Liga Inggris: Man United Belum Bisa Gunakan Gegenpressing Saat Hadapi Palace
INDOSPORT.COM - Manajer interim baru Manchester United, Ralf Rangnick, menegaskan dirinya tidak menjanjikan perubahan radikal dalam segi taktik saat timnya menghadapi Crystal Palace dalam lanjutan Liga Inggris 2021-2022. Dia mengaku butuh waktu.
Dengan reputasinya sebagai salah satu pelatih penemu strategi pressing tinggi alias gegenpressing, Rangnick tentunya diharapkan bisa menyulap Man United menjadi tim yang lebih agresif. Akan tetapi, pria asal Jerman itu baru memimpin satu sesi latihan sejak ditunjuk.
Apalagi duel kontra Crystal Palace akan digelar pada Minggu (5/12/21) nanti malam. Mustahil para pemain Manchester United akan langsung paham dengan apa yang diinginkan Rangnick.
Kendati demikian, Ralf Rangnick tetap percaya pada kualitas para pemainnya untuk bisa mendulang tripoin di Old Trafford nanti. Cristiano Ronaldo dkk. sudah punya cukup pengalaman dan skill yang dibutuhkan untuk menang di mata eks bos Schalke 04 itu.
"Untuk sementara aku harus menerima para pemain apa adanya. Tidak mungkin mengubah mereka jadi ahli pressing dalam hitungan pekan saja," ungkap Rangnick dalam konferensi pers pralaga.
"Sebagai pelatih, anda harus tahu kualitas pemain yang ada dalam tim. Sia-sia saja memberi mereka perintah tanpa persiapan yang cukup," cetusnya.
"Sepak bola yang jadi filosofiku tidak bisa diibaratkan sebagai musik yang mengalun lambat. Bukan rahasia lagi jika taktikku mirip dengan Jurgen Klopp," tambah bekas direktur olahraga RB Leipzig dan RB Salzburg itu.
1. Diuntungkan Jadwal Ringan
Sebagai nakhoda sementara yang dituntut menunjukkan perubahan cepat, Rangnick cukup diuntungkan dengan jadwal. Manchester United saat ini sudah melewati periode padat nan sulit yang membuat Ole Gunnar Solskjaer terpaksa turun dari jabatannya.
Tidak ada lagi laga melawan tim enam besar Liga Inggris untuk sementara waktu. Ujian terberat Setan Merah bersama Ralf Rangnick mungkin baru datang pada 22 Januari 2022, di mana West Ham United menanti.
Setelah itu juga ada fase gugur Liga Champions. Mengingat Manchester United finis sebagai juara grup, maka kans untuk mendapat lawan yang relatif lebih enteng cukup besar.