Berkas Lengkap, Dokumen Sandy Walsh dan Jordi Amat Sudah Diajukan ke Menpora
INDOSPORT.COM - Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Hasani Abdulgani, menyampaikan bahwa dokumen untuk proses naturalisasi Sandy Walsh dan Jordi Amat sudah lengkap. PSSI bahkan sudah mengirimkan ke Kemenpora untuk diproses dan dapat rekomendasi.Â
Saat dikonfirmasi INDOSPORT.COM, Hasani membenarkan tim legal PSSI telah memerikan dokumen Sandy dan Jordi pada Selasa (25/01/22) malam. Karenanya, PSSI bergerak cepat untuk memprosesnya.Â
"Iya betul sudah diajukan ke Menpora," kata Hasani Abdulgani melalui pesan singkat.Â
"Banyak penggemar Timnas tidak sabar menanti soal pemain keturunan, khususnya Sandy Walsh dan Jordi Amat. Alhamdullilah setelah kekurangan dokumen dilengkapi oleh mereka tadi malam waktu Indonesia, hari ini ketum PSSI langsung meminta tim legal PSSI mengirim berkas kedua pemain tersebut kepada Menpora," lanjutnya dalam keterangan terbuka di Instagramnya.Â
"Mohon doa dan supportnya semoga berjalan lancar. Garuda di dadaku," harap Hasani Abdulgani.Â
Proses naturalisasi pemain tidak secepat kilat, meski dua pemain di atas punya darah Indonesia. PSSI terlebih dahulu mengajukan ke Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk dibahas di Komisi X DPR RI demi mendapatkan persetujuan sebelum dilantik oleh Kementerian Hukum dan Ham (Kemenkumham).
1. Tampil di Kualifikasi Piala Asia 2023
Selain Sandy Walsh dan Jordi Amat, PSSI juga tengah mengusahakan dua pemain lain yakni Mees Hilgers, dan Ragnar Oratmangoen. Keempat nama tersebut diajukan pelatih Timnas, Shin Tae-yong karena punya darah Indonesia.
PSSI menargetkan empat pemain tersebut bisa tampil di Kualifikasi Piala Asia yang dimainkan Juni 2022 nanti. Timnas Indonesia membutuhkan tenaga para pemain Eropa itu agar lolos ke putaran utama pada 2023.
PSSI harus berhati-hati dalam menaturalisasi Sandy Walsh dan Jordi Amat. Meski pemain incaran mengklaim punya garis keturunan, mereka harus bisa membuktikan lewat dokumen resmi, termasuk catatan tak pernah membela negara lain di ajang resmi.
Jika tidak, hal itu bisa melanggar statuta FIFA dan pemain natrualisasi itu tak dapat membela Timnas Indonesia seperti kasus Marc Klok.