Jurus Jitu Akmal Marhali Bersihkan PSSI dari Mafia: Potong 1 Generasi!
INDOSPORT.COM - Pengamat sepak bola dan Koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali, memberikan analisis tajam terkait masa depan sepak bola Indonesia.
Menurutnya, PSSI bisa maju andai berani memotong satu generasi, yang dihuni oleh para pelaku praktik kotor di kancah Liga 1, Liga 2, bahkan di Liga 3.
Hal ini merupakan buntut dari maraknya skandal mafia pengaturan skor atau match fixing yang mewarnai Liga Indonesia, hingga tidak ada lagi unsur sportivitas alias fair play.
Padahal, Liga Indonesia kini diwarnai oleh wajah-wajah baru penuh harapan. Banyak anak muda yang menjadi investor dan mengusung misi sepak bola modern.
Sebut saja Kaesang Pangarep yang kini menjadi ikon Persis Solo, Raffi Ahmad yang menyokong Rans Cilegon FC, serta Atta Halilintar yang berambisi bersama PS Pati.
"Ada harapan dua-tiga tahun ke depan, generasi milenial ini yang akan menjadi ujung tombak industri, bahkan prestasi sepak bola Indonesia menuju era 4.0," ungkap Akmal Marhali via Instagram.
Lantas, apa jadinya jika praktik pengaturan skor atau match fixing masih terjadi? Meski memiliki modal yang tak terkira, tapi sosok investor bisa saja mundur dan berdampak pada kemajuan industri sepak bola nasional.
"Kita pernah punya pengalaman di era Galatama, yang rontok di tengah jalan karena maraknya pengaturan skor," cetusnya.
1. Kawal Bersama
Maka, Akmal Marhali memberikan jurus jitu untuk membersihkan sepak bola Indonesia dari mafia, yakni memotong satu generasi. Artinya, pejabat PSSI saat ini harus mundur dan diisi oleh orang-orang baru yang jujur.
"Karena itu, mari kita kawal bersama agar para generasi baru di sepak bola kita bisa membawa perubahan. Percayalah, PSSI bisa maju di masa depan. Syaratnya, potong satu generasi," tuntas Akmal.
Akmal Marhali secara aktif mengkritisi berbagai kebijakan sepak bola Indonesia dan PSSI selaku federasi, lewat gerakan Save Our Soccer (SOS) di media sosial.