3 Alasan Mengapa Saul Niguez Jadi Pesakitan di Chelsea
INDOSPORT.COM – Kesabaran pendukung Chelsea terhadap Saul Niguez nampak habis usai sang pemain tampil buruk di beberapa laga. Mengapa pemain pinjaman Atletico Madrid ini malah melempem saat jalani masa peminjaman bersama The Blues?
Saul Niguez menjadi perbincangan karena buruknya performa yang ia tunjukkan saat diturunkan dalam beberapa laga Chelsea.
Performa buruknya itu sejatinya bisa dimaklumi pendukung Chelsea karena pemain asal Spanyol itu membutuhkan proses adaptasi.
Sayangnya, kesabaran itu telah habis di pekan ke-17 kala Chelsea menjamu Everton. Pemain berusia 27 tahun itu tak kunjung tampil cemerlang.
Karena performanya itu, Saul Niguez pun menjadi bulan-bulanan para pendukung Chelsea di media sosial. Sebagian mendukung dirinya untuk dipulangkan ke Atletico Madrid pada Januari 2022 nanti.
Sejak didatangkan, Saul terus gagal merebut hati Thomas Tuchel. Kendati lini tengah Chelsea tengah diterpa masalah, namanya tetap tak dilirik oleh pelatih asal Jerman itu.
Tuchel malah lebih mempercayakan Ruben Loftus-Cheek dan meminta Jorginho terus bermain dengan pereda rasa nyeri ketimbang memainkan Saul.
Meski demikian, Tuchel masih bersabar dan memberinya kesempatan untuk tampil dan membuktikan kapasitasnya sebagai pemain pengganti.
Lantas, apa penyebab Saul Niguez menjadi pesakitan di Chelsea? Apa alasan sehingga dirinya kini menjadi kambing hitam dan bulan-bulanan pendukung The Blues?
1. Kendala yang Bikin Saul Jadi Pesakitan di Chelsea
1. Bahasa
Kendala bahasa menjadi salah satu penyebab mengapa Saul Niguez tak bisa mengeluarkan potensi terbaiknya di atas lapangan kala bermain.
Selama di Chelsea, Saul sulit beradaptasi dengan lingkungan The Blues yang lebih aktif menggunakan bahasa Inggris. Sedangkan dirinya malah sama sekali belum memahami bahasa Inggris.
Selama di Chelsea, Saul lebih banyak bergaul dengan kompatriotnya asal Spanyol seperti Kepa Arrizabalaga, Marcos Alonso dan Cesar Azpilicueta.
Nahasnya saat Saul bermain, keempat kompatriotnya itu jarang dimainkan bersama dengannya. Sehingga komunikasi pun tersendat dan ia kesulitan membangun Chemistry dengan penggawa Chelsea lainnya.
2. Peran di Permainan Chelsea
Saul memilih hijrah ke Chelsea karena dirinya tak mau ditempatkan sebagai Wing Back kiri oleh Diego Simeone di Atletico Madrid.
Saul memilih untuk kembali bermain di lini tengah yang merupakan posisi aslinya, yakni sebagai gelandang Box to Box yang aktif menyerang dan bertahan.
Sayangnya, selama di Chelsea Saul lebih banyak diturunkan sebagai Regista atau pengatur permainan, sama seperti Jorginho.
Dalam beberapa kesempatan, ia diduetkan bersama Loftus-Cheek yang lebih aktif sebagai gelandang Box to Box. Dalam skema Tuchel, mau tak mau Saul dimainkan sebagai pengatur tempo permainan.
Hanya saja, keputusan ini berbuah fatal bagi Saul dan Chelsea sendiri. Ketidakmampuan Saul menempati posisi Regista membuat pola permainan The Blues kacau dan namanya kian menjadi bulan-bulanan.
Selain itu, Saul juga sempat diturunkan sebagai Wing Back kiri mengacu pada krisis yang dialami Chelsea. Sayangnya, posisi ini bukanlah posisi kesukaannya. Bukankah ia pergi dari Atletico karena tak ingin jadi Wing Back kiri?
3. Kepercayaan Diri
Masih ingat dengan debut buruk Saul di laga perdananya bersama Chelsea kala melawan Aston Villa? Hal tersebut diyakini mengurangi kepercayaan dirinya sebagai pemain.
Saat itu, Saul debut sejak menit pertama sebagai Regista berpasangan dengan Mateo Kovacic. Hanya saja, ia tak bisa berbuat banyak di posisi yang baru ia tempati ini.
Alhasil, debutnya tersebut terbilang buruk sehingga Tuchel menariknya di pertengahan pertandingan dan digantikan dengan Jorginho.
Debut buruk itu membuat kepercayaan diri Saul menurun drastis dan membuat Tuchel kehilangan kepercayaan akan dirinya.