Waspada, Fortes-Marukawa! PSIS Bukan Kandangnya Striker Ganas di Liga 1
INDOSPORT.COM - PSIS Semarang bukan tempatnya striket-striker ganas sepanjang sejarah Liga Indonesia. Hal ini tentu harus jadi alarm keras untuk Carlos Fortes dan Taisei Marukawa yang akan memperkuat PSIS musim depan.
Kurang dari 24 jam setelah Liga 1 2021-2022 resmi selesai, PSIS Semarang langsung tancap gas memperkenalkan dua rekrutan anyarnya untuk memperkuat tim pada turnamen musim depan.
Dua pemain anyar yakni dimaksud adalah Carlos Fortes dan Taisei Marukawa. Keduanya tampil super spektakuler sepanjang musim lalu dan diprediksi akan menaikkan level permainan PSIS secara drastis.
Fortes digaet dari Arema FC usai sang bomber asal Portugal melesakkan 20 gol plus tiga assist dari 31 penampilan saja di musim debutnya merumput di Indonesia.
Eks penggawa SC Braga dan Racing Santander itu mampu bersaing dengan penyerang-penyerang lain yang lebih berpengalaman seperti Ilija Spasojevic (23 gol) dan Ciro Alves (20) untuk titel sepatu emas.
Salah satu gol Fortes yang tercipta di pekan ke-23 ke gawang Persija Jakarta bahkan didaulat sebagai gol terbaik Liga 1 2021-2022 usai dicetak dengan teknik salto.
Sementara itu, Taisei Marukawa tak kalah impresif dengan torehan 17 gol dan 10 assist untuk Persebaya Surabaya dari 32 penampilan sebagai winger.
Layaknya Fortes, Marukawa yang berpaspor Jepang pun sebenarnya baru kali pertama berkiprah di Liga 1, namun ia kemudian dianugerahi menjadi pemain terbaik di akhir musim.
Tidak heran jika PSIS dipuji habis-habisan usai sukses mengamankan jasa keduanya. Manuver Mahesa Jenar bahkan disejajarkan dengan Paris Saint-Germain yang gemar mengumpulkan pemain bintang.
Tapi nanti dulu! Dalam sejarahnya, klub asal Kota Lumpia ini ternyata jarang memiliki bomber yahud yang koleksi golnya menembus dua digit di kasta tertinggi.
1. Deretan Striker Predator PSIS Semarang
Dalam penelusuran INDOSPORT, striker tajam di PSIS bisa dihitung dengan sebelah jari saja, di mana hanya ada lima pemain dalam dua dekade terakhir.
Pada tahun 2003, PSIS Semarang pernah memiliki sejumlah pemain berkualitas. Dua di antaranya adalah pemain asing asal Amerika Latin yakni Julio Lopez dan German Osorio.
Sosok Julio Lopez pada 2003 pernah menjadi pencetak gol terbanyak PSIS. Saat itu, dirinya berhasil membukukan 13 gol atas namanya untuk PSIS.
Namun pada 2004, Lopez memilih hengkang ke Persib Bandung. PSIS masih diperkuat German Osorio kala itu, tapi penampilannya tak secemerlang Lopez.
Setahun berselang, PSIS memiliki bomber lokal yang cukup garang hingga mampu menembus skuat Timnas Indonesia. Dia adalah Indrianto Nugroho.
Pemain yang dulu terkenal dengan julukan “Mister Cepek” ini pernah mengantarkan Laskar Mahesa Jenar meraih peringkat tiga kompetisi Liga Indonesia tahun 2005.
Jebolan program PSSI Primavera yang ikut memberikan warna tersendiri di barisan depan PSIS Semarang. Dia juga mencatatkan 16 gol pada musim 2004 silam.
Kemudian pada tahun 2005, PSIS Semarang kembali mengandalkan striker asing asal Argentina, Emanuel De Porras, yang sebelumnya memperkuat Persija Jakarta.
De Porras bergabung dengan PSIS dan membela klub tersebut pada musim 2005 dan 2006. Selama di PSIS, De Porras semakin terbentuk, dan membuktikan bahwa ia memang layak dihargai mahal.
Berdasarkan data RSSSF, De Porras mengemas total 23 gol bersama tim berjulukan Mahesa Jenar itu dalam dua tahun, dengan rincian 13 gol pada 2005 dan 10 gol pada 2006.
Emanuel De Porras nampaknya menjadi striker ganas terakhir yang pernah dimiliki PSIS dalam sejarah mereka di Liga Indonesia. Sebab, PSIS baru memiliki bomber andalan lagi 12 tahun kemudian.
2. PSIS Tanpa Predator 4 Tahun Terakhir
Tepatnya pada tahun 2018, PSIS baru bisa memiliki sosok predator gol lagi bernama Bruno Silva. Striker jangkung berkepala plontos ini merupakan pilihan utama bagi lini depan tim Mahesa Jenar.
Dua musim bermain, sudah cukup membuktikan dirinya adalah striker yang hebat dan tepat untuk PSIS. Total 21 gol yang berhasil disumbangkan pemain kelahiran Sao Paulo, Brasil, 14 April 1991.
Performa Bruno Silva begitu garang saat melakoni musim perdana bersama PSIS pada 2018. Bruno Silva mampu mencetak 16 gol dan 12 assist dari 31 penampilan.
Setelah Bruno Silva, belum ada lagi penyerang-penyerang PSIS yang mampu menorehkan dua digit gol dalam satu musim kompertisi Liga Indonesia.
Selama empat tahun terakhir, PSIS Semarang memiliki sejumlah striker andalan namun torehan golnya kurang dari dua digit.
Sebut saja Bruno Silva yang mulai menurun produktivitasnya, Hari Nur Yulianto, Bahril Fahreza, Chebaughn Walsh, Andreas Ado, hingga Muhammad Rio Saputra.
Berkaca pada catatan tersebut, PSIS Semarang sepertinya diselimuti dengan kutukan “bukan kandangnya striker-striker ganas”. Lantas, bisakah duet maut Carlos Fortes dan Taisei Marukawa mengusir 'kutukan' tersebut musim depan?