Takdir Apes Ganso, Sahabat Neymar yang Gagal Bersinar di Eropa
INDOSPORT.COM - Sebagai pesepak bola papan atas, Neymar tentu memiliki seabrek teman dekat, termasuk Paulo Henrique Chagas de Lima alias Ganso.
Sekilas, mungkin nama super panjang di atas terdengar asing di telinga kebanyakan orang. Namun faktanya, ia memang sahabat Neymar yang juga berprofesi sebagai pesepak bola.
Hanya saja, keduanya memiliki nasib berbeda satu sama lain. Neymar, seperti diketahui, merupakan salah satu pemain mahal dunia yang bermain di salah satu klub raksasa juga, Paris Saint-Germain (PSG).
Sementara itu, Paulo Henrique Chagas de Lima alias Ganso sejauh ini dikenal di Eropa hanya saat ia berseragam Sevilla selama periode 2016 sampai dengan 2019.
Sempat bermain untuk Santos, ia sejatinya sempat diramal dan digadang-gadang sebagai penerus Ricardo Kaka dan Alexandre Pato yang sudah duluan beken.
Di klub Brasil inilah, bakat Ganso ditempa sedemikian rupa hingga membuat orang-orang saat itu yakin ia akan bersinar. Apalagi bersamanya ada Neymar muda yang tentunya tengah membidik karier di Eropa.
Namun sayang keduanya harus berpisah dan melalui jalan karier yang berbeda. Neymar menjelma sebagai pemain top Eropa dan dunia, tidak kalah mentereng dari para megabintang seperti Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.
Sementara itu, karier Ganso lebih bersinar di kancah domestik. Setelah dari Santos, ia pun merapat ke Sao Paolo dan dari dua klub inilah daftar perolehan trofinya terisi lumayan penuh.
Hanya saja, kesuksesan tersebut ternyata tidak dapat ia ulang ketika menginjakkan kaki di kancah sepak bola Eropa.
1. Perjalanan Ganso ke Eropa
Ketika Ganso dan Neymar mulai bersinar pada musim sebelum Piala Dunia 2010, pelatih Timnas Brasil saat itu yakni Dunga dibombardir dengan pertanyaan, apakah ia akan memasukkan keduanya ke skuat untuk dibawa ke Afrika Selatan.
Meski begitu, Ganso dan Neymar baru dipanggil ke Timnas Brasil beberapa waktu kemudian oleh pengganti Dunga yakni Mano Menezes.
Setelah melakoni debut untuk U-20, Ganso sayangnya harus menepi sementara dari lapangan karena cedera. Nasibnya pun makin diperparah dengan kondisi kebugaran yang ternyata tidak kooperatif.
Untungnya, ia masih bisa kembali tepat waktu untuk bergabung dengan rekan-rekannya seperti Neymar, Alex Sandro, dan Danilo. Akan tetapi, takdir ternyata membawanya berpisah dengan mereka untuk urusan karier.
Ketika para kawannya itu mulai menginjakkan kaki di Eropa, ia belum mendapat tawaran apa pun, dari klub mana pun di Benua Biru. Hingga akhirnya, Sao Paolo pun dipilih sebagai tempat selanjutnya ia berlabuh.
Entah mengapa, karier menuju sepak bola Eropa nampak sulit diraihnya, sampai-sampai ia harus menunggu cukup lama. Baru setelah ia mencapai usia seperempat abad, ada klub yang pada akhirnya berminat.
Mereka adalah Sevilla. Pada saat inilah, ada rumor yang berhembus bahwa ia iri kepada sang sahabat, Neymar, yang notabene telah terlebih dulu bersinar dan sukses jadi pesepak bola ternama.
Meski begitu, Ganso langsung membantah tegas kabar tersebut. Ia meyakinkan publik bahwa jalinan persahabatan dirinya dan Neymar baik-baik saja dan tidak ada rasa iri sedikit pun, apalagi soal karier.
Namun sayang, Ganso ternyata tidak bisa beradaptasi dengan klub barunya ini. Ia bahkan sempat dipinjamkan ke klub Prancis namun kariernya juga tidak kunjung membaik.
Sejak saat itu, Ganso bak kehilangan tajinya sebagai pesepak bola jebolan Santos yang dulu sempat digadang-gadang sebagai calon bintang.
Ia kemudian pindah ke Fluminense pada tahun 2019 dengan durasi kontrak selama lima musim. Penurunan karier di level klub ini juga yang akhirnya membuat sepak terjang Ganso tersendat di Timnas Brasil.
Pasalnya, ia tidak sering mendapat panggilan untuk memperkuat negaranya.