x

Nick Crittenden: Eks Wonderkid Gagal Chelsea yang Beralih Jadi Akuntan

Sabtu, 13 November 2021 19:20 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
Nick Crittenden, eks wonderkid gagal Chelsea yang kini jadi akuntan.

INDOSPORT.COM – Mengenal Nick Crittenden, eks Wonderkid gagal Chelsea yang dulunya digadang-gadang jadi pemain masa depan dan malah berakhir menjadi akuntan.

Pada era 90 an, Chelsea bisa dikatakan memiliki banyak pemain muda yang berpotensi menjadi bintang masa depan. Selain John Terry dan Jody Morris, ada nama yang telah terlupakan yakni Nick Crittenden.

Nick Crittenden adalah mantan pemain akademi Chelsea. Kariernya terbilang tak mulus di Stamford Bridge ketimbang John Terry dan Jody Morris.

Baca Juga
Baca Juga

Saat John Terry dan Jody Morris yang seangkatannya di akademi kerap berlatih di tim utama, Crittenden malah jarang mendapat kesempatan.

Namun semua itu berubah pada 1997. Pelatih Chelsea kala itu, Ruud Gullit memainkannya sebagai starter dan bermain secara penuh di Piala Liga saat melawan Southampton.

Saat itu, Crittenden berusia 19 tahun. Tak disangka, di laga debutnya itu ia mendapat Man of the Match dari Ruud Gullit yang membuatnya terbang tinggi.

“Ruud Gullit memainkan tim yang tak berpengalaman, meskipun dia dan Dennis Wise bermain di laga itu,” kenang Crittenden dikutip dari Planet Football.

Baca Juga
Baca Juga

“Setelah pertandingan, Gullit berkata ke Sky Sports bahwa saya adalah Man of the Match. Saya tak percaya. Itu luar biasa. Saya masih memiliki rekaman videonya,” ujarnya.

Setelahnya, banyak yang memprediksi karier Crittenden akan cemerlang. Apalagi ia masih tergabung di skuat utama dan bermain sebanyak dua laga lagi.

Sayangnya, prediksi itu meleset. Nick Crittenden hanya bermain tiga laga saja untuk Chelsea sebelum memutuskan hengkang ke Yeovil Town dan berakhir menjadi akuntan di klub itu.


1. Karier Menurun dan Jadi Akuntan

Nick Crittenden, eks pemain Chelsea.

Setelah bermain apik untuk Chelsea di era Ruud Gullit, Nick Critenden diyakini akan bertahan di tim utama, termasuk saat kursi kepelatihan berganti dari pria asal Belanda itu ke Gianluca Vialli.

Crittenden pun percaya bahwa dirinya akan menjadi salah satu bagian penting Chelsea di bawah araan Vialli. Namun hal itu salah besar.

Selama dua tahun, Crittenden tak dilirik oleh Vialli. Wajar saja mengingat banyak bintang ternama yang bermain untuk Chelsea kala itu.

“Saya bertahan dua tahun setelah penunjukkan Vialli, tapi seharusnya saya tak menunggu lama, saya seharusnya pindah lebih cepat,” akunya.

Pada tahun 2000, Crittenden pun resmi berpisah dengan Chelsea dan bergabung tim kasta bawah Yeovil Town. Ia bertahan di klub tersebut selama tiga dengan berhasil membawa timnya menjuarai Trofi FA (ajang FA untuk tim-tim kasta terbawah).

Setelahnya ia pergi ke Aldershot lalu bermain untuk Weymouth dan Dorchester Town. Semua tim ini, adalah tim papan bawah.

Setelah memutuskan pensiun dengan karier sepak bola yang biasa saja, Crittenden pun mencoba mencari ilmu baru dan mencari pekerjaan lain yang tak jauh dari sepak bola.

Alhasil, ia kini menjadi akuntan di klub Yeofil Town, di mana pekerjaan ini bisa menghidupi istri dan ketiga anaknya di rumah.

“Saya menikmati waktu di mana saya melihat sepak bola dari sisi yang lain, dari sisi di belakang layar (sebagai akuntan klub),”ujarnya.

Meski sibuk sebagai akuntan, Crittenden tak menutup kemungkinan kembali lagi ke lapangan sebagai pelatih. Meskipun itu hanya membela tim-tim kasta bawah.

Dari kariernya, Crittenden mengaku menyesali satu hal penting, di mana dirinya gagal menunjukkan potensinya karena sifatnya yang pemalu dan pendiam.

“Salah satu alasan saya tak bisa mencapai banyak hal adalah karena kepribadian saya. Saya seharusnya arogan ntuk menjadi yang terbaik. Saya terlalu pendiam, dan mungkin itu yang membuat saya tak diperhatikan,” pungkasnya.

ChelseaJohn TerryRuud GullitYeovil TownLiga InggrisBola InternasionalSepak Bola

Berita Terkini