Mengenal Keluarga Ricketts, Calon Pemilik Baru yang Ditolak oleh Pendukung Chelsea
INDOSPORT.COM – Mengenal Keluarga Ricketts, salah satu dari empat calon pemilik baru Chelsea yang ramai-ramai ditolak pendukung The Blues.
Dalam beberapa pekan terakhir, para pendukung Chelsea dari berbagai dunia meramaikan jagat Twitter dengan tagar #NoToRicketts.
Tagar ini lahir menyusul masuknya taipan asal Amerika Serikat, Keluarga Ricketts sebagai salah satu calon kuat pemilik baru Chelsea.
Sebagaimana diketahui, Chelsea tengah dalam masa pencarian pemilik baru usai pemilik lama, Roman Abramovich melepaskan genggamannya terhadap klub yang telah dikuasainya selama 19 tahun itu.
Keluarga Ricketts diketahui telah melayangkan tawaran sebesar 2,3 miliar poundsterling (Rp43 triliun). Tawaran ini membuat mereka lantas masuk dalam kandidat kuat pemilik baru Chelsea.
Tawaran itu membuat mereka masuk dalam empat daftar pendek calon pemilik baru Chelsea bersama konsorsium Todd Boehly, Stephen Pagliuca, dan konsorsium Sir Martin Broughton.
Hanya saja, latar belakang Keluarga Ricketts membuat pendukung Chelsea ramai-ramai menolak kehadirannya sebagai pemilik baru.
Diketahui, Keluarga Ricketts memiliki rekam jejak buruk yakni anti Islam dan juga dikenal rasis terhadap sekelompok golongan.
Karenanya, tagar itu pun terus dikumandangkan. Bahkan beredar laporan bahwa pendukung Chelsea berencana melakukan demo penolakan terhadap Keluarga Ricketts saat The Blues berhadapan dengan Brentford.
Hal ini memunculkan pertanyaan. Siapakah Keluarga Ricketts tersebut? Bagaimana sepak terjangnya terutama di kancah olahraga?
1. Profil Keluarga Ricketts
Keluarga Ricketts merupakan salah satu keluarga terkaya di Amerika Serikat. Kekayaan ini dirintis pertama kali oleh Joe Ricketts atau John Joseph Ricketts.
Joe Ricketts merupakan kepala Keluarga Ricketts yang lahir pada 16 Juli 1941. Ia memulai usahanya dengan merintis perdagangan saham online di tahun 1995.
Perusahaan Pialang itu ia bangun di kampung halamannya, Nebraska dengan nama Pialang Ameritade yang diresmikan pada 1997.
Setelahnya, ia mengakuisisi TD Waterhouse dengan angka 2,9 miliar dolar AS dalam bentuk saham, dan mengubahnya menjadi TD Ameritrade.
Karena usahanya tersebut, Joe Ricketts dan keluarganya masuk dalam jajaran keluarga terkaya di Amerika Serikat, dengan kekayaan bersih 2,3 miliar dolar AS.
Dalam membangun dinastinya, Joe Ricketts mengandalkan anak-anaknya seperti Thomas Ricketts, Todd Ricketts, dan Pete Ricketts.
Nama pertama merupakan pemilik tim bisbol ternama Amerika Serikat, Chicago Cubs. Selain itu, Thomas Ricketts atau Tom Ricketts pula yang menjadi calon pemilik baru Chelsea.
Untuk mengakuisisi Chelsea, Tom Ricketts dibantu oleh Ken Griffin, salah satu pengusaha dan investor ternama asal Amerika Serikat.
Ken Griffin menjadi penyuplai dana akuisisi Chelsea yang mencapai 3 miliar poundsterling (Rp57 triliun), di mana ia memiliki kekayaan bersih 28,5 miliar dolar AS (Rp409 triliun).
2. Sepak Terjang Keluarga Ricketts
Bukan tanpa alasan mengapa pendukung Chelsea menolak Keluarga Ricketts, terutama Tom Ricketts sebagai pemilik baru klub.
Seperti yang disebutkan di awal, Keluarga Ricketts punya rekam jejak buruk yakni dikenal sebagai Anti Islam dan rasis.
Sosok Anti Islam itu ditunjukkan oleh Ayah Tom Ricketts, yakni Joe Ricketts di mana ia tak ingin masyarakat Islam menjadi besar di lingkungannya kala Email yang ia kirimkan bocor ke publik.
“Kristen dan Yahudi bisa saling menghormati satu sama lain dan membentuk sebuah masyarakat. Seperti yang Anda ketahui, Islam tak bisa melakukannya,” bunyi surel dari Rickets yang dilansir dari Sports Yahoo.
Selain sang ayah, Todd Rickets, atau saudara Tom Ricketts, juga punya rekam jejak rasis, di mana ia menyebut Virus Covid-19 sebagai ‘Kung Flu’.
Tak cukup sampai di situ saja, Pete Ricketts, saudara Tom Ricketts lainnya dan juga Gubernur Nebraska, pernah menyebut kaum kulit hitam dengan sebutan ‘Anda Orang’ (You People) di tengan pertemuan Komunitas Kulit Hitam.
Sepak terjang ini lah yang membuat para pendukung Chelsea enggan melihat Keluarga Ricketts terpilih sebagai pemilik baru pengganti Abramovich.
Apalagi jika melihat kebaikan hati Abramovich dalam isu-isu sosial, terutama dalam menggalakkan kampanye Anti Semitisme dan Rasisme lewat badan amal klub.
Terlepas dari rekam jejaknya di bidang sosial, bagaimana dengan rekam jejak Keluarga Ricketts di bidang olahraga, terutama sebagai pemilik Chicago Cubs?
3. Bikin Chicago Cubs Sengsara
Sepak terjang Keluarga Ricketts di bidang olahraga pun sama buruknya dengan sepak terjang mereka di bidang sosial. Hal ini terlihat dari perkembangan Chicago Cubs.
Tercatat, Chicago Cubs terakhir menjadi juara pada 2016, atau tujuh tahun usai Keluarga Ricketts menjadi pemilik sah.
Tak cukup sampai di situ, Chicago Cubs mengalami kemunduran di lapangan, terutama soal performa para pemainnya.
Hal ini tak lepas dari pelitnya Keluarga Ricketts dalam memberi gaji ke pemain. Tercatat, Chicago Cubs menjadi salah satu tim dengan gaji terendah di Liga Bisbol Amerika Serikat (MLB).
Dilansir dari laman Sportac, Chicago Cubs memiliki gaji sebesar 127,6 juta dolar saja per tahunnya, atau di bawah rata-rata.
Selain soal gaji pemain, Keluarga Ricketts kerap menjual para pemain terbaiknya demi mendapat keuntungan besar.
Hal ini membuat Chicago Cubs mengalami kemunduran dalam hal performa, hingga tak lagi menjadi juara sejak 2016.
Di sisi lain, tindakan Keluarga Ricketts jauh dari Roman Abramovich. Mereka pernah mengambil keputusan memotong gaji karyawan, hal yang tak dilakukan Abramovich.
Belum lagi dengan pemecatan yang dilakukan Keluarga Ricketts di tengah Covid-19. Hal yang juga tak diambil oleh Abramovich.
Malahan Abramovich membayar gaji penuh ke para karyawan Chelsea serta memberikan akses bagi para petugas kesehatan (NHS) untuk menginap di hotel bintang empat milik The Blues dan menjadikan Stamford Bridge tempat vaksin.