x

3 Penyebab Buruknya Laju Chelsea dalam Beberapa Laga Terakhir, Salah Satunya Ulah Pemain Veteran

Kamis, 9 Desember 2021 17:00 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
Skuat Chelsea di laga melawan Zenit (09/12/21).

INDOSPORT.COM – Laju Chelsea kian memburuk saat memasuki musim dingin 2021/22. Apakah yang jadi penyebab hancurnya permainan anak asuh Thomas Tuchel?

Chelsea kembali menuai hasil buruk kala bertandang ke markas Zenit St Petersburg di laga terakhir grup H Liga Champions 2021/22, Kamis (09/12/21).

Dalam lawatannya itu, Chelsea hanya mampu meraih hasil imbang kendati sempat unggul dua kali atas bakal calon tuan rumah final Liga Champions musim ini.

Baca Juga
Baca Juga

Chelsea sempat unggul cepat lewat Timo Werner di menit ke-2. Namun Zenit St Petersburg mampu berbalik unggul lewat Claudinho dan Serdar Azmoun dalam tempo 3 menit saja jelang berakhirnya babak pertama.

Setelahnya, Chelsea mampu menyamakan kedudukan dan kembali unggul lewat gol Romelu Lukaku di menit ke-62 dan gol Werner di menit ke-85.

Sayangnya, harapan meraih tiga poin pupus di masa Injury Time setelah Magomed Ozdoyev menyamakan kedudukan lewat sepakan setengah volinya.

Baca Juga
Baca Juga

Hasil imbang ini memperpanjang tren buruk Chelsea, terutama saat bertahan. Dalam 2 laga terakhirnya, The Blues telah kebobolan 6 gol.

Catatan ini menjadi alarm bagi Tuchel selaku pelatih. Entah bagaimana anak asuhnya yang dikenal sulit dibobol, malah bisa kebobolan 6 gol hanya dalam 2 laga dalam kurun waktu kurang dari lima hari.

Untuk itu, ada baiknya membedah 3 penyebab buruknya laju Chelsea di kancah domestik dan Eropa saat musim 2021/22 mulai memasuki musim dingin.


1. Penyebab Buruknya Performa Chelsea

Skuat Chelsea di laga melawan Zenit (09/12/21).

1. Para Pemain Pilar Cedera dan Kelelahan

Faktor utama memburuknya laju Chelsea tak lain akibat cedera dan kelelahan. Beberapa pemain pilar seperti Ben Chilwell, N’Golo Kante, Mateo Kovacic (sembuh tapi terinfeksi Covid-19) dan Jorginho (kelelahan).

Tanpa disadari, empat pemain ini merupakan pemain vital, terlebih untuk trio Jorginho, Kovacic, dan Kante. Absennya keempat pemain ini berimbas pada permainan Chelsea.

Tuchel sendiri sempat melakukan perubahan pemain untuk posisi Double Pivot. Tapi tetap saja perubahan ini tak memberi dampak positif.

Duet Reece James dan Ross Barkley di laga melawan Zenit maupun duet Ruben Loftus-Cheek dan Saul Niguez di laga melawan Watford menjadi bukti sahih bahwa trio Jorginho, Kovacic dan Kante tak tergantikan perannya.

2. Situasi Kontrak Barisan Pertahanan

Situasi yang dialami pemain di luar lapangan terkadang  mempengaruhi performa pemain tersebut di atas lapangan. Hal ini tengah terjadi di Chelsea.

Sebagaimana diketahui, saat ini empat bek utama Chelsea yakni Thiago Silva, Antonio Rudiger, Cesar Azpilicueta, dan Andreas Christensen dalam situasi kontrak yang rumit. Kontrak keempat bek pilar itu akan habis pada Juni 2022.

Chelsea sendiri tengah membicarakan perihal kontrak baru itu. Dan sejauh ini, hanya Thiago Silva yang dilaporkan siap meneken kontrak bila disodorkan.

Tiga pemain sisanya masih dalam tahapan negosiasi. Hingga memasuki bursa transfer musim dingin, belum ada tanda-tanda ketiganya sepakat untuk meneken kontrak.

Tanpa disadari, hal ini berpengaruh ke permainan. Tuchel selaku pelatih bahkan mengakui hal tersebut, sehingga Christensen terus dicadangkan dan digantikan oleh Trevoh Chalobah.

3. Kedalaman Skuat yang Kurang Mumpuni

Perbedaan kualitas terlihat dalam skuat di tubuh Chelsea. Baik pemain utama maupun pemain cadangan memiliki perbedaan bak langit dan bumi.

Selain kualitas trio Jorginho, Kovacic, dan Kante yang memang tak tergantikan, pos-pos vital Chelsea lainnnya pun juga hampir tak tergantikan, atau penggantinya tak sepadan.

Sebagai contoh di posisi Rudiger. Tuchel hanya punya pilihan Malang Sarr yang bermain buruk saat di laga melawan Zenit. Lalu di pos Wing Back kiri, pengganti Ben Chilwell adalah Marcos Alonso yang kian menua.

Untuk urusan kedalaman skuat, kesalahan sepenuhnya ada di tangan petinggi Chelsea yang tak mendukung Tuchel untuk membuat skuat berkapasitas juara.

Andai saja pada musim panas 2021 lalu Chelsea berhasil mendatangkan Jules Kounde, mungkin saja Tuchel tak pusing mencari bek pelapis Rudiger kelak.

ChelseaZenit St. PetersburgThomas TuchelIn Depth SportsSepak Bola

Berita Terkini