Legenda Persipura Ungkap Penyebab Hilangnya 'Keganasan' Mutiara Hitam, Akibat Politik?
INDOSPORT.COM - Mantan pemain Persipura Jayapura, Rully Nere, menilai Mutiara Hitam tidak punya pembinaan pemain muda yang konsisten. Hal itu berdampak pada prestasi tim beberapa tahun terakhir.
Kurangnya kerja sama klub dengan pemerintah daerah turut memengaruhi kondisi tersebut. Kondisi itu berbeda ketika era Gubernur Jaap Solossa (2000-2005) yang sangat memperhatikan Persipura.
"Pembinaan di Persipura sekarang tidak ada. Kalau dulu bagus, itu karena gubernur saat itu, Jaap Solossa, dan walikota semuanya kerja sama," kata Rully Nere.
"Kalau sekarang kan beda. Mungkin saja ada politik dan lainnya, tapi itu menurut saya saja," katanya.
Rully Nere dapat dikatakan menjadi salah satu dari penemu bakat Boaz Solossa dan beberapa pemain lain yang kemudian jadi generasi emas Persipura.
Dia merupakan mantan pelatih tim PON Papua tahun 2004 dan Boaz menjadi salah satu pemain di tim tersebut.
"Pembinaan dulu itu bagus. Saya yang pegang Boaz waktu masih di PON 2004, mereka yang bisa back-up Persipura apabila pemain senior absen. Ada Boaz, Ricardo Salampessy, Gerald Pangkali dan Christian Warobay. Setelahnya tidak ada lagi pembinaan yang bagus," tutur Rully Nere.
Pelatih 64 tahun itu tak menampik banyak pemain muda potensial yang terus muncul bersama Persipura seperti Todd Ferre dan lainnya. Hanya saja, mereka belum konsisten seperti era Boaz dkk.
1. Penampilan Tidak Konsisten
Minimnya jam terbang yang diberikan klub juga jadi salah satu penyebab.
"Ada pemain muda tapi pengalamannya tidak bisa mendukung, kadang bagus kadang tidak, tidak konsisten," lanjut eks pelatih Timnas wanita Indonesia itu.
Persipura terhitung sudah puasa gelar sejak 2013 lalu. Memang tim Mutiara Hitam juara Indonesian Soccer Championship A pada 2016, tapi itu bukan kompetisi resmi yang diakui FIFA.
Prestasi tim kebanggaan masyarakat Papua itu juga bisa dibilang tak konsisten di era Liga 1. Pada 2017, Persipura finish di urutan enam, lalu 2018 di peringkat 12 dan 2019 sempat di tempat ketiga.
Sayangnya, musim ini penampilan Persipura jeblok. Hingga pekan ke-33, tim asuhan Alfredo Vera menempati peringkat 16 klasemen sementara Liga 1 2021 dengan 33 poin atau berjarak dua poin dari Barito Putera di zona aman.
Persipura terancam degradasi. Menang jadi harga mati bagi Persipura di laga terakhir lawan Persita Tangerang. Itu pun dengan catatan dua tim di atasnya yakni Barito Putera dan PSS Sleman telan kekalahan.
2. Diguyur Bonus Rp200 Juta
Persipura Jayapura saat ini masih berjuang agar tidak terdegradasi dari kompetisi Liga 1 musim depan. Namun, Si Mutiara Hitam justru mendapatkan bonus ratusan juta.
Kasta tertinggi sepak bola Indonesia, BRI Liga 1 2021-2022, tinggal menyisakan satu laga terakhir pada pekan ke-34 yang akan berlangsung tengah pekan depan.
Demi memotivasi agar memenangkan pertandingan hidup dan mati tersebut, tim besutan Angel Alfredo Vera tersebut mendapatkan suntikan bonus sebesar 200 juta rupiah.
Bonus tersebut pemberian dari Bupati Kabupaten Yahukimo, Didimus Yahuli kepada para pemain Persipura Jayapura jelang berakhirnya kompetisi Liga 1.
“Terima kasih Bapak Bupati Kabupaten Yahukimo, Didimus Yahuli, atas bonus 200 juta kepada pemain Persipura Jakarta. Salah hormat,” tulis Persipura lewat akun Instagram, Minggu (27/03/22).
Baca Selengkapnya: Berjuang Hindari Degradasi, Persipura Malah Diguyur Bonus Rp200 Juta