Blak-blakan Shahar Ginanjar Keluar dari Persija Jakarta, Gara-gara Andritany?
INDOSPORT.COM - Blak-blakan Shahar Ginanjar, kiper kawakan yang memutuskan keluar dari Persija Jakarta di Liga 1 2021 lalu, gara-gara Andritany Ardhiyasa?
Seperti diketahui, Shahar Ginanjar merupakan kiper yang kini masih berada di usia produktif yakni 31 tahun. Namun faktanya, saat ini ia belum mendapatkan klub, baik Liga 1 atau Liga 2.
Kiprah Shahar Ginanjar di Liga Indonesia cukup mentereng. Ia pernah memperkuat Pelita Jaya, Persib Bandung, Mitra Kukar, Barito Putera, kemudian PSM Makassar.
Secara mengejutkan, di putaran kedua Liga 1 2018, Shahar Ginanjar hijrah ke klub rival, Persija Jakarta, dan menjadi pelapis sang kiper kenamaan, Andritany Ardhiyasa.
Ketika Andritany Ardhiyasa dipanggil untuk memperkuat Timnas Indonesia, Shahar lah yang menjadi palang pintu terakhir Persija Jakarta, hingga menjadi juara Liga 1 2018.
Setelah membela Persija, Shahar sempat kembali ke PSM Makassar, lalu CLBK lagi dengan Persija Jakarta saat Liga 1 2019.
Walau mendapat kontrak jangka panjang di Persija, namun di tengah jalan, Shahar pun dipinjamkan ke tim Liga 2, Dewa United FC.
Faktanya, Shahar hanya empat kali tampil berseragam Dewa United FC, kemudian ia menepi untuk waktu yang lama. Sampai saat ini, ia dikonfirmasi belum dapat klub.
Sebetulnya, apa yang membuat Shahar Ginanjar keluar dari Persija, walaupun ia masih memiliki kontrak di tim ibukota itu?
Secara blak-blakan di Youtube Capt Hamka, Shahar Ginanjar mengakui jika ia memilih untuk hengkang dari Persija Jakarta, karena ada pertimbangan terkait sosokAndritany Ardhiyasa.
1. Shahar: Persija Krisis dan Tak Bisa Singkirkan Andritany
Saat masa persiapan Liga 1 2021, Shahar Ginanjar dilepas oleh Persija Jakarta, dan ia dipinjamkan ke klub Dewa United di Liga 2.
Menurut Shahar, ia ingin meringankan beban manajemen Persija Jakarta yang sempat mengalami krisis di masa pandemi, walau kontraknya masih tersisa cukup lama.
"Waktu itu pandemi, Persija juga lagi krisis. Bukan hanya saya yang keluar dari Persija, banyak yang dipinjamkan dan banyak juga yang dibeli," ungkap Shahar Ginanjar.
"Seperti saya dan Sandi Sute, pemain yang masih terikat kontrak. Saya setahun lagi, Sandi setahun lagi, tapi alasan kita kan membantu tim, untuk meringankan."
Selain itu, ada pertimbangan Andritany Ardhiyasa yang tidak dipanggil ke Timnas Indonesia, sehingga otomatis jam terbang Shahar menjadi minim bersama Persija.
"Di situ ada perhitungan, Andri kan tidak Timnas, jadi untuk meng-cover dia di saat tidak bermain pun tidak terlalu banyak."
"Kalau Andri Timnas kan saya main, Andri sakit, saya main. Kalau sekarang, karena Andri tidak Timnas, dia fokus ke Persija."
"Mungkin pertimbangan manajemen, buat apa ada Shahar, kualitas nggak beda jauh. Karena Andri yang banyak game, Shahar kita tutup aja. Itu mungkin pendapat saya."
2. Shahar Ginanjar Kesulitan Main di Liga 2?
Sejatinya, Shahar Ginanjar masih layak bermain di kompetisi kasta tertinggi, Liga 1. Dewa United adalah klub pertamanya di Liga 2, sehingga ada sedikit perbedaan.
Menurut Shahar Ginanjar, tampil di Liga 2 jauh lebih berat daripada Liga 1, karena tidak ada pemain asing yang membantu, sehingga pemain lokal tampil apa adanya.
"Saya biasa main di Liga 1, ternyata di Liga 2 lebih berat. Berbeda dari segi permainan, tidak ada pemain asing yang membantu, tidak ada yang mengatur ritme permainan," ujar Shahar.