x

Pembantaian dari Liverpool Jadi Bukti Manchester United Salah Urus sejak Lama

Rabu, 20 April 2022 18:08 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
Kekalahan 0-4 dari Liverpool di lanjutan Liga Inggris 2021/22 menjadi sinyal bahwa Manchester United sudah salah urus sejak lama.(REUTERS/Phil Noble)

INDOSPORT.COM – Kekalahan 0-4 dari Liverpool di lanjutan Liga Inggris 2021/22 menjadi sinyal bahwa Manchester United sudah salah urus sejak lama.

Perjalanan memalukan Manchester United musim ini kembali berlanjut saat bertandang ke Anfield, markas Liverpool, dalam lanjutan Liga Inggris 2021/22, Rabu (20/04/22).

Baca Juga

Dalam kunjungannya kali ini, Man United nampak tak berdaya dan harus menyerah 0-4 di tangan rival abadinya tersebut.

Man United telah tertinggal lebih dulu di menit ke-5 lewat Luis Diaz. 17 menit kemudian, giliran Mohamed Salah yang mencetak gol.

Keunggulan dua gol Liverpool ini kembali digandakan di babak kedua. Adalah Sadio Mane dan Mo Salah yang menambah keunggulan sehingga laga berakhir menjadi 4-0.

Baca Juga

Kekalahan ini tak ayal membuat Man United jadi bulan-bulanan. Sebab, sepanjang laga Setan Merah tak bisa berbuat banyak, dengan hanya melepaskan satu tembakan saja ke gawang.

Bahkan, penampilan Man United di laga itu tak lagi membuat Roy Keane. Eks kapten Setan Merah ini memilih bersedih melihat mantan timnya terpuruk.

“Ini bukan lagi kemarahan, melainkan kesedihan,” ucap Roy Keane pasca laga seperti yag dilansir dari BBC Sport.

Baca Juga

Tak hanya Roy Keane, Gary Neville bahkan menyebut Man United sebagai tim yang paling mudah dikalahkan jika melihat permainannya di laga kontra Liverpool.

Rangkuman kekesalan legendanya itu dan pembantaian oleh Liverpool seakan benar-benar menjadi bukti bahwa Manchester United memang salah urus.


1. Ed Woodward Naik Pangkat, Sir Alex Minggat

Ed Woodward.

Fenomena salah urus Manchester United semua bermula di tahun 2012, kala Glazers selaku pemilik, menunjuk sosok Ed Woodward sebagai wakil ketua eksekutif The Red Deviles.

Woodward naik tingkat ke posisis strategis itu setelah dirinya berhasil menjalankan tugasnya sebagai sosok yang memberikan Man United sponsor hingga ratusan juta poundsterling sejak 2007.

Baca Juga

Karier Woodward ini melesat setahun kemudian, tepatnya pada 2013 seiring mundurnya David Gill dari jabatan CEO.

Seketika, Woodward pun menduduki posisi yang ditinggalkan David Gill dalam merestruktur anggota dewan Man United di tingkat manajemen.

Parahnya, perginya David Gill ini berbarengan dengan Sir Alex Ferguson. Pria asal Skotlandia ini seakan paham bahwa ada badai besar menantinya jika tak kunjung minggat.

Apalagi, baik Fergie, sapaannya, dan David Gill telah berkolaborasi bersama selama satu dekade sejak 2003 hingga 2013.

Baca Juga

Perginya David Gill dan Fergie di 2013 serta naiknya Woodward pun menjadi titik awal di mana Man United salah urus.

Salah urus ini terlihat dalam gaya berbelanja Man United yang terbilang urakan, dan tak memandang kebutuhan tim serta pelatih, kemudian mencampakkan pemain dengan gratis.

Tak cukup sampai di situ, salah urus ini juga terlihat dalam pemberian kontrak gila-gilaan dengan bayaran fantastis yang berimbas pada kesulitan melepas pemain yang tak terpakai.


2. Salah Urus dalam Belanja dan Fokus pada Brand

Pemain Manchester United mencoba argumentasi setelah Jay Rodriguez membobol gawang mereka di stadion Turf Moor, Burnley, (Rabu, 09/02/22). FOTO: REUTERS/Craig Brough

Sebagai contoh. Sejak 2015 atau saat Jurgen Klopp tiba di Liverpool, Manchester United menjadi tim terboros dalam belanja transfer.

Transfer Liverpool sejak 2015

Total Belanja: 479 juta poundsterling
Total Penjualan: 360,8 juta poundsterling
Total Belanja Bersih: 115 juta poundsterling

Transfer Man United sejak 2015

Total Belanja: 832 juta poundsterling
Total Penjualan: 229 juta poundsterling
Total Belanja Bersih: 603 juta poundsterling

Baca Juga

Terlihat dari keduanya, terdapat gap begitu besar dalam belanja dan penjualan. Man United benar-benar seperti amatir dalam urusan jual beli dibanding rezim sebelum Ed Woodward.

Buruknya lagi adalah program Scouting Man United yang seakan tak bisa mengidentifikasi pemain mana yang dibutuhkan dan lebih memilih nama besar demi memuaskan fans.

Di musim panas lalu, Man United mendatangkan Jadon Sancho, Raphael Varane, dan Cristiano Ronaldo. Ketiga nama ini datang dengan nama besar, bukan kebutuhan tim.

Pada akhirnya, benar jika Louis van Gaal menyebut Man United sebagai klub komersial, bukan klub sepak bola pada umumnya.

Baca Juga

Kejadian salah urus dalam kacamata sepak bola membuktikan bahwa Man United cerdas dalam beroperasi sebagai Brand ketimbang sebagai sebuah klub sepak bola.

Hal ini tak lepas dari sosok Ed Woodward yang berlatar belakang akuntan dan investasi, alih-alih sebagai orang yang mengerti cara kerja di dunia sepak bola.

Perginya Ed Woodward di akhir musim ini pun bisa menjadi penanda bahwa Man United akan kembali menjadi klub sepak bola, dan bukan lagi klub komersial.

Manchester UnitedLiverpoolLouis van GaalSir Alex FergusonRoy KeaneGary NevilleEd WoodwardLiga InggrisSepak Bola

Berita Terkini