Usai Lepas Chelsea, Abramovich ‘Bantu’ Ukraina Berdamai dengan Rusia

INDOSPORT.COM – Langkah berani diambil oleh pemilik Chelsea, Roman Abramovich yang bersedia membantu Ukraina untuk membicarakan perundingan damai dengan Rusia.

Belakangan ini, konflik Rusia-Ukraina menjadi buah bibir bagi seluruh masyarakat dunia. Terlebih sejak negeri Beruang Merah itu melancarkan invasi ke negara Keranjang Roti Eropa.

Isu geopolitik antara Rusia dan Ukraina ini menjadi cikal bakal konflik yang kemudian menyasar ke beragam sektor. Salah satunya adalah sepak bola.

Sebagai bukti, Abramovich yang tak tahu menahu akan konflik ini, harus rela jabatannya sebagai pemilik Chelsea dilepaskan begitu saja.

Hal ini lantaran Abramovich disebut-sebut memiliki kedekatan dengan Vladimir Putin, Presiden Rusia yang memerintahkan invasi ke Ukraina.

Akibat kedekatan tersebut, bilyuner asal Rusia ini pun terkena getahnya dan mendapat cibiran, sehingga dirinya melepaskan tampuk kepemilikan atas Chelsea.

Meski tak terlibat dan hanya terkena getahnya saja, Abramovich nyatanya tak tinggal diam akan kejadian ini. Dilaporkan oleh ESPN, dirinya pun ikut turun tangan.

Pria berusia 55 tahun ini rela turun tangan untuk menjadi mediator perundingan damai antara Rusia dan Ukraina. Hal ini seperti yang disebutkan oleh juru bicara Abramovich sendiri.

“Saya bisa mengkonfirmasi Roman Abramovich dihubungi oleh pihak Ukraina untuk memberikan dukungan demi mencapai resolusi damai. Sejak saat itu, dia pun mulai memberikan pertolongan,” ujar juru bicara Abramovich dikutip dari ESPN.

1. Punya Pengaruh Kuat di Rusia

Lebih lanjut, juru bicara Abramovich itu menyebutkan bahwa kabar ini tak tersebar luas karena besarnya dampak akan pembicaraan damai ini.

Pihak Ukraina sendiri belum memberikan komentar apapun. Meski begitu, ada keyakinan bahwa perundingan damai tengah dilakukan sang taipan memanfaatkan koneksinya.

Sebagaimana diketahui, Abramovich punya koneksi kuat dengan pemerintahan Rusia. Selain itu, ia disebut sosok yang merekomendasika Vladimir Putin sebagai Presiden Rusia kepada Presiden sebelumnya, Boris Yeltsin.