Bawa AC Milan Raih Scudetto, Ivan Gazidis Soroti 'Arab Money' PSG hingga Man City
INDOSPORT.COM - CEO AC Milan, Ivan Gazidis menyentil Paris Saint-Germain (PSG) hingga Manchester City usai membawa I Rossoneri menyabet gelar Liga Italia alias scudetto.
Sindiran Ivan Gazidis ia lontarkan saat melakukan wawancara dengan The Guardian. Dalam sesi wawancara tersebut, Gazidis disinggung tentang nasib sepakbola di masa depan.
Ia merasa, jika tren sepakbola sudah bergeser. Di mana klub-klub sultan sudah menguasai industri. Alhasil ia merasa ada kesenjangan yang cukup curam antara Paris Saint-Germain (PSG) dan Manchester City dengan tim-tim lain.
"Tanpa nilai, sepak bola kosong. Ini 22 jutawan menendang potongan-potongan kulit di sekitar sepotong rumput. Sepak bola adalah perasaan komunitas dan nilai-nilai bersama," ucapnya.
"Saya tidak khawatir untuk Manchester City, PSG atau Newcastle karena mereka memiliki kepemilikan yang sangat mendukung,"
"Saya khawatir untuk sisa sepak bola. Jauh lebih kuat untuk menciptakan sesuatu daripada berdoa agar individu atau negara bangsa yang kaya akan menyelamatkan Anda,"
Eks petinggi Arsenal itu pun berharap insan yang terlibat dalam dunia kulit bundar memikirkan nasib industri sepakbola agar dapat menciptakan nilai keadilan.
"Sangat penting bagi kita semua untuk memikirkan hal ini secara mendalam dan memindahkan sepak bola ke model yang lebih berkelanjutan di mana semua orang dapat berpartisipasi dan itu benar-benar didasarkan pada gagasan daripada akses ke uang.”
Selain memberikan pendapatnya mengenai 'Arab Money', Gazidis juga turut menyinggung keberadaan Liga Super.
Gazidis blak-blakan mengapa AC Milan sempat tergiur ikut dalam proyek yang menimbulkan kontroversi tersebut.
1. Tanggapan Gazidis
Menurutnya, proposal yang dibawa Liga Super membawa kesegaran di industri sepakbola. Gazidis pun membandingkan dengan Liga Inggris.
“Lihat, Liga Super yang sebenarnya adalah Liga Premier yang memiliki penonton global dan menjauh dari liga-liga Eropa lainnya," ujarnya.
"Jika kita tidak melakukan apa-apa, itu akan menjadi masa depan sepakbola. Saya telah hidup dalam gelembung itu dan Liga Premier telah melakukan pekerjaan yang fantastis. Tapi proposal Liga Super dipandang sangat berbeda di Italia daripada Inggris.
"Akankah pendukung Atalanta misalnya benar-benar santai tentang Liga Super? Atalanta adalah kisah yang luar biasa. Leicester City adalah kisah yang fantastis. Pilihan sulit kami di Milan hanyalah berada di [Liga Super] atau tidak.
"Kita perlu membicarakannya. Yang paling penting adalah memiliki model yang berkelanjutan untuk sepak bola Eropa,"
Selain itu, Gazidis juga angkat bicara mengenai isu penjualan klub yang saat ini tengah santer berembus. Gazidis membocorkan bahwa ada dua 'perusahaan' yang berniat mencaplok AC Milan. Kendati begitu, Elliott Management bakal memilih 1 yang terbaik.
Entah siapa yang akan dipilih Elliott, Gazidis menjamin bahwa tak akan ada perombakan besar-besaran di jajaran managemen I Rossoneri.
"Mereka sedang dalam beberapa diskusi. Mereka belum mencari untuk menjual tetapi orang-orang datang kepada mereka. Ada dua kelompok yang sama-sama menyukai dan percaya pada cara Milan modern dibangun,"
"Jadi apakah Elliott tetap atau salah satu dari kelompok-kelompok ini mengambil alih, proyek ini akan memiliki kesinambungan.
"Apakah saya akan tetap sebagai CEO? Saya pasti akan bertahan untuk masa yang akan datang.”
2. Sosok Gazidis
Pria kelahiran Afrika Selatan ini adalah salah satu tokoh yang dianggap berjasa atas kebangkitan AC Milan.
Menjadi CEO Arsenal selama 10 tahun sebelum bergabung dengan AC Milan, Gazidis berhasil mempersembahkan 3 Piala FA dan 3 Community Shield semasa mengabdi untuk The Gunners.
Kepindahannya ke AC Milan pada tahun 2018 silam terjadi bersamaan dengan pergantian tampuk kepelatihan Arsenal dari tangan Arsene Wenger ke tangan Unai Emery.