Eks Primavera Bicara Sulitnya Pemain Lokal Tembus Kasta Atas Eropa
INDOSPORT.COM - Salah satu mantan pemain Indonesia yang pernah bergabung di klub Swedia, Supriyono Prima, mengaku sulit bagi pemain lokal untuk main si Eropa.
Supriyono Prima merupakan salah satu pemain jebolan program Primavera yang beruntung bisa dilirik oleh tim Eropa. Kala itu, ia direkrut tim Helsingborgs di Swedia.
Belakangan, sejumlah pemain muda dari Indonesia juga mulai berani melebarkan sayap ke Eropa, seperti Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman di FK Senica, Slovakia.
Kemudian, ada David Maulana dan Brylian Aldama yang direkrut HNK Rijeka, lalu kedua pemain dipinjamkan ke NK Pomorac 1921, sebagai sesama klub asal Liga Kroasia.
Tak lupa, ada Bagus Kahfi yang saat ini tercatat sebagai pemain FC Utrecht yang berlaga di Liga Belanda. Belum lagi para pemain naturalisasi yang ada di Eropa.
Namun, bagi Supriyono Prima, pemain asal Indonesia bakal sulit menembus tim kasta tertinggi Liga Eropa, lantaran ada banyak faktor yang diperhitungkan oleh tiap klub.
"Kami itu pelaku, pernah ngerasain, pernah dikirim (ke luar negeri), pernah trial juga," ungkap Supriyono Prima saat menjadi bintang tamu di Youtube Jebret Media TV.
"Jadi ketika ada pertanyaan, Coach, pemain Indonesia sekarang sudah bisa main di luar negeri ya?"
"Mau dijawab enggak, nggak enak, mau dijawab iya, nggak enak juga, karena yang dikhawatirkan, jadi pembohongan publik," ucap sosok yang kini aktif sebagai pelatih.
"Apalagi dibumbui di media, pemain ini bisa main di Eropa, ada Elite Pro, seolah-olah menjadi muara kalau mereka bisa menjadi pemain tim nasional, pemain profesional."
1. Modal Besar, Gaji Bikin Dilema
Walau Supriyono Prima mengaku sudah pernah diboyong oleh tim Eropa, tapi ada fakta tak terduga dalam proses tersebut.
Rupanya, pemain Indonesia yang ingin berkarier di luar negeri, khususnya Eropa, harus menggelontorkan dana yang cukup besar untuk masuk klub dan biaya hidup.
"Saya sebutkan, Kurniawan Dwi Yulianto di Sampdoria, lalu ke FC Luzen. Saya, Bima Sakti, Anang Ma'ruf, Indriyanto Nugroho di Helsingborgs, Swedia," papar Supriyono.
"Hanya saja kita ada yang dua bulan, dua minggu. Yang bayar siapa? Ya bos-bos kita juga. Jangan sampai ekspektasi kita tinggi, tapi nanti kebablasan," tegas Supriyono.
Pada kesempatan tersebut, Supriyono Prima juga menuturkan bahwa gaji para pemain muda yang baru berkarier di Liga Eropa, bahkan tidak sebesar ekspektasi pemain Indonesia.