcelona Resmi Catat Rekor Terburuk Sepanjang Masa di Liga Champions
INDOSPORT.COM – Barcelona resmi mencatatkan rekor terburuk sepanjang masa di Liga Champions, usai secara mengejutkan dibantai oleh Benfica.
Kejutan lagi-lagi terjadi di Grup E Liga Champions 2021-2022, usai Benfica mampu membantai Barcelona dengan skor telak 3-0 di Stadion Da Luz pada Kamis (30/09/21) dini hari WIB.
Sejak dimulainya pertandingan, sang tuan rumah memang telah dominan dan unggul lewat gol cepat Darwin Nunez di menit ketiga. Benfica kemudian makin unggul di babak kedua lewat satu gol dari Rafa Silva (69’).
Lalu berselang 10 menit kemudian, lagi-lagi Darwin Nunez menyumbangkan satu gol lewat tendangan penalti pada menit ke-79. Keunggulan pun mampu dipertahakan Benfica hingga pertandingan selesai, dan sukses menang 3-0 atas Barcelona.
Hasil ini pun membuat Barcelona memperpanjang kekalahan mereka di Liga Champions, setelah sebelumnya juga dibantai 0-3 atas Bayern Munchen di match day pertama pada 15 September lalu.
Kekalahan ini juga membuat Blaugrana menorehkan rekor terburuk sekaligus mengulang kenangan buruk mereka di salah satu ajang sepak bola paling bergengsi ini.
Melansir dari Goal Internasional, Barcelona sebelumnya belum pernah kalah dalam dua pertandingan pembuka mereka di ajang Liga Champions
Selain itu, ini juga merupakan kedua kalinya untuk Barcelona kalah dalam dua pertandingan pembuka mereka. Sebelumnya El Barca menelan dua kekalahan dalam pertandingan putaran pertama Liga Europa saat melawa FC Porto pada musim 1972-73.
1. Posisi Ronald Koeman di Ujung Tanduk
Rumor terkait pemecatan Ronald Koeman kembali berseliweran di mana-mana. Publik mungkin tengah menanti keputusan apa yang bakal diambil klub mengingat sepak terjang pelatih asal Belanda ini ternyata di bawah ekspektasi.
Terkait masa depannya di Barcelona, Ronald Koeman enggan bicara banyak. Ia merasa didukung oleh para pemainnya namun tidak tahu apa yang ada di benak para petinggi klub.
Pelatih yang pernah merengkuh gelar Liga Champions 1992 tersebut hanya meminta publik menunggu dan melihat apa yang akan terjadi selanjutnya, karena ia sendiri tidak tahu apa-apa dan tidak punya kuasa atas nasibnya di Barcelona.