Dianggap Kasar dan Banjir Kartu Kuning, Ini Alasan Timnas Indonesia Sabet Fair Play Award Piala AFF
INDOSPORT.COM - Jika dilihat dari jumlah kartu kuning yang diterima oleh timnas Indonesia di Piala AFF 2020 lalu, rasanya kurang pantas jika tim Garuda dianugerahi Fair Play Award. Kendati demikian, penilaian untuk kategori ini rupanya bukan hanya soal koleksi kartu acungan wasit.
Memang benar jika Asnawi Mangkualam dan kolega sudah mengumpulkan sepuluh kartu kuning namun pihak penyelenggara juga punya pertimbangan sendiri. Fair play juga bisa dinilai dari sikap tim di luar pertandingan.
Dalam kode Fair Play yang digubah FIFA, terdapat sepuluh hal yang menjadi penekanan. Dari kesepuluh hal itu kartu kuning dan kartu merah tak menjadi acuan baku, karena itu bagian dari Laws of the Game.
Kesepuluh kode fair play FIFA itu adalah bermain jujur, bermain mengincar kemenangan dan menerima kekalahan dengan hormat, mematuhi Laws of the Game, serta menghormati lawan, rekan setim, wasit, perangkat pertandingan, dan penonton.
Kemudian juga ada mempromosikan sepak bola indah, menghormati pembela reputasi positif sepak bola, menolak korupsi, narkoba, kekerasan, judi, dan aksi-aksi lain yang membahayakan sepak bola.
Lantas membantu orang lain melawan sesuatu yang merusak, mengecam yang mendiskreditkan sepak bola, dan terakhir menjadikan sepak bola sebagai sarana untuk membuat dunia yang lebih baik. Berdasarkan sepuluh hal ini, timnas Indonesia sudah cukup memenuhi syarat.
Aksi Asnawi yang mengganggu Faris Ramli selepas gagal penalti di leg kedua semi-final melawan Singapura, tak melanggar Laws of the Game. Apalagi setelah itu Shin Tae-yong selaku mpelatih timnas Indonesia menegur keras sang pemain sehingga semakin menambah nilai plus dari sisi fair play.
Pertandingan timnas Indonesia kontra Malaysia yang menjadi salah satu partai paling panas di Piala AFF, berjalan dengan lancar. Nyaris tidak ada keributan tidak perlu, meski kedua negara terlibat rivalitas yang mengakar.
Ini berbeda dengan laga Thailand kontra Vietnam, di semi-final yang menghadirkan sejumlah insiden negatif. Para pemain di kedua kubu saling bertukar pelanggaran keras dan juga diving yang mana mencederai fair play.
1. Memang Cukup 'Kasar'
Dari fase grup hingga babak final, timnas Indonesia memainkan delapan pertandingan. Total ada 135 pelanggaran yang dibuat oleh anak-anak asuh Shin Tae-yong atau rata-rata 17 kali tiap 90 menit.
Tidak heran jika ada sebagian pihak yang merasa Fair Play Award tak layak diberikan pada timnas Indonesia. Seperti yang disuarakan oleh sejumlah media Vietnam tempo hari.
Sebagian besar kontestan Piala AFF 2020 hanya melakukan sekitar 14 hingga 15 foul saja per pertandingannya. Laos jadi negara paling 'lunak' dengan rataan 6,5 atau 26 secara total. Namun Kamboja justru jadi yang paling sedikit diacungi kartu yakni dua kali.