Akmal Marhali: PSSI Jangan Cuci Tangan, Tangkap Dalang Match Fixing!
INDOSPORT.COM - Koordinator Save Our Soccer (SOS) dan pengamat sepak bola, Akmal Marhali, meminta PSSI jangan cuma cuci tangan terkait kasus match fixing.
Sebagaimana diketahui, kasus match fixing atau pengaturan skor kembali menyeruak di Liga Indonesia, mulai dari Liga 1, Liga 2, dan juga di Liga 3 yang tengah berlangsung.
Salah satu yang sudah terungkap, yakni insiden yang menimpa Perserang Serang di Liga 2, di mana lima pemain telah terbukti melakukan match fixing dan diberhentikan.
Selain sanksi larangan bermain untuk waktu tertentu, PSSI kini juga melimpahkan kasus pengaturan skor Perserang ke ranah hukum, bekerja sama dengan Polda Metro Jaya.
"Setelah Komite Disiplin PSSI memutuskan hukuman kepada pemain Perserang, kami juga menindaklanjuti ini dengan melaporkan kepada pihak yang berwenang," kata Ketua Umum PSSI, Moch Iriawan, Minggu (07/11/21).
"Laporan ini kami lakukan agar kami bisa mengetahui secara detail siapa pihak luar yang menghubungi pemain. Apalagi pihak luar tersebut memakai private number," tambahnya.
Namun, Akmal Marhali mengaku belum puas dengan progres PSSI dalam upaya memberantas match fixing di Indonesia.
"Kasus Perserang Serang jangan sampai berhenti di pemain yang dihukum Komdis, lalu dilimpahkan ke kepolisian. PSSI juga harus mampu mengurai dan mendapatkan dalangnya," tegas Akmal melalui Instagram.
"Jangan sampai ada kesan, langkah PSSI melimpahkan kasus match fixing ke Polda Metro Jaya hanya bentuk cuci tangan, sementara piring kotor berserakan."
1. PSSI Harus Berantas Mafia
Menurut Akmal Marhali, PSSI mestinya tak harus menunggu sampai kasus match fixing terjadi, namun harus mengambil langkah preventif agar Liga Indonesia bebas dari mafia.
"PSSI harusnya bisa mengambil langkah preventif bahkan membongkar mafia bola yang diketahui untuk dijatuhkan sanksi, baik yang sifatnya lex sportiva atau maupun hukum pidana," tuntas Akmal Marhali.
Akmal Marhali secara aktif mengkritisi berbagai kebijakan sepak bola Indonesia dan PSSI selaku federasi, lewat gerakan Save Our Soccer (SOS) di media sosial.