Kutukan Pelatih Belanda Pendahulu Erik ten Hag di Liga Inggris: Dari 8 Cuma 1 yang Sukses
INDOSPORT.COM – Erik ten Hag bakal membesut Manchester United musim depan. Tapi Liga Inggris adalah tanah kutukan pelatih Belanda dengan 7 dari 8 pendahulu ten Hag gagal total.
Pencarian panjang Manchester United untuk juru taktik permanen akhirnya berakhir. Setan Merah akhirnya resmi mengumumkan Erik ten Hag sebagai manajer baru mereka musim depan.
Pria Belanda itu diboyong dari Ajax Amsterdam dan dikontrak 3 tahun hingga Juni 2025, ditambah opsi perpanjangan satu tahun.
Ten Hag sendiri memang menyuguhkan performa apik saat membesut Ajax, dengan dua kali membawa tim tersebut meraih double winners Liga Belanda dan Piala KNVB pada 2018/2019 dan 2020/2021.
Tak hanya itu, ia juga membuat anak-anak asuhnya menyuguhkan permainan menyerang yang atraktif hingga sukses menembus semifinal Liga Champions 2018/2019, dan menyingkirkan Real Madrid di 16 besar.
Kehadiran ten Hag pun diharapkan mampu membuat Manchester United kembali bersaing di papan atas, sekaligus memiliki pola permainan yang jelas.
Manchester United sendiri dilaporkan siap menyediakan dana belanja hingga 200 juta pounds, ditambah hasil penjualan sejumlah bintang untuk merombak skuat musim depan.
Sementara itu, Ralf Rangnick yang musim depan bakal beralih peran menjadi konsultan juga sudah menegaskan Setan Merah bisa saja memboyong 10 pemain baru musim depan.
Di sisi lain, membangkitkan MU yang tengah terpuruk tentunya bukan tugas mudah bagi Erik ten Hag. Apalagi, tanah Inggris menjadi kutukan bagi pelatih asal Belanda sepertinya.
Tercatat, dari 8 pelatih Belanda pendahulunya di Liga Inggris, hanya 1 yang bisa dianggap sukses. Siapa saja mereka? Berikut daftarnya seperti dilansir The Sun:
1. Ada Tangan Kanan Sir Alex Ferguson
Ruud Gullit - Chelsea dan Newcastle (Rasio Kemenangan 34%)
Ruud Gullit merupakan pria Belanda pertama yang menjadi juru taktik di Liga Inggris. Ia mengawali kariernya dengan menjadi manajer/pemain bagi Chelsea menggantikan Gleen Hoddle yang melatih timnas Inggris.
Dalam peran barunya itu, ia membawa Chelsea menjuarai Piala FA 1997 yang menjadi gelar pertama dalam 26 tahun, dan menjadi manajer kulit hitam pertama yang meraih trofi besar di Inggris.
Namun, di musim kedua ia dipecat setelah terlibat perselisihan dengan manajemen. Gullit kemudian beralih membesut Newcastle United tapi menghadirkan hasil buruk dan malah terlibat perselisihan dengan sejumlah bintang termasuk Alan Shearer. Gagal
Martin Jol – Tottenham Hotspur dan Fulham (Rasio Kemenangan 37%)
Martin Jol sejatinya mengawali karier di Tottenham dengan baik. Namun, ia 2 kali gagal meloloskan Spurs ke 4 besar termasuk kalah bersaing dengan Arsenal di pekan terakhir musim keduanya. Memasuki awal musim ketiga, ia didepak karena hasil buruk.
Empat tahun usai meninggalkan Tottenham, Martin Jol kembali ke Liga Inggris untuk membesut Fulham. Ia membawa Fulham finis 10 besar di musim pertamanya, tapi melorot ke posisi 12 di musim kedua. Gagal
Guus Hiddink – Chelsea (Rasio Kemenangan 53%)
Guus Hiddink memiliki karier unik di Liga Inggris dengan dua kali ditunjuk sebagai manajer Chelsea di tengah musim.
