Pemain Terbaik Liga 1 Selalu Digondol Asing, Ke Mana Para Bumiputra?
INDOSPORT.COM - Kompetisi Liga 1 2021-2022 baru saja usai. Titel pemain terbaik lagi-lagi digondol oleh pemain asing, Taisei Marukawa. Lantas, kemana para Bumiputra?
Sebagaimana diketahui, seteleh kompetisi Liga 1 berakhir, ada penobatan pemain terbaik, pemain muda terbaik, top skor, tim paling fairplay, dan lain-lain.
Pada ajang BRI Liga 1 2021-22, titel pemain terbaik diberikan kepada Taisei Marukawa, gelandang muda berpaspor Jepang yang memperkuat kubu Persebaya Surabaya.
Tak hanya sekadar membawa Persebaya finis di peringkat kelima klasemen akhir, Taisei juga menjadi top skorer di skuat Bajul Ijo dengan koleksi 17 gol dan juga 10 assist.
Taisei mungkin memang layak dinobatkan sebagai pemain terbaik Liga 1. Meski begitu, apakah para pemain Indonesia tidak layak untuk mendapatkan penghargaan serupa?
Pasalnya, jika melihat tren beberapa tahun terakhir, titel pemain terbaik Liga Indonesia selalu jatuh ke tangan para pemain asing.
Padahal, beberapa tahun lalu, pemain Indonesia bisa menyabet penghargaan pemain terbaik, walau pemain asing juga telah unjuk gigi di kompetisi kasta tertinggi.
Menilik era Liga 1, tepatnya 2017 lalu, gelar pemain terbaik diberikan kepada Paulo Sergio (Portugal) dari Bhayangkara FC.
Kemudian, Liga 1 2018 menjadi milik Rohit Chand (Nepal) dari Persija Jakarta, hingga edisi Liga 1 2019 disabet oleh Renan Silva (Brasil), penggawa andalan Borneo FC.
1. Era Kejayaan Boaz Solossa
Mundur satu tahun sebelumnya, pada era Indonesia Soccer Championship 2016 lalu, Indonesia masih bisa menghadirkan anak negeri jadi pemain terbaik, Boaz Solossa.
Boaz Solossa juga pernah menyabet gelar serupa di Liga Super Indonesia 2013. Tak lupa, di tahun 2014, ada Ferdinand Sinaga yang tampil impresif di Persib Bandung.
Ada pemain asing lainnya yang juga pernah menyabet titel pemain terbaik, yaitu Keith Kayamba Gumbs di era ISL 2011-12 silam.
Mundur ke satu dekade sebelumnya, Boaz Solossa, legenda hidup Persipura Jayapura pernah menggondol titel best player Liga Indonesia tahun 2008-09 dan 2010-11.
Selain Boaz Solossa yang memang gacor sebagai striker, ada pula kiper Indonesia yang sangat disegani, yaitu Kurnia Meiga, pemain terbaik Liga Indonesia 2009-10.
Apakah ada pemain asing yang menjadi best player di era ini? Tentu saja ada. Ia adalah Zah Rahan Krangar, pemain asal Liberia yang kala itu main di Sriwijaya FC.
Jika diurutkan dari awal dekade 2000an, gelar pemain terbaik disematkan pada Bambang Pamungkas dari Persija (2001), dan Ilham Jaya Kesuma di Persita (2002).
Selanjutnya, ada Musikan dari Persik Kediri (2003), Ponaryo Astaman di PSM Makassar (2004), dan Christian Warobay, anak Papua yang membela Persipura Jayapura (2005).
2. Menanti Para Bumiputra Kembali
Mundur satu dekade lagi, Widodo C. Putro pernah menjadi pemain terbaik Ligina 1994-95 bersama Petrokimia, disusul Ronny Wabia dari Persipura, pada tahun 1995-96.
Kemudian, siapa yang tak kenal dengan Nuralim, pemain Bandung Raya yang jadi pemain terbaik Ligina 1996-97. Capaian ini diteruskan Ali Sunan PSIS, tahun 1998-99.
Jangan lupa, ada Bima Sakti dari PSM Makassar yang sukses mengamankan titel pemain terbaik Liga Indonesia 1999-2000.
Rata-rata dari pemain lokal yang pernah jadi pemain terbaik Liga Indonesia, telah pensiun, bahkan sudah menjadi pelatih.
Tentu Bima Sakti Cs berharap suatu saat, akan ada lagi pemain-pemain 'bumiputra' yang bisa menyabet titel pemain terbaik, khususnya di pentas Liga Indonesia.