3 Alasan Mengapa Lionel Messi Lebih Jago Saat Bermain di Timnas Argentina Ketimbang PSG
INDOSPORT.COM - Berikut tiga alasan kuat mengapa Lionel Messi lebih jago ketika bermain di Timnas Atgentina, ketimbang saat membela klub raksasa Ligue 1 Prancis, PSG.
Sebagaimana diketahui, Lionel Messi baru saja membawa Timnas Argentina mengangkat trofi Finalissima 2022. Bersua juara Euro 2020 yakni Italia, La Albiceleste sukses menang dengan skor telak 3-0.
Lionel Messi mampu menjadi man of the match dalam Laga yang berlangsung diStadion Wembley, London, Kamis (02/06/2022) dini hari WIB.
Eks bintang Barcelona itu mampu membuat kagum para penonton dengan mencetak dua assist yang dikonversi menjadi gol oleh Lautaro Martinez dan Paulo Dybala.
Keberhasilan membawa Timnas Argentina meraih juara membuat dirinya kini mampu menyamai rekor rival abadinya yakni Cristiano Ronaldo.
Ronaldo lebih dahulu memenangi trofi di timnas level senior saat mengantar timnas Portugal menjuarai Piala Eropa 2016 silam. Tidak hanya itu, bintang MU itu juga berhasil membawa pulang trofi UEFA Nations League pada 2019.
Akan tetapi, akhirnya Lionel Messi mampu memenangi trofi pertama di timnas senior dengan membawa Tim Tango menjuarai Copa America 2021. Setelah itu, ia sukses membawa negaranya mengangkat trofi Finalissima 2022.
Penampilan Lionel Messi bersama Timnas Argentina memang berbanding terbalik saat membela PSG. Ia gagal memenuhi ekspektasi penggemar di Paris karena kerap tampil buruk bersama Kylian Mbappe dkk.
Berikut INDOSPORT akan membahas mengenai alasan mengapa Lionel Messi lebih jago saat bermain di Timnas Argentina ketimbang PSG:
1. Kesulitan Adaptasi di PSG
Berbeda dengan Timnas Argentina dan Barcelona yang sudah lama dirinya bela, Lionel Messi sepertinya kesulitan bila bermain bersama tim baru.
Lionel Messi didatangkan oleh PSG dari Barcelona dengan status bebas transfer pada musim panas 2021 lalu. Kehadirannya ke Paris sempat membuat heboh para pecinta sepak bola dunia.
Banyak yang beranggapan bahwa kehadiran Messi ke PSG akan membuat pasukan Mauricio Pochettino tidak terkalahkan karena dihuni oleh beberapa bintang lainnya seperti Mbappe dan Neymar.
Akan tetapi, prediksi itu salah besar karena PSG hanya mampu mengangkat satu trofi yakni juara Ligue 1 Prancis musim 2021-2022. Lionel Messi gagal memenuhi ekspektasi penggemar karena hanya mampu mengemas 11 gol dan 14 assist dari 34 pertandingan di semua kompetisi.
Bahkan saat bermain di kandang sendiri, para suporter PSG sempat memberikan siulan kepada bintang Timnas Argentina tersebut. Kondisi ini membuat Messi cukup kaget karena baru pertama kalinya terjadi dalam kariernya menjadi bintang sepak bola.
Sahabatnya di PSG yakni Neymar sempat buka suara terkait penampilan Messi yang dinilai buruk. Ia mengaku kalau La Pulga kesulitan beradaptasi karena bermain di lingkungan yang benar-benar baru.
"Leo telah menghabiskan bertahun-tahun di Barcelona. Sulit untuk beradaptasi. Sulit buat mengubah tim dan kota," ujar Neymar kepada Canal+.
"Selain itu, dia datang bersama keluarganya. Bahasanya juga berbeda. Ada banyak hal yang membingungkan. Ada juga gaya permainan tim, dengan beberapa pemain tidak mengerti cara bermain dia. Jadi semua itu merugikan," tuturnya menambahkan.
2. Lionel Messi Jadi Sosok Penting di Timnas Argentina
Di Timnas Argentina, Lionel Messi menjadi sosok sangat penting. Dipercaya menjadi kapten membuat Lionel Messi memiliki tanggung jawab besar memimpin rekan-rekannya di lapangan.
Hal itu juga pernah ia lakukan saat memperkuat Barcelona. Lionel Messi yang dipercaya bermain sebagai kapten selalu menjadi mesin gol di kompetisi Liga Spanyol.
Berbeda dengan di PSG, Lionel Messi bukan menjadi pemain penting karena masih ada sosok Kylian Mbappe serta Neymar di lini depan. Ia juga bukan seorang kapten karena Mauricio Pochettino telah menunjuk Marquinhos.
PSG Tidak Menerapkan Gaya Permainan Lionel Messi
Di Barcelona dan Timnas Argentina, siapa pun pelatihnya pasti akan menggunakan formasi yang dapat mengeluarkan potensi terbaik Lionel Messi.
Jadi bisa dibilang, sistem permainan Barcelona dan Timnas Argentina mengikuti gaya permainan sang mega bintang. Hal itu bertentangan dengan PSG di bawah besutan Mauricio Pochettino.
Adanya banyak pemain bintang di PSG membuat Mauricio Pochettino tidak ingin mengambil resiko dengan menganakemaskan Lionel Messi.