Ditinggal Marko Simic, Persija Terancam Jadi Macan Ompong Lagi di Liga 1
INDOSPORT.COM – Kabar perginya Marko Simic menimbulkan satu pertanyaan di benak publik. Akankah Persija Jakarta menjadi ‘Macan Ompong’ di Liga 1 musim depan?
Kabar mengejutkan datang dari striker Persija Jakarta, Marko Simic. Pemain berusia 34 tahun tersebut memilih pisah jalan dengan Macan Kemayoran per Selasa (26/4/22).
Pemain asal Kroasia tersebut memutuskan kontrak sepihak lantaran Persija Jakarta disebutnya tidak memenuhi gajinya selama satu tahun.
Faktor itu membuatnya jengah dan memilih bercerai dengan Macan Kemayoran. Keputusan tersebut pun ia umumkan langsung melalui instagram resminya @markosimic_77.
"Dengan berat hati saya harus mengumumkan saya telah mengakhiri kontrak secara sepihak dengan Persija karena klub telah melanggar kontrak setelah tidak membayar gaji selama setahun," tulis Simic.
"Setelah berbulan-bulan janji tidak ditepati dan dibangkucadangkan hanya karena menagih hak, saya pikir saya perlu melangkah. Saya perlu melakukan yang terbaik untuk diri saya dan yang berhak saya dapatkan,” lanjutnya.
Kabar tersebut tentu jadi pukulan telak bagi Persija Jakarta. Pasalnya, sejak merapat ke Macan Kemayoran 2017 silam, Simic langsung memaku posisinya di lini depan.
Perlahan tapi pasti Simic menjadi tulang punggung klub. Selama beberapa musim ia tak pernah absen dalam daftar pemain tersubur di Liga 1.
Kepergian Simic yang berstatus raja gol bagi Persija di era Liga 1 pun membuat banyak pihak bertanya-tanya tentang masa depan Macan Kemayoran.
Akankah Persija menjadi ‘Macan Ompong’ di Liga 1 sepeninggal Marko Simic jelang bergulirnya musim baru?
1. Penyerang Asing Haus Gol Datang Silih Berganti
Sejak era Liga Indonesia yang dimulai pada tahun 1994, Persija punya kecenderungan sulit menemukan penyerang asing yang haus gol.
Sejak 1994 hingga saat ini, banyak penyerang asing haus gol yang merapat ke Persija. Namun, para penyerang ini hanya terkesan mampir, daripada menetap.
Sehingga kepergian para penyerang asing haus gol ini selalu membuat Persija kesulitan untuk menemukan penggantinya dalam waktu singkat.
Hal tersebut lah yang memunculkan asumsi bagaimana nasib Persija sepeninggal Marko Simic. Terlebih, pengalaman mengatakan Macan Kemayoran selalu kesulitan menemukan penyerang asing yang sreg.
Hal itu dimulai sejak Emmanuel De Porras yang datang pada 2004. Dalam waktu singkat, ia menjadi idola dengan mencetak 16 gol di musim perdananya.
Sayangnya, De Porras memilih tak menetap dan memutuskan cabut karena tergiur tawaran PSIS Semarang pada 2005.
Kepindahan De Porras membuat Persija kemudian mendatangkan Roger Batoum. Tak butuh waktu lama, pemain asal Kamerun ini mampu menjawab ekspektasi.
Di musim perdananya, dirinya mampu mencetak 15 gol dan mengantarkan Persija ke final Liga Indonesia dan Copa Indonesia, walau tak berhasil menjadi juara.
Batoum pun menetap di Persija semusim kemudian. Namun, torehan golnya menurun drastis yang membuatnya didepak pada akhir 2006.
Untuk menggantkan Batoum, Persija mencoba mendatangkan Samuel Tayo yang punya kiprah mentereng. Tapi Tayo hanya mampu mencetak satu gol dari 13 laga dan dicoret pada putaran kedua musim 2007.
Angin segar datang untuk Persija pada 2008 seiring kehadiran Greg Nwokolo. Winger tajam ini mampu menjawab dahaga Macan Kemayoran akan penyerang asing haus gol.
Usai mencetak 16 gol di musim perdana dan membentuk Trio ABG bersama Aliyudin dan Bambang Pamungkas, Greg memutuskan angkat kaki pada 2009.
Greg pun sempat kembali pada 2010 dan menorehkan 13 gol. Tapi lagi dan lagi, pemain yang telah dinaturalisasi ini memilih angkat kaki di akhir musim.
2. Berlanjut hingga Diakhiri Marko Simic
Kepergian Greg kemudian membuat Iwan Setiawan selaku pelatih Persija saat itu mendatangkan Pedro Javier pada 2011.
Selama 1,5 tahun di Persija, Pedro mampu mencetak 22 gol. Hanya saja, di pertengahan musim 2013, ia dicoret dan digantkan Emmanuel Kenmogne.
Hadirnya Kenmogne juga membawa angin segar dengan sumbangsih 14 gol dari 16 laga yang membuat Persija keluar dari zona degradasi pada 2013.
Sayangnya, kebersamaan Kemogne dan Persija berakhir singkat, usai penyerang asal Kamerun itu direkrut Persebaya pada 2014.
Kemogne sempat kembali pada 2016 ke Persija. Namun ketajamannya tergerus usia yang kala itu telah menginjak 36 tahun.
Setelahnya Persija tak punya penyerang asing mumpuni. Ada nama Evgeny Kabaev. Hanya saja ketajamannya tak begitu teruji usai Liga Indonesia dihentikan.
Pencarian Persija akan penyerang asing pun akhirnya menemui akhir dengan hadirnya Marko Simic pada Desember 2017 dari Melaka United.
Dalam waktu singkat, mantan pemain Timnas Kroasia U-21 ini mampu mencuri hati para The Jakmania lewat keran golnya.
Di musim pertamanya di Liga 1, Simic mampu melesakkan 18 gol yang diakhiri gelar juara liga yang terakhir didapatkan Persija pada 2001.
Di musim keduanya di Liga 1, Simic masih menjadi lumbung gol Persija dengan torehan 28 gol yang membuatnya menjadi top skor kompetisi.
Dan di musim 2021-2022, Simic yang sempat tersisih dan dicadangkan, masih mampu mencetak dua digit gol dengan 14 gol di Liga 1 musim lalu.
Total 61 gol telah dicetak Simic bagi Persija di Liga 1. Ia menjadi penyerang asing terganas sepanjang masa Macan Kemayoran yang bertahan paling lama.
Hanya saja, kebersamaan ini harus berakhir dengan cara yang tidak baik, yang membuat Macan Kemayoran harus mencari penyerang anyar lainnya.
Akankah Persija menemukannya jelang Liga 1 2022-2023? Ataukah Macan Kemayoran akan menjadi ‘Macan Ompong’ lagi di Liga 1?