x

Prestasi Sepak Bola Indonesia Jeblok, Pelatih Jerman: Gara-gara Politik!

Jumat, 3 Desember 2021 17:25 WIB
Penulis: Martini | Editor: Indra Citra Sena
Ekspresi pemain timnas Indonesia U-19 usai dikalahkan Kroasia dalam laga uji coba, Selasa (8/9/20).

INDOSPORT.COM - Prestasi sepak bola Tanah Air memang tidak selalu membanggakan, terutama timnas Indonesia. Pelatih asal Jerman, Timo Scheunemann, menyebut semua ini terjadi gara-gara faktor politik.

Timo Scheunemann merupakan salah satu pelatih sepak bola yang konsentrasi pada pembinaan pemain usia muda. Terakhir kali, Timo menjadi asisten pelatih Garuda Select. 

Salah satu misinya ialah ingin berkontribusi untuk memajukan sepak bola Indonesia.  Namun, hal itu dirasa cukup berat, karena sepak bola dalam negeri diwarnai politik.

Baca Juga
Baca Juga

"Indonesia yang didominasi oleh politik, itu bertentangan. Politik itu kan jangka pendek, sedangkan pembinaan sepak bola itu harus jangka panjang," jelas Timo Scheunemann.

Namun, hal itu bukan tidak mungkin untuk diupayakan. Bagi Timo, ia tengah menanti orang-orang baik yang berkontribusi pada pembinaan pemain sepak bola usia muda.

"Memang dibutuhkan orang-orang baik di pusat maupun sentral-sentral SSB, akademi dan sebagainya, orang yang mau berpikiran jangka panjang," terang Timo Scheuneman.

"Maka, dibutuhkan orang-orang yang mau mengabdi dan tidak memikirkan hasilnya, karena hasilnya tidak akan dia yang panen," lanjut Timo melalui Youtube GAN Channel.

Baca Juga
Baca Juga

Salah satu target terdekat, yaitu agenda Piala Dunia U-20 2023. Ajang ini akan jadi pembuktian, apakah pembinaan pemain muda timnas Indonesia sudah sesuai atau tidak.


1. Belajar dari Jepang

Saddil Ramdani ketika membela Timnas Indonesia U-19 vs Jepang U-19 di perempatfinal Piala Asia U-19

Lebih lanjut, Timo Scheunemann juga menjelaskan bagaimana federasi Jepang membentuk bibit-bibit pesepak bola berprestasi.

Menurutnya, pemain sepak bola sudah dibentuk sejak usia dini, sehingga keluarga memiliki peran penting untuk menanamkan pentingnya latihan saat anak masih balita.

"Jangan mulai pembinaan dari umur tujuh tahun, jangan berpikir usia emas itu hanya 9 sampai 12 tahun. Itu usia emas kedua. Usia emas pertama itu 2-6 tahun," terang Timo.

"Itu yang dilakukan di Jepang, didorong terus menerus dengan konsep 'football start at home'. Dengan konsep ini, Jepang maju luar biasa," jelas sosok berusia 47 tahun itu.

JepangTimo ScheunemannTimnas IndonesiaLiga IndonesiaAkademi KlubSepak BolaBerita Timnas Indonesia

Berita Terkini