Susunan Starting XI Pemain yang Nihil Gelar Juara Liga Champions
INDOSPORT.COM - Ternyata ada sejumlah legenda sepak bola yang dalam kariernya belum pernah menjuarai Liga Champions saat berada di Eropa.
Bagi para pemain-pemain sepak bola yang memperkuat klub top Eropa, tampil dalam ajang sekelas Liga Champions merupakan kebanggan yang luar biasa.
Pasalnya, tidak sembarang klub yang bisa tamil di ajang yang memperebutkan trofi Si Kuping Besar. Hanya klub yang berada di posisi papan atas klasemen liga domestiknya yang biasanya diikuti oleh 32 kontestan saat fase penyisihan grup ini.
Bergulir sejak 1955 silam saat masih bernama European Cup, tercatat sudah ada 22 klub yang berhasil membawa pulang trofi juara Liga Champions ke lemari mereka.
Real Madrid sendiri menjadi klub sepak bola yang paling banyak menjuarai dan membawa pulang trofi juara Liga Champions ke Santiago Bernabeu.
Tidak tanggung-tanggung, 13 kali Los Blancos berhasil menjadi kampiun, nyaris dua kali lipat dari AC Milan di posisi kedua dengan koleksi 7 gelar juara.
Bila dari segi pemain, legenda Real Madrid, Francisco Gento sampai saat ini masih memegang rekor sebagai orang yang paling banyak merakasan gelar juara Liga Champions.
Selama kariernya, pemain sepak bola berkebangsaa Spanyol itu sudah enam kali merasakan status juara Liga Champions bersama Madrid.
Sayangnya, dalam perjalanannya, tidak semua pemain seberuntung Francisco Gento bersama Real Madrid yang mampu berkali-kali merasakan manisnya juara Liga Champions.
Ada juga beberapa pemain yang meskipun sudah lama berkarier sebagai pesepakbola di Eropa, mereka selalu gagal meraih gelar juara.
Beberapa di antara mereka bahkan menyandang status pemain top lantaran begitu hebat bersama timnya dalam kancah domestik.
Berikut ini redaksi berita olahraga INDOSPORT coba merangkum sejumlah pemain top Eropa yang belum pernah menjuarai Liga Champions dan secara mengejutkan bisa dibentuk menjadi tim kuat:
1. Gianluigi Buffon (Kiper)
'Kutukan' Sulley Muntari yang mengatakan Gianluigi Buffon tak akan menjuarai Liga Champions sebelum mengakui golnya kala Milan berhadapan Juventus pada Februari 2012 lalu, masih berlaku.
Dua kali berhasil menjadi pemain kunci Juventus yang menembus partai final Liga Champions 2014/15 dan 2016/17, Buffon pada akhirnya harus mengangis sedih karena di dua laga tersebut selalu kalah.
Gianluca Zambrota (Bek Kiri)
Selama aktif menjadi pesepakbola, Gianluca Zambrota sudah bermain untuk tiga klub besar Eropa, yakni Juventus, Barcelona dan AC Milan.
Sayang, di tiga klub yang punya sejarah menjadi juara Liga Champions tersebut, nasib Zambrota bisa dibilang kurang terlalu beruntung.
Mirisnya adalah ketika ia memutuskan hengkang dari Barcelona ke AC Milan jelang musim 2008/09, di tahun tersebut Blaugrana sukses merebut gelar juara Liga Champions ketiganya.
Fabio Cannavaro (Bek Tengah)
Gelar juara Piala Dunia 2006 memang salah satu prestasi paling membanggakan Fabio Cannavaro dalam kariernya sebagai pemain sepak bola.
Sayang, gelar tersebut menjadi kurang lengkap karena sepanjang kariernya Cannavaro belum pernah memenangkan Liga Champions.
Bek kelahiran 13 September 1973 itu paling jauh hanya pernah merasakan melangkah hingga babak semifinal Liga Champions 2002/03 bersama Inter Milan, sebelum takluk dari rival satu kota, AC Milan karea faktor agresivitas gol tandang.
Laurent Blanc (Bek Tengah)
Saat dahulu menjadi pelatih Paris Saint-Germain, Laurent Blanc selalu menerima kenyataan pahit hanya bisa membawa timnya melaju paling jauh sampai babak perempatfinal Liga Champions.
Kondisi tersebut seperti De Javu bagi dirinya yang juga selalu menemui kegagalan menjuarai Liga Champions sebagia seorang pemain.
