Diboikot FIFA dan UEFA, Bedah Peluang Rusia Pindah ke AFC Jadi Lawan Timnas Indonesia
INDOSPORT.COM - Setelah diboikot oleh FIFA dan UEFA, Rusia memiliki peluang untuk pindah ke Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) dan menjadi lawan Timnas Indonesia.
Seperti diketahui, FIFA dan UEFA baru saja memberikan sanksi tegas kepada Rusia setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan invasi militer ke Ukraina.
Saksi itu berupa larangan kepada tim nasional dan seluruh klub dari Rusia untuk tampil di segala kompetisi resmi yang ditetapkan FIFA.
Hal itu membuat Timnas Rusia tidak bisa tampil dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2022 yang dijadwalkan pada Maret ini. Kemudian Spartak Moscow juga harus keluar dari babak 16 besar Liga Europa 2021-2022.
Tidak cukup dengan menghukum tim nasional dan tim-tim asal negeri Beruang Merah, UEFA juga mengambil langkah tegas yakni memutus kerjasamanya dengan sponsor mereka, Gazprom.
Gazprom sendiri merupakan sebuah perusahaan gas asal Rusia dan juga salah satu sponsor utama UEFA. Keputusan ini pmembuat nama Gazprom tidak akan ada lagi di kompetisi naungan UEFA.
Sementara itu, demi membuat sistem ekonomi sepak bola tetap berjalan, satu-satunya jalan yang bisa ditempuh oleh Rusia yakni pindah ke AFC.
1. Rusia Bisa Meniru Australia Pindah ke AFC
Rusia bisa melakukan langkah seperti yang pernah dilakukan oleh Australia. Pada 1 Januari 2006 silam, Australia secara resmi menjadi anggota ke-46 AFC.
Kemudian pada 27 Agustus 2013, mereka masuk sebagai anggota ASEAN Football Federation (AFF). Di Piala Asia Wanita 2022 lalu, Australia sempat berada satu grup dengan Timnas Indonesia Putri.
Meski langkah ini cukup realistis untuk dilakukan Rusia, namun semua keputusan tetap ada di tangan FIFA. Pasalnya FIFA telah memboikot mereka dari semua kompetisi.
"Mungkin hukuman akan berlarut-larut selama bertahun-tahun. Mungkin kami tidak akan kembali ke sepak bola Eropa," tulis media Rusia, Gol.ru.
"Bila demikian, maka satu-satunya solusi teoritis untuk keluar dari isolasi adalah pindah ke AFC."
"Jadi Rusia akan dapat memainkan pertandingan resmi, berpartisipasi dalam turnamen internasional dan tetap berada dalam ekosistem sepak bola."
"Telah ada transisi serupa dalam sejarah sepak bola modern."
"Australia menjadi anggota AFC pada 2005 silam setelah bertahun-tahun di Oseania dan bahkan sempat memenangi Piala Asia."
"Apakah opsi ini realistis? Secara formal, ya, tetapi ada kesulitan karena FIFA," imbuhnya.
2. Rusia Ingin Ajukan Banding Terlebih Dahulu
Federasi sepak bola Rusia (RFU), tidak tinggal diam setelah FIFA dan UEFA memberikan sanksi yang bisa menghancurkan sepak bola mereka.
Dilansir dari Reuters, RFU memberikan pernyataan yang meminta dispensasi agar hukuman ditangguhkan sementara selama proses banding.
Pasalnya, pasukan Valeri Karpin harus menghadapi Swedia di semifinal Play-off Piala Dunia 2022 pada 24 Maret mendatang.
"RFU akan meminta pengembalian hak bertanding untuk timnas pria dan wanita Rusia di seluruh ajang sepakbola yang mereka ikuti (termasuk Kualifikasi Piala Dunia 2022), dan juga kompensasi atas kerugian yang didapat," bunyi pernyataan resmi RFU.
"Untuk memastikan kehadiran tim-tim Rusia dalam pertandingan berikutnya, RFU meminta proses kasus ini dipercepat."
"Jika FIFA dan UEFA menolak langkah ini, maka bakal ada persyaratan yang diajukan untuk penangguhan sementara hukuman FIFA dan UEFA," imbuhnya.
3. Rusia Bisa Meningkatkan Standar Sepak Bola Asia
Bila Rusia jadi pindah dari UEFA ke AFC, maka ini menjadi kabar baik karena bisa meningkatkan standar sepak bola Asia. Pasalnya, Rusia sendiri merupakan negara yang kini duduk di peringkat 35 dunia.
Mereka unggul dua tingkat dari Australia, namun masih kalah atas Jepang, Iran dan Korea Selatan. Kemudian di Eropa, Rusia merupakan salah satu raksasa yang ditakuti. Di Kualifikasi Piala Dunia 2022, mereka mampu finis sebagai runner up Grup H.
Bila banding ke FIFA dikabulkan, maka Rusia tinggal dua langkah lagi untuk bisa kembali mengikuti turnamen akbar sepak bola dunia yakni Piala Dunia 2022 di Qatar.
Kemudian di level klub, ada Spartak Moscow yang sukses lolos ke babak 16 besar Liga Europa dengan menjadi pemuncak Grup C. Di babak penyisihan, mereka sukses mengalahkan dua klub top yaitu Napoli dan Leicester City.