Menggantikan Luiz Scolari pada Februari 2009, meski tersingkir di Liga Champions, Guus Hiddink membawa Chelsea finis di posisi 3 dan memenangi Piala FA, dan hanya menelan 1 kekalahan di periode kepemimpinannya.
Pada Deseber 2015, ia kembali ke Chelsea menggantikan Jose Mourinho. Meski hanya finis di posisi 10, raihan itu merupakan peningkatan drastis mengingat saat Mou dipecat, The Blues ada di posisi 16. Sukses.
Rene Meulensteen – Fulham (Persentase Kemenangan 23%)
Mengawali karier sebagai asisten Sir Alex Ferguson di MU, Rene Meulensteen kemudian pindah ke Fulham sebagai asisten, dan naik pangkat menjadi manajer seiring pemecatan Martin Jol.
Sayangnya, di tangan Rene Meulensteen, The Cottagers terpuruk ke dasar klasemen dan ia pun dipecat hanya setelah 2 bulan memimpin. Gagal
2. Ada yang Nol Kemenangan
Ronald Koeman – Southampton dan Everton (Rasio Kemenangan 45%)
Ronald Koeman sejatinya mengawali karier di Liga Inggris dengan cukup baik. Bersama Southampton, ia membawa tim tersebut finis di posisi 7 dan 6 dalam 2 musim kepelatihannya. Namun, nama besarnya runtuh ketika ia beralih membesut Everton usai meninggalkan The Saints.
Di musim pertama bersama Everton, kinerjanya cukup baik dengan membawa tim tersebut lolos kualifikasi Liga Europa.
Namun di musim kedua, sejumlah pemain rekrutannya gagal total meski ia mendapat dana belanja terbesar dalam sejarah Everton hingga itu. Koeman akhirnya dipecat pada Oktober 2017 usai kalah 2-5 dari Arsenal dan The Toffees jatuh ke zona degradasi. Gagal.
Louis van Gaal – Manchester United (Rasio Kemenangan 51%)
Louis van Gaal menjadi manajer pertama Manchester United asal Belanda ketika diboyong pada musim panas 2014. Berbekal nama besar, ia diharapkan bisa mendongkrak performa MU yang terpuruk di era David Moyes.
Sayangnya, ia mengawali karier dengan buruk dengan dikalahkan Swansea 1-2 di laga debutnya di Liga Inggris, dan kemudian dikalahkan klub League One yakni MK Dons di babak kedua Piala Liga Inggris. MU bahkan tercecer di posisi 9 saat memasuki pekan kesepuluh.
Louis van Gaal bertahan hingga musim kedua dan membawa MU memenangi Piala FA di musim keduanya itu meski pada akhirnya tetap dipecat pada Mei 2016. Gagal.
Dick Advokaat – Sunderland (Rasio Kemenangan 18%)
Dick Advokaat menggantikan Gus Poyet di Sunderland pada Maret 2015 dan berhasil meloloskan The Black Cats dari degradasi dengan finis di posisi 16.
Ia pun kemudian dipermanenkan untuk menghadapi musim 2015/2016. Sayangnya, kinerjanya malah melolot drastis meski ia memiliki kekuasaan di bursa transfer. Ia meninggalkan klub pada Oktober 2015 setelah Sunderland terpuruk di posisi 19. Gagal
Frank de Boer – Crystal Palace (Rasio Kemenangan 0%)
Gagal saat membesut Inter Milan, Frank de Boer tetap dipercaya melatih Crystal Palace sejak Juni 2017 menggantikan Sam Allardyce, dengan kontrak 3 tahun.
Namun, pada akhirnya Frank de Boer hanya bertahan 10 pekan sebelum dipecat. Dalam periode kepelatihannya, Palace selalu kalah dalam 4 laga pertama Liga Inggris tanpa mencetak 1 gol pun. Jose Mourinho bahkan menyebut de Boer pelatih terburuk di sejarah Liga Inggris.