Padahal dalam masa kejayaanya, ia pernah bermain untuk Barcelona, Inter Milan, dan Manchester United.
Lilian Thuram (Bek Kanan)
Turut menjadi bagian Prancis saat menjuarai Piala Dunia 1998 dan Euro 2000, Lilian Thuram merupakan salah satu bek kanan terbaik dunia pada zamannya.
Memperkuat Juventus dan Barcelona yang bertabur bintang, pada akhirnya Thuram tetap harus menerima kenyataan pensiun tanpa pernah membawa dua klubnya itu merasakan gelar juara Liga Champions.
2. Michael Ballack (Gelandang)
Michael Ballack bisa dibilang menjadi salah satu pemain paling 'sial' di setiap babak final yang ia jalani, khususnya di musim 2001/02 dimana saat memperkuat Bayer Leverkusen dan Timnas Jerman ia perkuat hanya bisa menjadi runner up, setelah susah payah melaju hingga babak final.
Untuk kancah Liga Champions, Ballack pernah dua kali merasakan atmosfer Liga Champions. Pertama ketika ia masih memperkuat Bayer Leverkusen dan kalah dari Real Madrid.
Final kedua ia rasakan bersama Chelsea, yang lagi-lagi gagal ia menangkan setelah melalui drama adu penalti.
Lothar Matthaus (Gelandang)
7 gelar juara Bundesliga, tiga gelar DFB Pokal, satu gelar juara Serie A, dan satu gelar Supercoppa Italia merupakan segelintir dari prestasi yang diraih Lothar Matthaus saat berada di Bayern Munchen dan Inter Milan.
Sayangnya, ada satu kehampaan yang akan selalu menyelimuti karier Lothar, yakni belum adanya trofi juara Liga Champions.
Ia sebenarnya nyaris merasakan gelar juara, apabila Ole Gunnar Solskjaer tidak mencetak gol penentuan di final Liga Champions 1998/99 silam.
Pavel Nedved (Gelandang)
Pavel Nedved menambah daftar pemain top Juventus yang sepanjang kariernya gagal merasakan kebanggaan mengangkat trofi juara Liga Champions.
Dikenal sebagai gelandang terbaik sepanjang masa, Nedved sebenarnya berpeluang meraih gelar juara seandainya tidak dihukum larangan bertanding dalam final Liga Champions 2002/03 antara Juventus kontra Milan, yang berakhir dengan kemenangan Rossoneri lewat adu penalti.
Zlatan Ibrahimovic (Penyerang)
Semenjak memulai debut profesionalnya bersama Malmo pada 1999 silam, Zlatan Ibrahimovic sudah berkelana ke berbagai klub top Eropa, seperti Juventus, Inter Milan, Barcelona, AC Milan, Paris Saint-Germain, dan Manchester United.
Sial bagi penyerang asal Swedia tersebut, setiap tim yang ia perkuat selalu gagal meraih hasil maksimal kala melakoni Liga Champions.
Ibrahimovic sempat memutus kutukan tak pernah juara Eropa dengan memenangkan Liga Europa bersama Setan Merah. Namun tetap saja, prestis Liga Europa tak sama dengan Liga Champions.
Gabriel Batistuta (Penyerang)
Pada era 1990-an, Gabriel Batistuta bisa dibilang penyerang paling berbahaya dengan torehan 292 gol dari 537 penampilan di sepanjang kariernya. Ia juga yang menjadi tokoh utama AS Roma meraih gelar juara Serie A Italia 2000/01.
Meski memiliki performa impresif, Batistuta pada akhirnya harus pulang kampung ke Argentina tanpa pernah merasakan gelar juara Liga Champions. Di perhelatan tersebut, Batistuta total bermain sebanyak 27 kali dan hanya mencetak enam gol saja.
Ronaldo (Penyerang)
Manchester United pernah merasakan betapa mengerikannya Ronaldo Nazario saat menjamu Real Madrid di perempatfinal Liga Champions 2002/03.
Bagaimana tidak, pemain yang punya rambut unik itu mampu membobol gawang Setan Merah sebanyak tiga kali, meskipun Madrid tetap kalah 3-4.
Moment itu sendiri bisa dibilang menjadi kenangan paling indah Ronaldo selama merantau dan menjalani karier sepak bola di Eropa.
Ya, sepanjang kariernya memperkuat PSV, Barcelona, Inter Milan, Real Madrid, dan AC Milan, Ronaldo tak pernah sekalipun bisa menjuarai Liga Champions.