3 Murid Ralf Rangnick yang Layak Jadi Manajer Permanen Manchester United
INDOSPORT.COM – Ralf Rangnick resmi jadi manajer interim Manchester United hingga akhir musim. Berikut 3 muridnya yang layak jadi manajer permanen MU musim depan.
Manchester United menunjuk Ralf Rangnick sebagai manajer interim. Pria Jerman itu akan memimpin Cristiano Ronaldo dkk hingga akhir musim, sebelum beralih peran sebagai konsultan selama 2 tahun.
Ralf Rangnick merupakan pelatih bernama besar di Bundesliga Jerman. Meski tak pernah memenangkan gelar bergengsi, ia piawai membangun proyek sepak bola hingga mendapat julukan profesor.
Di sisi lain, Rangnick juga dikenal sebagai mentor bagi sejumlah manajer asal Jerman. Sejumlah sosok yang pernah bekerja sama dengannya sebagai pemain ataupun di tim kepelatihan, kini menjelma menjadi manajer papan atas.
Salah satu contohnya adalah Thomas Tuchel. Tuchel menjadi pemain Rangnick di Ulm sebelum pensiun dini karena cedera. Rangnick-lah yang kemudian membukakan jalan bagi Tuchel dengan menawarinya pekerjaan sebagai pelatih tim junior.
Murid Ralf Rangnick lainnya adalah Julian Nagelsmann (Bayern Munchen) dan Roger Schmidt (PSV). Nagelsmann pernah bekerja sama dengan Rangnick di Hoffenheim dan RB Leipzig, sedangkan Schmidt juga bekerja sama dengan Rangnick di Leipzig.
Bukan tidak mungkin, sebagai manajer permanen mulai musim depan, Manchester United akan memboyong salah satu murid Rangnick alih-alih mendatangkan sosok seperti Mauricio Pochettino atau Erik ten Hag.
Hal itu tentu akan memudahkan proses adaptasi tim Setan Merah dari Rangnick ke sang manajer baru.
Pasalnya, murid-murid Rangnick memiliki sistem permainan yang tak terlalu berbeda dengan sang guru. Guru dan murid itu juga akan mudah bekerja sama dalam berburu pemain untuk MU di bursa transfer.
Lantas, siapa saja murid Ralf Rangnick yang layak menjadi manajer permanen Manchester United mulai musim depan? Berikut ulasannya:
1. Trio Pelatih Bundesliga
Marco Rose – Borussia Dortmund
Marco Rose bekerja sama dengan Ralf Rangnick di RB Salzburg ketika Rangnick menjadi direktur sepakbola, sedangkan Rose melatih tim U-16, U-18, hingga akhirnya tim utama. Rose berhasil membawa Salzburg menjuarai Bundesliga Austria 2 musim beruntun pada 2017/2018 dan 2018/2019.
Rose kemudian hengkang Borussia Monchengladbach dan membawa tim itu finis 4 besar serta merebut tiket Liga Champions. Musim lalu, ia membawa Gladbach menembus 16 besar Liga Champions. Musim ini, ia membesut Dortmund yang kini bertengger di posisi kedua klasemen Bundesliga.
Rose dikenal memiliki filosofi permainan bertempo tinggi dan menyerang. Pria 45 tahun ini juga penggemar pola 4-2-3-1 meski juga kerap memainkan 4-3-3. Kedua pola ini terbilang sudah familier bagi skuat United sehingga akan memudahkan mereka beradaptasi.
Jesse Marsch – RB Leipzig
Jesse Marsch merupakan asisten Ralf Rangnick ketika membesut RB Leipzig di musim 2018/2019. Ketika itu ia membantu Rangnick membawa tim tersebut finis ketiga di Bundesliga dan mencapai final DFB Pokal.
Musim berikutnya, ia menjadi pelatih kepala di RB Salzburg menggantikan Marco Rose. Marsch sukses besar dengan meraih gelar ganda Bundesliga Austria dan Piala Austria selama 2 musim beruntun pada 2019/2020 dan 2020/2021. Awal musim ini, ia kembali ke Leipzig untuk menjadi pelatih kepala.
Jesse Marsch dikenal sebagai pelatih disiplin dan tegas yang tak segan menerapkan sejumlah larangan. Secara pemainan, ia dikenal sebagai penggemar gegenpressing dan kerap mengandalkan pola 4-2-3-1 meski juga tak jarang memainkan skema 3-4-2-1.
Adi Hutter – Borussia Monchengladbach
Adi Hutter bekerja sama dengan Rangnick di RB Salzburg pada 2014/2015 ketika ia menjadi pelatih kepala sedangkan Rangnick menjabat sebagai direktur sepakbola. Meski hanya bertahan setahun, Hutter sukses mempersembahkan gelar ganda Bundesliga Austria dan Piala Austria.
Dari Salzburg, ia beralih ke Swiss untuk memimpin Young Boys selama 3 musim dan menghadirkan gelar juara liga di musim terakhirnya. Ia kemudian kembali ke Jerman untuk membesut Eintrach Frankfurt dari 2018/2019 hingga 2020/2021.
Meski prestasi terbaiknya hanya finis kelima di Bundesliga dan menembus semifinal Liga Europa, kinerja Hutter di Frankfurt banyak dipuji berkat permainan yang agresif dan menekan. Ia juga berhasil menghidupkan kembali performa Andre Silva dan Luka Jovic.
Hutter sendiri sejak musim panas lalu membesut Gladbach menggantikan Marco Rose yang pindah ke Dortmund.