Bawa AS Roma ke Final UECL, Jose Mourinho Ukir Rekor di Luar Nalar
INDOSPORT.COM - AS Roma berhasil melaju ke final UEFA Conference League 2021-2022 setelah melibas Leicester City pada Jumat (6/5/22) dini hari WIB.
Gol tunggal Tammy Abraham menjadi kunci kelolosan ke partai puncak. Selanjutnya, mereka akan berhadapan dengan Feyenoord di Air Albania Stadium pada 26 Mei mendatang.
Pesta kemenangan AS Roma dibarengi rekor luar biasa Jose Mourinho. Dia menjadi satu-satunya pelatih yang mampu mencapai final kompetisi Eropa dengan empat klub yang berbeda.
Seperti diketahui, Jose Mourinho merupakan salah satu pelatih yang terbilang sukses di kancah Eropa. Perjalanannya dimulai saat membawa FC Porto menjuarai Liga Champions pada 2004.
Kisah Jose itu seperti mimpi disiang bolong sekaligus menggemarkan dunia sepak bola Eropa, bagaimana tidak tak ada yang menyangka bahwa wakil Portugal itu akan menang mudah melawan AS Monaco di final.
Setelah cukup lama, ia kembali memenangi Si Kuping Besar bersama Inter Milan pada 2010. Bahkan, Mourinho mempersembahkan treble winner saat itu.
The Special One kembali menembus final kompetisi Eropa, kali ini ia mengantarkan Manchester United merengkuh gelar Liga Europa pada 2017.
Sayang, gelar tersebut tak membuat kariernya berumur panjang di Old Trafford. Ia harus dipecat manajemen Setan Merah setelah gagal memenuhi ekspektasi klub.
Sebelum menangani AS Roma, Jose Mourinho sempat menangani Tottenham Hotspurs sayang ia kembali merasakan pemecatan setelah beberapa kali mencatatkan penampilan kurang memuaskan.
Kini, Mourinho seperti hidup kembali bersama AS Roma dan sukses mengantarkan klub ibu kota Italia menjejak final Liga Konferensi Eropa untuk pertama kalinya.
1. Deretan Penghargaan Pribadi Jose Mourinho
Kesuksesan Jose Mourinho dalam merengkuh berbagai trofi bergengsi bersama klub, berjalan lurus dengan berbagai gelar individual yang dipersembahkan kepadanya.
Selama karier kepelatihannya, ia telah dianugerahi gelar pelatih klub terbaik dunia sebanyak empat kali. Gelar tersebut pertama kali Mourinho dapatkan saat di FC Porto pada 2004.
Keberhasilannya menjuarai Liga Champions bersama FC Porto membuat Chelsea kepincut dengannya. Alhasil, dia pun sukses memberikan gelar Liga Inggris bagi The Blues pada musim 2004/05.
Lagi-lagi The Special One kembali mendapatkan gelar pelatih klub terbaik saat itu. Prestasi tersebut membuatnya mulai dipandang sebagai manajer elite Eropa.
Setelah cukup lama tak mendapatkan gelar individu, Jose Mourinho kembali merengkuh gelar pelatih klub terbaik dunia kala menukangi Inter Milan pada musim 2009/10.
Bukan tanpa alasan ia dianugerahi gelar bergengsi tersebut. Pasalnya pelatih berusia 59 tahun membawa Nerazzurri memenangi treble winner.
Performa gila Jose Mourinho di Inter Milan membuat Florentino Perez membajaknya ke Santiago Bernabeu. Tak perlu waktu lama ia langsung sukses memberikan gelar Liga Spanyol 2011-2012.
Titel Liga Spanyol tersebut kembali membuatnya dianugerahi pelatih klub terbaik dunia dengan mengalahkan beberapa pelatih top kala itu.
Semenjak saat itu Jose Mourinho mengalami penurunan performanya bersama beberapa klub asuhannya, tak jarang beberapa pihak menilai bahwa taktiknya sudah usang di era sekarang.
Namun The Special One membungkam pendapat beberapa kalangan dengan membawa AS Roma mencapai final Liga Konferensi Eropa dan siap menambah koleksi trofinya.
2. Sempat Cibir Gol Tetangganya di Liga Italia
Lazio sukses meraih kemenangan penting pada pekan ke-35 Liga Italia. Bertandang ke markas Spezia pada Sabtu (30/04/22) lalu, Biancocelesti meraih kemenangan tipis 4-3.
Meski demikian, kemenangan itu kini menjadi sorotan. Pasalnya, gambar yang beredar di media sosial menunjukkan Acerbi berada dalam posisi off-side saat mencetak gol tersebut.
Hal ini pun kemudian menimbulkan kekecewaan pelatih AS Roma, Jose Mourinho, yang ia ungkapkan di sesi konferensi pers usai Giallorossi bermain imbang dengan Bologna.
“Saya sudah melatih 22 tahun dan tak ada yang berubah. Maaf, banyak hal berubah di sepak bola tapi kalian tidak,” katanya sambil menunjuk para wartawan seperti dilansir Football Italia.
“Satu hal lagi yang tak berubah adalah 22 tahun lalu Anda bisa memenangi laga dengan gol off-side, dan Anda masih bisa melakukannya lagi sekarang. Kemarin, ada sebuah tim yang memenangkan pertandingan dengan gol yang off-side,” pungkas Jose Mourinho.
Baca Selengkapnya: Kesal Golnya Dicibir Jose Mourinho, Lazio Bawa-bawa AC Milan dan Tonali