Bukan Cuma Marko Simic, Persija Juga Pernah Tunggak Gaji 6 Pemain Bintang Ini, Ada Bepe!
INDOSPORT.COM - Isu soal penunggakan gaji yang dilakukan oleh Persija Jakarta kepada pemainnya yaitu Marko Simic, rupanya bukan terjadi kali ini saja.
Teka-teki masa depan Marko Simic di Persija Jakarta akhirnya terjawab sudah. Bomber asal Kroasia itu resmi meninggalkan tim Ibu Kota pada bursa transfer Liga 1 musim ini.
Kepastian itu disampaikan oleh Marko Simic lewat pesan perpisahan di akun Instagram pribadinya, @markosimic77, pada Selasa (26/04/22) malam WIB.
Marko Simic mengungkapkan persoalan gaji menjadi penyebab terputusnya kerja sama dengan Persija.
"Kami semua berhak mengetahui kebenaran. Dengan berat hati saya harus mengumumkan bahwa saya telah mengakhiri kontrak saya secara sepihak dengan Persija Jakarta.
"Karena klub telah melanggar kontrak setelah tidak membayar gaji saya selama satu tahun," ungkap Simic di Instagram.
"Setelah 4,5 tahun pengabdian, 98 gol, 4 trofi, momen-momen yang tidak terlupakan, penghargaan individu dan rekor yang saya pecahkan, ini keputusan tersulit dalam hidup saya," imbuhnya.
Perselisihan antara Marko Simic dengan Persija ini memang soal gaji, yang bermula dari adanya kebijakan pemotongan gaji.
Akibat tidak ada kompetisi setelah Liga 1 2020 dihentikan karena wabah virus covid-19 yang sedang tinggi-tinggi di Indonesia.
Tak ada pemasukan, maka pihak PSSI mengeluarkan Surat Keputusan (SK) untuk diberlakukan pemotongan nilai gaji maksimal 25 persen, kepada seluruh klub khususnya peserta Liga 1 demi menjaga kesehatan keungan klub.
Hal itu tertuang dalam berbagai Surat Keputusan (SK), salah satunya SKEP69. Marko Simic disebut Persija salah satu pemain yang sepakat.
Macan Kemayoran pun pun tetap membayarkan gaji kepada pemainnya saat Liga 1 2020 berhenti, termasuk ke Simic dengan pembatasan jumlah sebagaimana diatur di SK PSSI.
"Persija adalah klub yang patuh dan taat hukum. Tidak benar ada pernyataan yang menyebutkan bahwa gaji pemain tidak dibayar selama satu tahun," kata Presiden Persija Mohamad Prapanca, dalam pernyataan resmi klub.
Akan tetapi seiring berjalannya waktu, Marko Simic ternyata mulai gerah dengan gaji yang diterimanya setelah dipotong akibat kebijakan tersebut.
Marko Simic kemudian disebut berubah pikiran dan mulai berontak dengan kebijakan tersebut. Ia kemudian diketahui mulai menagih Persija untuk membayar dalam jumlah lebih di atas 25 persen.
Masalah itulah yang kemudian membuat ketegangan antara Persija dan Simic.
Imbasnya bomber asal Kroasia ini mulai tersingkir dari skuad Persija dan cuma bermain 27 kali karena tak dimainkan dalam enam laga terakhir Liga 1 2021 lalu.
"Pada dasarnya, Persija Jakarta adalah klub yang selalu mendukung karier pemain. Tidak benar jika Persija berniat membahayakan karier seorang pemain," tutur Prapanca.
"Terlebih lagi pemain tersebut telah berjuang bersama-sama dan meraih banyak prestasi. Sementara itu, Persija akan selalu mengikuti proses yang akan terjadi ke depannya," ucapnya mengakhiri pernyataan.
Jika kasus penunggakan gaji yang dilakukan oleh Persija ditarik ke belakang, ternyata ada beberapa pemain bintang yang pernah mengalaminya. Siapa saja?
