Kisah Clarence Seedorf, Balas Pemecatan AC Milan lewat Hattrick di Laga Bergengsi
INDOSPORT.COM – Mengenang kisah pemecatan Clarence Seedorf oleh AC Milan yang dibalas dengan Hattrick yang ia buat di laga bergengsi.
Clarence Seedorf merupakan salah satu legenda besar yang pernah menghuni San Siro. Pria berkebangsaan Belanda ini dulunya merupakan mantan penggawa AC Milan.
Selain pernah membela AC Milan, Seedorf juga pernah membela Inter Milan. Hanya saja, dirinya menancapkan status sebagai legenda bersama Rossoneri.
Pria yang belum lama ini menjadi Mualaf tersebut mengarungi kiprahnya bersama AC Milan terhitung sejak 2002 hingga 2012.
Dalam periode tersebut, Seedorf mampu menorehkan prestasi hebat yakni dua gelar Liga Champions, satu gelar Piala Dunia Antarklub, dua gelar Serie A Italia, dua gelar UEFA Super Cup dan satu gelar Coppa Italia serta Piala Super Italia.
Total 432 penampilan dibuat oleh pemain kelahiran Suriname ini bersama Rossoneri dengan sumbangsih 62 gol dan 73 assist.
Karena jasanya, Seedorf yang memutuskan pensiun di awal tahun 2014, langsung ditarik oleh AC Milan untuk menjadi pelatih.
Hanya saja periode kepelatihannya berjalan singkat yakni selama enam bulan saja, atau hingga Juni 2014 usai Presiden AC Milan, Silvio Berlusconi memilih memecatnya dan digantikan dengan Filippo Inzaghi.
Nyatanya, ada kisah menarik di balik pemecatan ini yang berujung pada pembuktian Seedorf di lapangan, di mana dirinya mencetak Hattrick saat kembali bermain.
Bagaimana kisahnya itu? Berikut rangkumannya.
1. Berlusconi Pecat Seedorf di Depan Publik
Banyak cara yang dilakukan orang untuk menanggapi pemecatan yang mereka terima. Kebanyakan merasa frustrasi. Namun hal ini tidak bagi Clarence Seedorf.
Kembali ke 2014, saat itu Seedorf berstatus pelatih AC Milan. Kala itu, Seedorf yang baru ditunjuk mampu membuat Rossoneri disegani kembali.
Di bawah arahannya, AC Milan sempat menorehkan lima kemenangan beruntun di pentas Serie A Italia untuk pertama kalinya dalam empat tahun terakhir.
Hanya saja, Silvio Berlusconi selaku Presiden tetap tak terkesan dengan rekor 11 kemenangan, dua hasil imbang dan sembilan kekalahan yang didapatkan AC Milan di bawah arahan Seedorf.
Karena tak terkesan, Berlusconi lantas menggantikan legenda klubnya itu dengan legenda lainnya, yakni Filippo Inzaghi yang juga belum lama pensiun.
“Kami akan melihatnya di pertemuan selanjutnya solusi apa yang tepat untuk Clarence Seedorf, tapi sudah cukup berbicara soal masa lalu, kami sekarang melihat ke depan,” ujar Berlusconi kala itu, dikutip dari Planet Football.
“Saya melihat Inzaghi sangat haus kemenangan, penuh determinasi dan punya karakter yang tepat untuk AC Milan. Kami ingin tim yang meraih kemenangan, bermain meyakinkan dan menghibur pendukung,” tukas Berlusconi.
Saat komentar itu muncul, sudah diketahui bahwa karier Seedorf bersama AC Milan sudah sepenuhnya usai. Kebetulan di waktu yang sama ia dihadapkan pada laga bergengsi bernama Soccer Aid.
2. Hattrick Penuh Amarah Seedorf
Laga yang diisi oleh selebriti, mantan pemain dan pelatih itu merupakan laga yang bertujuan untuk amal. Seedorf pun berpartisipasi di dalamnya.
Tak di sangka, di laga persahabatan atau laga hiburan yang digelar di Old Trafford itu dijalani Seedorf yang bertindak sebagai kapten secara serius.
Saat itu Seedorf bermain ngotot layaknya saat ia masih aktif bermain sepak bola. Ia mampu mencetak Hattrick hanya di babak kedua saja.
Gol pertama ia buat di menit ke-47 memanfaatkan assist dari mantan rekan setimnya dulu di AC Milan, yakni Andriy Shevchenko.
Gol keduanya tak kalah menarik, di mana Seedorf yang melakukan aksi individual, melepaskan sepakan keras dari luar kotak penalti di menit ke-86.
Hingga akhirnya, di menit ke-90+1, Seedorf mencetak gol ketiganya dengan tandukan dari tiang dekat yang membawa timnya menang.
Hattrick yang dibuat Seedorf itu diyakini banyak pihak sebagai ungkapan frustrasinya usai mendengar pernyataan Berlusconi soal masa depannya di AC Milan.
3. Karier Melatih yang Tak Apik
Selepas pemecatan itu, Seedorf sempat menganggur dan baru melatih kembali pada musim 2016/17 dengan melatih tim China, Shenzhen FC.
Hanya saja, Seedorf tak bertahan lama dengan hanya menduduki kursi kepelatihan selama enam bulan saja di Liga Super China.
Usai menganggur setahun, Seedorf sempat menukangi tim Spanyol, Deportivo La Coruna. Lagi-lagi ia hanya bertahan selama enam bulan.
Tak butuh waktu lama, Timnas Kamerun datang menunjuknya sebagai pelatih. Di sini, Seedorf bertahan cukup lama yakni selama setahun.
Hanya saja, kiprahnya harus berakhir seiring tak adanya progres yang ditunjukkan Timnas Kamerun selama di bawah arahannya.