Marak Protes Rencana Harga Tiket Liga 1 Kemahalan, Ini Penjelasan LIB
INDOSPORT.COM - Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB), Akhmad Hadian Lukita menjelaskan, mengapa harga tiket Liga 1 bisa dalam kisaran Rp250 ribu hingga 1 juta. Baginya harga tersebut sudah dalam melalui perhitungan matang-matang LIB.
Memang dengan perkiraan harga tiket sebesar itu hanya untuk menyaksikan pertandingan sepak bola Liga 1 bermunculan protes. Sebab harga tersebut dinilai terlalu mahal.
Namun Akhmad Hadian Lukita menilai, harga yang dibanderol sekitar Rp250 ribu sampai Rp1 juta justru wajar mengingat situasi dan kondisi pandemi saat ini. Sebab tentu LIB mempertimbangkan kenyamanan dan keamanan penonton ketika menyaksikan Liga 1 secara langsung.
"Jadi begini, kan yang ingin nonton sepak bola dengan nyaman pasti ada. Ini kami masih berpikir bagaimana menyediakan tempat yang ingin duduk dengan nyaman. Intinya bisa datang dengan istri dan anaknya," kata Akhmad Hadian Lukita.
Lukita menambahkan, bahwa perhitungan dri harga yang ditentukan tentu ada benerin yang didapatkan oleh penonton. Dimana mulai dari tes antigen hingga pelanggaran protokol kesehatan karena memang Liga 1 saat ini berlangsung dalam situasi pandemi Covid-19.
"Artinya dengan budget Rp 1 juta itu bisa dibilang seperti menguasai empat kursi. Jadi bisa kita sediakan kayak royal box, tapi kan tidak semua Rp 1 juta. Jadi bisa disebut ini khusus VIP," jelas Lukita.
"Kalau yang Rp250 ribu ada pembagiannya, bisa dibilang Rp100rb untuk tes antigen, lalu juga handsanitizer, masker, dan biaya aplikasi juga harus kita pikirkan," terangnya.
Untuk pembelian tiket, PT LIB nanti akan meluncurkan sebuah aplikasi yang juga bisa digunakan untuk mencari transportasi hingga penginapan sekaligus.
"Kapasitas (stadion) juga masih 25 persen, itu nutup biayanya segalanya dari mana. Jadi bicara presentase dan banyak hal, Rp 250 ribu itu sudah masuk akal," terang Akhmad Hadian Lukita.
"Tapi, kalau untuk transportasi itu beda lagi ceritanya. Itu hanya untuk tiket di stadion saja," tambah lelaki asal Jawa Barat tersebut.
1. Gelombang Protes
Dalam hal ini, PT LIB sadar bakal mendapat protes terutama mengenai pembelian tiket melalui aplikasi. Namun, LIB merasa terobosan ini bakal memudahkan suporter.
"Bukan mau merendahkan, masih belajar ke hidup yang advance. Semuanya sudah serba digital, semua dimudahkan dan kami ingin semuanya aman," ujarnya.
"Menurut saya masyarakat Indonesia kalau diarahkan dengan sistem yang baik, saya kira bisa. Jadi seharusnya kita sudah ke arah sana. Walaupun bangsa lain malah sudah 10 tahun lalu. Dan kita harus bisa."
"Semua konser musik, nonton bioskop, tiket pesawat, dan kereta juga sudah banyak yang begitu sudah online," pungkasnya