Kiper Jempolan yang Kini Tak Punya Klub di Liga 1 dan Liga 2, Apa Kabar Shahar Ginanjar?
INDOSPORT.COM - Salah satu kiper yang paling disegani di Indonesia, kini berstatus tanpa klub. Apa kabar Shahar Ginanjar?
Shahar Ginanjar adalah adalah satu kiper yang kini masih berada di usia produktif, 31 tahun. Namun faktanya, saat ini ia belum mendapatkan klub, baik Liga 1 atau Liga 2.
Kiprah Shahar Ginanjar di Liga Indonesia cukup mentereng. Ia pernah memperkuat Pelita Jaya, Persib Bandung, Mitra Kukar, Barito Putera, kemudian PSM Makassar.
Secara mengejutkan, di putaran kedua Liga 1 2018, Shahar Ginanjar hijrah ke klub rival, Persija Jakarta, dan menjadi pelapis sang kiper kenamaan, Andritany Ardhiyasa.
Ketika Andritany Ardhiyasa dipanggil untuk memperkuat Timnas Indonesia, Shahar lah yang menjadi palang pintu terakhir Persija Jakarta, hingga menjadi juara Liga 1 2018.
Walau lebih banyak menjadi super sub, tapi kualitas Shahar Ginanjar sangat layak untuk menjadi kiper utama di sebuah klub Liga 1.
Setelah membela Persija, Shahar sempat kembali ke PSM Makassar, lalu CLBK lagi dengan Persija Jakarta saat Liga 1 2019.
Walau mendapat kontrak jangka panjang di Persija, namun di tengah jalan, Shahar pun dipinjamkan ke tim Liga 2, Dewa United FC.
Faktanya, Shahar hanya empat kali tampil berseragam Dewa United FC, kemudian ia menepi untuk waktu yang lama. Sampai saat ini, ia dikonfirmasi belum dapat klub.
Lantas, apa kabar Shahar Ginanjar sekarang?
1. Cedera dan Operasi, Shahar Fokus Pemulihan
Pesepak bola senior, Hamka Hamzah coba mendatangi Shahar Ginanjar. Rupanya, eks kiper Persija Jakarta itu tengah recovery paska menjalani operasi di lutut kanan.
Menurut Shahar, ia mendapat cedera saat berlatih di lapangan yang tidak standar. Kala itu, ia masih berseragam Dewa United.
"Sakitnya itu pas latihan, waktu di Dewa United, karena lapangan keras. Waktu itu memang pas lagi PPKM, nggak boleh ada kegiatan," jelasnya di Youtube Capt Hamka.
"Di situ memang ada lapangan mini, saya maksimalkan latihan di situ, dan terasa di situ (cedera lutut), karena lapangan keras, kadang becek, kena panas jadi keras lagi."
Awalnya, Shahar Ginanjar masih berpikir lama, apakah ia harus operasi atau tidak.
Namun, saat Dewa United mampu tampil kokoh tanpa dirinya, Shahar pun mantap memutuskan naik meja operasi, agar masa pemulihannya juga berjalan lebih cepat.
"Pas Dewa United lolos delapan besar, saya putuskan operasi, karena kalau saya tunda lagi, nanti recovery yang saya dapat lebih lama untuk persiapan liga," imbuhnya.
Buntut dari cedera itu, Shahar pun dilepas oleh Dewa United, dan sampai saat ini sang kiper belum menemukan klub anyar. Shahar mengaku oke jika main di Liga 1 atau Liga 2.
"Sampai saat ini belum ada pembicaraan dari pihak Dewa United, yang saya dengar terakhir sih, saya tidak lanjut, jadi sekarang saya mau fokus pemulihan," tuntas Shahar.
2. Perbedaan Liga 1 dan Liga 2 Menurut Shahar
Sejatinya, Shahar Ginanjar masih layak bermain di kompetisi kasta tertinggi, Liga 1. Dewa United adalah klub pertamanya di Liga 2, sehingga ada sedikit perbedaan.
Menurut Shahar Ginanjar, tampil di Liga 2 jauh lebih berat daripada Liga 1, karena tidak ada pemain asing yang membantu, sehingga pemain lokal tampil apa adanya.
"Saya biasa main di Liga 1, ternyata di Liga 2 lebih berat. Berbeda dari segi permainan, tidak ada pemain asing yang membantu, tidak ada yang mengatur ritme permainan."