Kisah Perjuangan Burkina Faso, Bermain di Piala Afrika 2021 saat Militer Lakukan Kudeta
INDOSPORT.COM – Piala Afrika selalu menghadirkan kisah inspiratif. Salah satunya mengenai perjuangan Timnas Burkina Faso yang tampil di Piala Afrika 2021 meski negaranya tengah dikudeta oleh Militer.
Piala Afrika melahirkan banyak sisi unik yang bisa dikupas secara dalam. Termasuk mengenai hal-hal yang bermuatan politis yang kerap melahirkan banyak kudeta di benua hitam.
Tentu penikmat sepak bola masih ingat dengan kisah para pemain Togo, yang ditembak oleh separatis jelang Piala Afrika 2010 silam.
Saat itu, Emmanuel Adebayor dkk yang berada dalam bus ditembaki oleh separatis Bernama Front Pembebasan Daerah Kantong Cabinda (FLEC).
Saat itu, Timnas Togo yang ada di bus ditembaki dengan senapan mesin yang membuat beberapa orang tertembak saat dalam perjalanan ke Piala Afrika 2010 di Angola.
Banyaknya separatis di Afrika sendiri bukan lagi sebuah rahasia. Konflik antar putra bangsa kerap terjadi sehingga mengancam banyak sektor. Salah satunya adalah soal sepak bola dan Piala Afrika.
Nyatanya, konflik di negara-negara Afrika sendiri masih ada hingga saat ini. Teranyar ada kudeta yang dilakukan Militer terhadap pemerintahan yang sah di Burkina Faso.
Di sisi lain Timnas Burkina Faso tengah berjuang di PIala Afrika 2021 dan baru mengukir sejarahnya kembali dengan lolos ke semifinal Piala Afrika 2021.
Lantas, bagaimana perjuangan Timnas Burkina Faso di ajang Piala Afrika 2021 di tengan adanya kudeta pemerintahan yang dilakukan oleh Militernya?
1. Perjuangan Burkina Faso di Tengah Kudeta dalam Negeri
Burkina Faso baru mencetak sejarahnya di Piala Afrika 2021 dengan lolos ke babak semifinal usai mengalahkan Tunisia dengan skor tipis 1-0, Minggu (30/01/22).
Kelolosan Burkina Faso ke semifinal setidaknya bisa membuat tim berjuluk Les Etalons ini mengulangi kisah heroik mereka di Piala Afrika 1998.
Sayangnya, kelolosan ini dibarengi dengan tragedi kudeta di tanah Burkina Faso sendiri. Sebagai informasi, pemerintahan sah Burkina Faso tengah dikudeta oleh Militer.
Sebelumnya, Presiden Roch March Christian Kabore ditangkap oleh tantara pemberontak Senin. Alasan penangkapan itu adalah karena kegagalannya memerangi jihadis di negara tersebut.
Penangkapan itu lantas membuat Letnan Kolonel Paul-Henri Sandaogo Damida yang merupakan bintang baru di tubuh militer mengambil tampuk kekuasaan.
Sesaat jelang pertandingan melawan Tunisia, skuat Burkina Faso yang berlaga di Piala Afrika 2021 ditelepon oleh pemimpin anyarnya tersebut.
“Pagi ini kami mendapat kehormatan berbicara dengan Presiden Baru kami yang memberi kami saran dan dorongan, dan meyakinkan kami bahwa mereka berada di belakang kami sepanjang jalan,” ujar pelatih Burkina Faso, Kamou Malo dikutip dari Antara.
Situasi rumit di tengah kudeta yang ada di negaranya tak membuat para pemain Burkina Faso pecah konsentrasi. Mereka tetap bermain baik hingga melaju ke semifinal.
“Terlepas dari situasi di dalam negeri, orang-orang mengikuti kami dan percaya kepada kami. Itu mengangkat semangat kami,” ujar Adama Guira, pemain Burkina Faso.
Adama Guira menambahkan bahwa dirinya dan rekan-rekannya ini berbicara lebih banyak di Piala Afrika 2021 demi menenangkan situasi panas yang terjadi di negaranya.
“Mungkin itu (lolos ke semifinal) membantu menenangkan situasi dan akan memberikan banyak kegembiraan bagi keluarga kami dan semua orang yang ada di belakang kami,” ujarnya.
Kudeta itu nyatanya tak mengalihkan fokus para pemain Burkina Faso yang tampil dengan totalitas hingga berhasil melaju ke semifinal Piala Afrika 2021 usai menundukkan Tunisia.
Kini Timnas Burkina Faso tinggal menunggu pemenang antara Senegal dan Guinea Khatulistiwa sebelum menciptakan sejarah agar timnya lolos ke final Piala Afrika untuk pertama kalinya