1. Bambang Pamungkan & Leo Saputra
Persija Jakarta pernah mengalami masalah dengan dua pemain legendanya, Bambang Pamungkas dan Leo Saputra.
Masalahnya karena gaji kedua mantan pemain itu ditunggak selama lima bulan pada kompetisi Liga Indonesia 2011/2012 lalu.
Tak ada etikad baik, Bambang Pamungkas atau biasa disebut Bepe dan Leo Saputra pun menyeret Persija ke meja hijau.
Diwakili oleh tim bantuan hukum Asosisasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI), kedua gugatan Bepe dan Leo didaftarkan di kepaniteraan perdata Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
"Gugatan perdata tersebut dilakukan menyusul dengan tidak ditemukannya penyelesaian permasalahn pembayaran kewajiban
"Terhadap kedua pesepak bola tersebut oleh klub Persija Jakarta (PT. Persija Jaya Jakarta) melalui jalur negoisasi," demikian keterangan resmi APPI melalui rilis kepada wartawan saat itu.
Permasalahan tunggakan gaji yang dilakukan Persija saat itu rupanya sudah berjalan lebih dari satu tahun.
Bepe dan Leo merupakan dua diantaranya. Akibat tak ada itikad baik dari Persija untuk melunaskan gaji, Bepe akhirnya memilih meninggalkan Persija pada musim 2012/2013. Begitu pun dengan Leo.
Stefano Lilipaly
Selanjutnya ada gelandang naturalisasi berdarah Belanda, Stefano Lilipaly. Pemain keturunan itu sebelumnya sudah pernah menginjakkan kakinya di sepak bola Indonesia memperkuat Persija Jakarta pada tahun 2015.
Sayang akibat adanya masalah gaji, membuat Lilipaly memutuskan untuk hengkang. Dirinya saat itu mengaku gajinya tak dibayar selama dua bulan.
“Tidak bagus untuk pemain, suporter, dan Persija sendiri. Kami berlatih dan bermain dengan setengah hati,” kata Stefano Lilipaly.
“Sebenarnya tak pantas dibahas dengan media. Ini masalah internal klub. Saya hanya berharap manajemen bisa memenuhi kewajibannya kepada kami,” lanjutnya.
2. Adam Alis
Adam Alis menjadi pemain berikutnya yang pernah menjadi korban bobroknya manajemen Persija Jakarta dalam urusan membayar gaji pemain pada tahun 2015.
Keputusan tegas diambil Adam Alis karena ia melihat manajemen Persija tidak terlihat ada usaha membayar utang gaji ke seluruh awak tim.
Gaji pemain kelahiran Jakarta, 19 Desember 1993 itu ditunggak lebih dari tiga bulan.
Adam Alis kemudian melayangkan surat ke Persija yang intinya menyatakan dirinya memutus kontrak kerja sama dengan klub itu.
Yevgeni Kabayev & Martin Vunk
Terakhir ada dua pemain asing yang terlibat cekcok dengan Persija Jakarta soal uruan gaji. Pada tahun 2015, keduanya melaporkan tim Ibu Kota ke FIFA.
Laporan ini terpaksa dilakukan keduanya, dibantu Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI).
Karena tidak ada respons positif dari somasi yang dikirimkan ke manajemen Persija yang pada 2015 lalu dipimpin Ferry Paulus.
Persija menunggak gaji Vunk antara Januari hingga April 2015.
Kemudian juga hadiah sebagai MVP di laga kontra Gamba Osaka, lalu biaya pengobatan cederanya saat membela Persija.
Sementara Kabayev menuntut pembayaran gaji antara Januari-April 2015.
Sejak melakukan somasi pertama pada 15 April hingga somasi ketiga pada 14 Mei, kedua pemain hanya mendapat 30 persen dari gaji di bulan Januari.
Karena tak terlihat itikad baik dari manajemen Persija, maka keduanya pun melaporkan sengketa ini ke FIFA.