Ingin Untung Malah Buntung, 3 Klub Liga 1 Terseret Kasus Penipuan Trading Bodong
INDOSPORT.COM – Kabar tak mengenakkan datang dari tiga klub Liga 1 yakni Persija Jakarta, PSS Sleman dan Madura United yang terseret kasus trading bodong oleh sponsor mereka.
Sebelumnya, pihak kepolisian telah menetapkan PT Trust Global Karya dan PT Asia Smart Digital yang menjadi pengelola platform trading Viral Blast ditetapkan sebagai tersangka penipuan.
Dalam kasus penipuan ini, pihak Kepolisian telah menetapkan empat tersangka utama robot trading bodong Viral Blast. Keempatnya ialah Rizky Puguh, Minggus Umboh, Putra Wibowo dan Zainal Hudha (Manajer Madura United).
Dari keempat pelaku, tiga orang telah diamankan, saat ini Polisi kabarnya masih memburu satu otak intelektual lainya, Putra Wibowo yang menjadi Daftar Pencarian Orang (DPO) Kepolisian Republik Indonesia.
Lantaran hal tersebut, beberapa pihak ikut terseret ke dalam pusaran, termasuk tiga klub Liga 1 yang tahun ini menjalin kerjasama sponsorship dengan perusahaan trading abal-abal, Viral Blast Global.
Terkait dengan situasi ini, melalui Badana Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri telah memanggil agen dari tiga klub sepak bola. Ketiganya ialah Persija Jakarta, PSS Sleman dan Madura United.
“Klub yang sudah dimintai keterangan dari Persija, PSS Sleman dan Madura United. Materi pemeriksaan semua terkait sponsorship Viral Blast kepada masing-masing klub,” ungkap Kepala Subdirektorat III / Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Komisaris Besar Robertus Yohanes De Deo Tresna Eka Trimana, (16/0422) dikutip dari CNN.
Sekedar informasi, salah satu tersangka kasus investasi bodong ini merupakan petinggi klub yang dimintai keterangan. Zainal Hudha Purnama, dia menjabat sebagai manajer Madura United musim ini.
Dari hasil penyelidikan, diduga tersangka yang merupakan seorang manajer klub, telah melakukan kerja sama sponsorship dengan sejumlah klub sepak bola lain, termasuk satu klub yang juga kedapatan menjalin kerjasama.
Namun anehnya, satu klub terakhir ini tak dipanggil. Mereka adalah Bhayangkara FC, The Guardians sejatinya jadi salah satu tim yang terseret aliran dana panas, keanehan ini bahkan sampai memancing banyak komentar di media sosial.
1. Bhayangkara FC Tak Dipanggil Bareskrim Polri, Netizen: Gak Mungkin Jeruk Makan Jeruk
Sejatinya kasus robot trading Viral Blast Global yang menyeret sejumlah klub profesional liga Indonesia ini tak hanya melibatkan tiga klub yang sudah dipanggil ke Bareskrim Polri untuk dimintai keterangan.
Selain Persija Jakarta, PSS Sleman dan Madura United masih ada dua klub olahraga lain yang juga mendapat aliran dana panas yang merugikan setidaknya 12.000 anggotanya dengan nilai mencapai 1,2 triliun.
Perusahan robot trading abal-abal ini sejak awal September tahun lalu telah menjalin kerjasama dengan lima klub olahraga ternama di tanah air. Selain tiga klub di atas masih ada dua lainya.
Kedua klub ini adalah Bhayangkara FC (Liga 1) dan Mitra Surabaya FC yang saat ini berada di kompetisi divisi ketiga regional Jawa Timur. Dalam foto yang sempat beredar, di acara launching kerjasama terpampang logo kelimanya.
“Dengan bangga kami memperkenalkan Viral Blast Global. Telah menjadi sponsor remi 5 klub sepak bola papan atas Liga Indonesia, diikuti kelima logo klub dari Madura hingga Mitra Surabaya FC,” tulisan dalam background acara.
Setelah ramai dan menjadi perbincangan segenap insan penikmat dan suporter sepak bola Indonesia. Sorotan tajam tentu mengarah ke Bhayangkara FC yang terkesan mendapat keistimewaan dari aparat.
Banyak komentar menanggapi tidak adanya Bhayangkara FC dalam daftar panggilan Breskrim Porli beberapa waktu lalu, sebab mereka juga secara resmi mengikat kerjasama dengan perusahaan trading bodong itu.
“Masak Polisi mau nylidikin Polisi gak etis kan wkwkw aku suka negara ini,” komentar akun @heruapriyanto15.
“Mungkin pihak Bhayangkara udah langsung diperiksa sebelum yang lain. Atau mereka yang bongkar sendiri aliranya, ya positif thinking aja dulu meskipun susah,” komentar akun @sixteenboyzzz
“Gak mungkin jeruk makan jeruk, jadi Bhayangkara aman sih kayaknya,” komentar akun @MedanisBlue.
“Tiga murid dipanggil kepala sekolah karena bolos sekolah, yang satu ngga ikut karena anak pemilik yayasan sekolah,” komentar akun @satriaswhyd.
“Biasa dong Polisi punya privilege tersendiri. Positive thinking aja mereka diperiksa sendiri tapi enggak disebut namanya buat melindungi nama baik bayang-bayang fc,” komentar akun @irkhamdwi10.
2. APPI Turun Tangan Selesaikan Sengketa Transfer Pemain PSS Sleman
Kabar mengejutkan datang dari dua klub Liga 1 dan Liga 2, yakni PSS Sleman dan Persekat Tegal. Mereka saling berebut pemain di bursa transfer saat ini sehingga memaksa APPI untuk bertindak.
Pemain yang jadi rebutan kedua tim ialah penyerang asal Riau, Riki Dwi Saputro. Bomber berusia 27 tahun yang telah lama membela PSPS Pekanbaru beberapa musim terakhir.
Riki Dwi bergabung dengan Persekat Tegal di bawah naungan I Putu Gede. Bermain untuk Laskar Ki Gede Sebayu, dia menjadi sosok penting selama jalanya kompetisi Liga 2.
Di Liga 2, Persekat bergabung dengan Dewa United, Rans Cilegon, Perserang, PSKC dan Badak Lampung di Grup B. Sayangnya perjalanan Lasakar Ki Gede Sebayu berakhir di fase pertama.
Persikat Tegal finis di posisi ketiga, di bawah Dewa dan Rans Cilegon. Mengoleksi 20 poin, namun mereka gagal lolos karena kalah agresivitas gol dengan tim 'Sultan Andara'.
Baca selengkapnya: APPI Turun Tangan Selesaikan Sengketa Transfer Pemain Rebutan Klub Liga 1 dan Liga 2