Sint-Truidense, Klub Eropa yang Kecanduan Datangkan Pemain Asal Jepang
INDOSPORT.COM – Jarang klub Eropa mau memberikan kesempatan untuk pemain Asia. Namun ada satu klub yang seakan kecanduan dan terus mendatangkan pemain asal Jepang. Klub itu adalah Sint-Truidense.
Sint-Truidense atau Sint-Truiden merupakan klub yang berkompetisi di kasta teratas Belgia, Jupiler Pro League. Klub ini sendiri telah berdiri sejak 23 Februari 1994.
Klub berjuluk De Kanaries ini lahir setelah dua tim asal daerah Sint-Truiden, FC Union dan FC Goldstar melakukan merger.
Dalam sejarahnya, Sint-Truiden bukanlah tim papan atas Belgia layakna Anderlecht, Club Brugge, Standard Liege ataupun KRC Genk.
Sint-Truiden belum pernah menjuarai Jupiler Pro League. Pencapaiannya terbaiknya di kancah liga hanyalah menjadi Runner Up. Itupun di musim 1965/66.
Di kasta teratas, Sint-Truiden hanya sekali memenangkan gelar yakni Piala Liga Belgia pada musim 1997/98. Selebihnya, gelar juara hanya didapat di kasta kedua yakni sebanyak empat kali.
Meski bukanlah tim papan atas, Sint-Truiden merupakan klub yang mampu menarik minat para pecinta sepak bola Jepang. Pasalnya, klub ini terhitung rutin dan bisa dikatakan kecanduan mendatangkan pemain-pemain dari negeri Sakura.
Hal ini terbilang cukup unik. Pasalnya, jarang klub-klub Eropa apalagi untuk klub Belgia, mendatangan atau merekrut pemain dari Asia, kendati itu dari Jepang.
Lantas, mengapa Sint-Truiden rajin mendatangkan pemain asal Jepang dan mempercayai mereka setiap musimnya? Berikut kisahnya.
1. Bukan Sekadar Pemain Titipan
Sebagai permulaan, di musim 2021/22 ini Sint-Truiden memiliki 7 pemain asal Jepang. Jumlah yang banyak untuk sekelas tim Eropa.
Usut punya usut, Sint-Truiden telah rajin mendatangkan pemain asal Jepang sejak 2017. Salah satu faktornya karena klub tersebut diakuisisi oleh perusahaan elektronik da internet asal negeri Sakura, yakni DMM.com.
Meski diakuisisi oleh perusahaan asal Jepang, Sint-Truiden merekrut pemain asal Jepang bukan karena dititipkan atau karena campur tangan perusahaan tersebut.
Pemain Jepang yang didatangkan kebanyakan memang pemain-pemain berkualitas. Sederet pemain berkualitas dari negeri Sakura pun pernah mampir atau bermain di klub ini.
Sebut saja seperti Daichi Kamada yang tercatat kini membela Eintracht Frankfurt. Lalu juga ada bek anyar Arsenal, Takehiro Tomiyasu.
Belum lagi nama-nama lainnya seperti Wataru Endo yang kini membela VfB Stuttgart dan di musim ini ada Daichi Hayashi yang tercatat masuk dalam bagian tim nasional Jepang saa Olimpidade 2020 kemarin.
Sint-Truiden pun menggunakan metode peminjaman ataupun pembelian permanen untuk para pemain asal Jepang ini.
Sebagian para pemain dipinjam tak hanya dari klub Eropa lainnya, melainkan juga dari klub Jepang. Sebagai contoh ada nama Daiki Hashioka yang dipinjam dari Urawa Red Diamonds dan kemudian dikembalikan ke klub lamanya.
Lalu pembelian permanen juga dilakukan seperti kasus Daichi Hayashi yang didatangkan dari Sagan Tosu dengan mahar yang tak diketahui.
Alur pembelian dan pinjaman ini membuktikan bahwa Sint-Truiden mendatangkan pemain asal Jepang bukan karena faktor pemain titipan, melainkan karena kualitas yang dimiliki para pemain tersebut.
Hebatnya, dengan modal pemain Asia asal Jepang yang secara kualitas dianggap kalah dari pemain dari benua lainnya, Sint-Truiden bisa bertahan di Jupiler Pro League.
Saat artikel ini dipublikasikan, Sint-Truiden berada di papan tengah tepatnya di peringkat ke-11 dari 18 tim dengan perolehan 18 poin dari 14 pertandingan.
Secara tak langsung, metode Sint-Truiden ini memberikan keuntungan untuk Jepang sendiri di mana para pemainnya bisa menimba ilmu dan membuka jalan bermain di level teratas seperti Takehiro Tomiyasu yang bisa bergabung Arsenal.